Jaket

520 50 5
                                    

Hari ini adalah hari Minggu pia selalu menyempatkan diri untuk membersihkan kamar yang sudah terlihat seperti kapal pecah.

Mengambil semua kertas yang belum sempat ia buang bulan lalu yang berisi coretan surat yang pia buat untuk hargan ia masih mengingat dengan jelas bagaimana ia sangat bingung mengucapkan kata kata yang indah untuk hargan.

Walaupun saat itu hargan selalu menolaknya rasa ingin memiliki terus menjadi-jadi menurut pia pesona dari hargan yang selalu menolaknya membuat dirinya semakin tertarik.

Namun sekarang rasa yang menggebu-gebu saat melihat hargan mulai memudar entah apa sebenernya yang terjadi ia jg bingung.

Saat ingin melihat kearah kiri disana terlihat jaket milik hargan yang ia berikan kepada pia semalam.

Mulai melipatnya dengan rapi dan memasukkan kedalam tasnya

.
.
.
.
.
.
.

"Nih jaket Lo". Meluruskan tanganmu sambil menyodorkan jaket milik hargan.

Hargan tidak menyentuh jaket yang di pegang pia namun ia malah menatap dalam wajah pia.

" Gausah natap gw kaya gtu, gw sadar kok gw cantik..". Mengibas rambutmu.

"Emang". Jawab hargan dengan cepat.

Mungkin kalau dulu hargan mengatakan perkataan seperti sekarang mungkin pia akan menggulingkan tubuhnya di aspal karena salting yang tak tertahankan.

Namun sekarang hanya perasaan geli yang ia rasakan saat mendengar perkataan hargan.

" Dalam hitungan 3 kalau Lo gak ambil,gw buang jaket Lo". Membuka tutup Tong sampah dan mengarahkan jaket hargan ke dalamnya seakan seakan ingin membuangnya.

"Satu..".

"Dua..".

"Ti...". Mengantungkan ucapannya.

"Perasaan itu beneran hilang?". Ucap hargan melangkah mendekatimu.

" Yah.. Lo pikir aja sih..". Melangkah mundur.

" Gak boleh!!!". Mendorongmu ke arah tebok dengan kasar.

"Aw!!!!". Ringis mu saat hargan mencengkram dagumu dengan erat.

" Gw sayang sama Lo Pi..". Lirihnya.

Pia hanya menggelengkan kepalanya menandakan bawah dirinya tidak menyetujuinya perkataan hargan.

Air mata pia mulai keluar saat dagunya terasa sangat perih karena kuku milik hargan.

Di detik itu juga hargan mengangkat kedua tangan mu keatas dan menahannya dengan satu tangan.

Menciummu dengan kasar dengan sisah tenaga pia mengigit lidah miliknya namun usaha untuk menghentikannya gagal karena hargan lebih dulu mengigit bibirmu.

Hingga mengeluarkan darah segar yang terus mengalir.

Pia menangis dengan keras namun itu tidak membuat hargan berhenti dengan aksinya.

"MESUM!!!!!". Teriak seorang siswa yang sedang melewati perpustakaan.

Hargan yang mendengarkan teriakan dari seseorang langsung menghentikannya dan mengusap dengan lembut bibirmu.

" Sakit yah?,maaf..".

"PLAK!!!!!!". Menampar pipi hargan dengan keras hingga hargan memiringkan wajahnya.

" Gw benci banget sama Lo!!!". Ucap pia dengan isakan tangis yang henti.

Fight For Love (End) Haruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang