KLANDESTIN••16

22 12 3
                                    

Happy Reading!!!
🌻👾🍉

Setelah bertemu dengan ayahnya untuk memastikan, sekarang Claudia berada di kamarnya. Bahkan ketika Bunga menanyakan mengapa dirinya tampak murung dari biasanya, Claudia mengabaikannya.


"Saya memang bersama Anita, tetapi saya tidak menghianati Bunga,"

"Bundamu cinta pertama ayah, Claudia. Rumah ayah, tempat ayah pulang dan bertukar cerita"

Ucapan yang dilontarkan Gunawan terus berputar pada kepala Claudia. Claudia merenungi kata setiap kata yang ayahnya ucapkan.

Apakah bundanya tahu? Jika iya, mengapa bundanya menyembunyikan semua darinya. Apa karena dirinya hanya seorang anak, jadi ia tidak perlu untuk tahu?

Claudia yakin, bundanya pasti telah tahu semua yang terjadi tapi memilih untuk bungkam.

Claudia ingin menanyakan apakah bundanya tahu tentang Anita?

Claudia marah jika bundanya tahu lalu menyembunyikan semuanya, tetapi Claudia juga tidak tega pada sang bunda.

Cobaan apa lagi ini? Mengapa masalah dalam hidupnya tidak kunjung selesai. Lalu apakah Katherine juga tahu hal yang serupa? Apakah hal yang Katherine karena ia membenci dirinya?

Berarti, Katherine adalah saudara tirinya. Rumit. Mengapa harus Katherine yang menjadi saudara tirinya?

Andai saja kakek dan neneknya masih ada, maka Claudia ingin menceritakan semua yang terjadi.

Jujur, Claudia bingung mencerna hal-hal yang terjadi pada hidupnya akhir-akhir ini.

Ayahnya meminta agar dirinya dan bundanya selalu waspada, dirinya dan sang bunda yang dicelakai oleh pak Yogi tanpa alasan yang pasti, Katherine adalah saudara tirinya.

Setelah ini hal mengejutkan apa yang akan datang? Claudia mengacak rambutnya seraya berdecak. "Argh, melelahkan,"

Claudia butuh hiburan sekarang, maka ia menghubungi Sandra.

Beruntung dirinya memiliki seorang teman seperti Sandra yang setiap saat selalu bersedia untuk menemaninya.

Claudia tidak bisa membayangkan, bagaimana hidupnya jika tidak ada Sandra. Selain  bunda Sandra adalah orang kedua yang mampu menghilangkan seluruh penat yang dirasakannya.

Claudia mengambil jaket hitamnya untuk dipakai dan hanya membawa ponsel disakunya. Saat keluar dari kamar, Bunga bertanya pada putrinya yang sudah bersiap.

"Claudia mau kemana, sayang? Sudah malam."

Begitupun Claudia yang melihat wajah Bunga terkena basuhan air bertanya. "Bunda mimisan?" Bohong jika Claudia bisa mengabaikan sang bunda.

Bunga tersenyum dengan bibir pucatnya. "Bunda istirahat. Claudia mau keluar sebentar." Walaupun merasa khawatir, Claudia berbicara dengan nada yang tidak hangat seperti biasanya.

Bunga yakin ada apa-apa dengan putri tunggalnya ini. "Kemana? Jangan pulang terlalu larut."

"Hanya sebentar, pukul sebelas Claudia sampai di rumah." Bunga menunduk sedih. Bunga takut sesuatu terjadi pada putrinya, tetapi Bunga tidak bisa terlalu mengekang sang putri.

"Cepat pulang, sayang." Claudia mengangguk lalu menyalami tangan bundanya.

Claudia memakai motornya untuk pergi ke kafe Garda seperti biasa. Tidak terlalu jauh dari rumah. Butuh lima belas menit untuk ke sana.

-----KLANDESTIN-----

Ternyata Sandra telah sampai duluan, bisa dilihat bahwa Sandra telah duduk dengan rapi sambil memainkan ponselnya. Mereka berada di lantai dua seperti biasa yang sepi pengunjung.

KLANDESTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang