siuman

489 48 1
                                    

Entah untuk keberapa kalinya pia menatap tubuh lara yang terbaring lemas di atas kasur rumah sakit.

Bau obat yang sangat menyengat membuat perasaan merasa bersalah terus menghantuinya.

Jangan tanya kemana perginya hargan lelaki itu telah pergi satu jam yang lalu karena panggilan sang ibu.

" kak..

" Lo pasti bisa ngehadapi ini semua, percaya deh sama gw". Ucapnya menggenggam jari jemarinya.

"Lo jangan pergi dulu deh..

" kita belum jalan jalan bareng". Candanya
sambil tertawa dengan derai airmata yang terus mengalir

"Minum dulu". Merasa ada sesuatu yang menempel di pipinya membuat pia melihat ke arah asal botol itu.

" Lo aja yang minum". Menghapus air matanya dengan cepat.

" cepat banget berubahnya, padahal kemaren Lo ngejar ngejar gw".

" bisa diam gak??, kalau lara kebangun gmn??". Menatap sinis.

" jadi Lo gak pengen lara bangun?".

" bukan gtu..

" dari pada Lo marah marah,bagus loh minum". Membuka tutup botol minum dan menyodorkanmu.

" Jangan bikin gw tambah jatuh bisa gak?".

" emang kenapa?, bukannya Lo suka kalau gw kayak gini?".

" Sekarang gw gak suka".

"Mksd Lo?". Mengerutkan jidatnya bingung dengan jawabanmu.

"Dek..".

Mata yang sudah lama terpejam sekarang telah terbuka dengan bibirnya yang terlihat sangat pucat.

Deruhan napas pia mulai memompa lebih kencang saat suara yang dulu sangat ia benci memanggil namanya.

"Kak!!". Memeluknya dengan erat.

Suasana ruangan yang sangat dingin berubah menjadi hangat karena Pelukan yang terjadi antar keduanya.

" kak!!".

" maafin piaa!!!".

" pia salah!!".

" Pia menyesal kak!!".

"Harusnya pia gak pernah benci sama kakak!!".

Lara tersenyum kecil dan mengelus rambut pia dengan sangat lembut.

" udah..

" Kakak udah maafin dari dulu kok".

" jangan nangis".

Melepaskan pelukannya dan menatap kedua mata lara dengan tatapan sendu.

" Mau duduk?". Ucap pia.

" iya,kakak capek baring terus".

"Biar aku-

" gausah biar gw aja". Memotong ucapan hargan.

Dengan hati hati pia menaikan ketinggian kasur lara agar bisa duduk dengan nyaman.

" Kakak lapar gak?". Ucap pia dengan mata yang berbinar.

" Kakak gak lapar dek".

" satu suap aja deh,mau yah kakak cayangg..". Mengedipkan kedua matanya.

Membuka mulutnya saat melihat tingkah pia yang menurutnya sangat imut.

"Nahhh,gtu dong kak.." menyuapnya dengan ala ala pesawat terbang.

" drettt!!!". Suara dering telpon pia berbunyi.

" hallo mah.."

...

" baru aja".

...

" pia otw".

...

"Iya".

Menutup telpon dengan cepat dan memberikan mangkok bubur kearah hargan.

" suapin kak lara, sebentar gw balik". Beralih menatap lara dengan tatapan tajam.

" habisin!!"

"Kakak udah seminggu gak ada makan".

" iya adekkk"

" Yaudah adek pergi dulu.." memeluk sang kakak dan melangkah pergi.

Hargan Menatap punggung pia yang mulai menghilang.

" beneran berubah.." gumamnya.








Next?

Fight For Love (End) Haruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang