🎸🎸🎸
Isa meyakinkan Doki untuk pulang lebih dulu. Dengan sungguh-sungguh Isa menjamin dirinya baik-baik saja. Kebetulan malam itu, orang tua Isa sedang tidak di rumah sampai lusa. Isa bebas menginap dimana saja, asal Doki mau diajak kerjasama agar tak melapor perbuatannya.
Doki mengiyakan, meskipun sebenarnya ia tak benar-benar pulang.
Jay sibuk di depan laptopnya. Entah pekerjaan apa yang ia kerjakan. Sejak tadi Isa tak diajak bicara.
Beberapa telpon juga sempat masuk ke ponsel Jay. Semuanya terkait pekerjaan dan terdengar membosankan namun panggilan satu ini membuat Isa menyimak dengan serius.
"Halo Jen??"
"..."
"Bentar ya. Gue cek." Jay kembali menggulir mouse. Wajahnya tampak serius.
"Lo yakin liriknya begini? Gue rasa bagian bridges perlu ditambah lagi satu dua baris."
"..."
"Itu juga bagus. Kita lihat aja nanti bagusan versi mana."
"..."
"Oke. See you. Have a great day, Jennifer?"
Jay memutus sambungan telponnya. Kembali serius membaca teks di layar laptopnya.
Isa penasaran. Ia mencuri pandang dari belakang Jay.
Jay yang menyadari tingkah Isa segera menggeser arah layar laptopnya.
"Heh! Orang luar gak boleh lihat. Ini rahasia negara."
Isa bersungut sebal. Ia gulingkan tubuhnya sendiri ke ranjang king size empuk itu. Dirinya menggulung diri seperti kimbab di atas bedcover putih tebal bak lembaran nori.
Jay melihatnya gemas.
Tak pernah sedetikpun ia tak gemas sama kelakuan Isa."Tau gitu tadi ikut Doki pulang. Kak Jay cuekin aku."
"Sebentar ya! Kakak kerja dulu."
"Siapa sih Jennifer itu? Pasti orang tadi yang dibahas Kak Jake." Isa memulihkan posisinya. Kini duduk tegap tepat di tengah-tengah kasur.
"Temen kerja." Jay hanya menjawab seperlunya. Matanya masih fokus pada laptopnya.
"Tapi kenapa Kak Jake bilang Kak Jay sering nyebut nama dia?"
"Ya karena kita sedang kerjasama sekarang."
"Umurnya berapa?"
"Dua lima. Lebih tua setahun dari Kakak."
"Dia cantik?"
"Cantik."
"Tuh kan. Kak Jay pasti naksir sama Jennifer. Dia juga sudah dewasa."
Jay tidak tahu berhubungan dengan bocah sangat melelahkan seperti ini. Sifat manja perempuan memang perlu, tapi kalo childish sih big no. Tapi Isa memang masih child beneran gimana dong?
"Denger ya, Isa Lee! Dengerin baik-baik karena Kakak cuma akan bilang ini sekali. Kakak gak bisa macarin kamu karena kamu masih kecil. Seharusnya hubungan kita sebatas idola dan fans. Atau paling tidak sebatas kakak adik.
Tapi nasi sudah jadi bubur. Hubungan kakak adik pun tidak mungkin karena kakak sudah melakukan hal yang lebih dari sekedar kakak adik berkali-kali. Dari awal memang seharusnya kita gak pernah memulai hubungan ini. Oke... bagian itu memang salah Kakak. Kakak yang memulai. Tapi Kakak juga gak mau semakin rumit. Kalau kamu masih mau ada di sekitar Kakak, nurut dan diam! Itu aja syaratnya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙼𝚈 𝙶𝚄𝙸𝚃𝙰𝚁𝙸𝚂𝚃 𝙱𝙾𝚈𝙵𝚁𝙸𝙴𝙽𝙳
FanfictionJAY, gitaris handal dari grup band Jaques ditakdirkan bertemu ISA, salah seorang penggemar beratnya yang berhasil memenangkan event 'One Day Dating with Jay' oleh agensi Jaques Band. Sejak saat itu, keduanya nekat menjalin hubungan terlarang yang be...