• 𝙅𝙖𝙡𝙖𝙣-𝙟𝙖𝙡𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙗𝙖𝙧𝙞 𝙣𝙤𝙨𝙩𝙖𝙡𝙜𝙞𝙖 •

120 9 0
                                    

🗡🩹🗡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🗡🩹🗡

“Mas Yuki, ayo!”

“Iya, sayang” balas Fukuzawa mencabut kunci rumah setelah berhasil mengunci pintunya.

Fukuzawa menggapai tanganmu dan digenggamnya erat. Kamu hanya tersenyum dengan perlakuan Fukuzawa.

Kalian mulai berjalan meninggalkan halaman rumah.

Selain matahari yang masih bagus di jam ini, alasan kamu dan Fukuzawa memilih untuk berjalan kaki ialah, dekatnya jarak taman komplek dari rumah.

Selama di perjalanan menuju taman komplek. Kamu dan Fukuzawa sedikit bernostalgia tentang masa-masa di mana baik kamu dan Fukuzawa ternyata memiliki perasaan yang sama, namun terlalu takut untuk mengungkapkan isi hati kalian.

“Mas, aku masih engga nyangka deh”

“Tentang apa itu, sayang?”

“Aku masih engga nyangka bisa jadi istri kamu”

Fukuzawa terkekeh, “Mas juga gitu, sayang. Masih engga nyaka kalau kamu menerima mas sebagai pendamping kamu, rasanya juga seperti mimpi kalau sekarang, tidurnya udah ada yang nemenin” ujarnya lembut dan kamu balas dengan senyuman.

“Mas ingat engga sih, dulu mas melamar aku di taman komplek juga”

Seketika Fukuzawa salah tingkah sendiri. Ditandai dengan kedua daun telinganya yang memerah. Kamu yang sadar akan hal itu, terkekeh gemas jadinya.

“Mas...”

“Jangan dibahas lagi, sayang. Mas rasanya mau ngilang aja” ucap Fukuzawa cepat dan kamu tertawa.

“Asal kamu tau ya, mas. Disaat itu rasanya aku pengen nangis karena sok-sokan nanyak soal lamaran kamu, yang aku kira mau lamar perempuan lain, walau--”

“Walau pada akhirnya kamu tetap menangis karena kesal dan senang disaat yang bersamaan, kan?” potong suamimu, Fukuzawa diakhiri kekehan pelan.

Tanganmu yang lainnya, yang tidak digenggam oleh Fukuzawa kamu gunakan untuk memukul pundak suamimu itu pelan.

Setibanya kamu dan Fukuzawa di taman komplek, kalian memilih untuk duduk di salah satu bangku taman yang mengarah ke kolam ikan yang cukup luas.

“Mas...”

“Iya, sayang?” sahut Fukuzawa tanpa melepasakan genggaman tangannya padamu.

“Terimakasih, yah”

“Buat apa, hmm?”

“Buat semua cinta dan perhatian yang mas beri buat aku. Buat kesetian mas sampai detik ini pada aku, pokoknya buat semua kebaikan, mas. Terimakasih ya”

“Sama-sama, sayang. Apapun buat kamu, pasti mas berikan”

“Semuanya?” tanyamu memastikan.

“Iya, semuanya. Kamu butuh mas buat jadi sandaran kamu, mas akan ada untuk itu. Kamu butuh waktu mas, mas akan senantiasa berusaha memberikan waktu yang mas punya buat kamu. Jadi apapun yang kamu butuhkan dan kamu inginkan, tolong sampaikan kepada mas ya, sayang. Jangan diam apalagi dipendam sendiri. Ada mas di sini buat kamu. Ada mas yang selalu dukung kamu” ujarnya panjang lebar membuat mata kamu mendadak berkaca-kaca.

“Hayo, jangan nangis, ah. Niat kitakan buat senang-senang ke sini, jangan nangis ya, sayang” ucap Fukuzawa menenangkan dirimu. Ia tarik dirimu untuk masuk ke dekapannya.

Kamu dengan senang hati membalas dekapan Fukuzawa, “Sekali lagi terima kasih, mas Yuki” gumammu pelan.

“Iya, sayang” balas Fukuzawa dengan tangan yang terus menepuk-nepuk pundakmu pelan dan diselingi dengan kecupan-kecupan ringan di puncak kepalamu.

Dengan ini, kamu nyatakan, kamu jatuh cinta untuk kesekian kalinya. Jatuh sejatuh-jatuhnya kepada laki-laki yang sama. Laki-laki yang senantiasa membersamai kamu dari dulu hingga detik ini. Laki-laki yang selalu tau membuatmu tersenyum dan ia adalah suamimu, Fukuzawa Yukichi.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC. 31/10/2023.

𝙃𝙪𝙗𝙗𝙮 : 𝙁𝙪𝙠𝙪𝙯𝙖𝙬𝙖 𝙔𝙪𝙠𝙞𝙘𝙝𝙞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang