036. one in a billion

813 47 35
                                    

🎸🎸🎸

Museum Oceanografi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Museum Oceanografi

"Kak Jay sudah lama bekerja di sini?"

Jay dan Isa berdiri bersebelahan. Menatap aquarium raksasa di depannya dengan berbagai satwa laut yang lalu lalang menyapa mereka bergantian.

"Mm.. Mungkin hampir dua tahun."

Telapak kanan Isa menyentuh kaca tebal di depannya, lalu mengusapnya sebentar.

"Jadi Kakak setiap hari membersihkan kaca ini?" Netra Isa bergetar. Tak sanggup membayangkan pekerjaan berat prianya.

"Ya begitulah. Membersihkan toilet pengunjung juga. Apapun yang harus dibersihkan."

"Kak Jay pasti capek."

"Engga."

"Bohong. Museum ini luas. Kak Jay pasti capek setiap hari kerja begini."

"Aku di sini bukan untuk bekerja, tapi menunggumu. Tak satu haripun lelah kalau optimis aku akan segera bertemu denganmu di sini."

"Tapi dua tahun itu tidak sebentar."

"Asal aku kembali bertemu denganmu, dua atau dua puluh tahun tidak masalah. Monako negara kecil. Aku yakin setidaknya dua kali setahun kamu pasti ke sini. Seperti katamu dulu, kamu suka museum ini, kamu ingin aquarium date di sini."

"Tapi selama ini aku di Swiss Kak." Kenyataan pahit ini harus Isa katakan. Betapa mirisnya Jay selama ini menunggunya di negara yang salah.

"Oh."

Bangsat. Gue salah negara.

Jay tak sanggup untuk tidak menertawakan kebodohannya sendiri.

"Hahahahaa.. "

Isa ikut tersenyum saat memperhatikan deretan gigi rapi Jay yang terlihat. Lesung pipi kirinya menambah pesona yang memikat.

"Tapi.. nyatanya kamu ke sini kan hari ini? Takdir sudah memilihmu untuk terikat denganku karena aku sendiri merasakannya. Inilah takdirnya, satu di antara satu milyar." Yakin Jay. Tak ada penjelasan yang lebih indah selain menyebut pertemuan mereka hari itu adalah takdir.

"Terimakasih ya, Kakak sudah bersabar menungguku."

"Untukmu dan buah hati kita juga. Anak kecil tadi Jane?"

"Bukan. Itu keponakannya Sangwon. Jane di Swiss."

"Ah. Berarti anak kita sungguh perempuan? Benar kan? Dia pasti cantik sepertimu."

Isa mengangguk.

"Apa dia sudah pandai bicara sekarang? Apa Jane pernah menanyakan dimana ayahnya?"

"Nanti kita ke Swiss bertemu Jane."

𝙼𝚈 𝙶𝚄𝙸𝚃𝙰𝚁𝙸𝚂𝚃 𝙱𝙾𝚈𝙵𝚁𝙸𝙴𝙽𝙳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang