038. bite me ⚠️

2.3K 54 21
                                    

⚠️ 18+

🎸🎸🎸

"Akhirnya sampai rumah juga. Sini masuk Sayang!" Jay menuntun Isa agar turut masuk ke apartemen studio sewanya yang sangat kecil. Kalau dibandingkan dengan kamar Isa di istana, mungkin hanya sepertiganya saja.

Baru sekarang rasa kantuk Jay menyerang. Hari sebelumnya tidurnya memang sangat kurang. Berkat kehadiran Isa membuat matanya kembali terang.

Pria itu segera menghempaskan diri ke sofa single berwarna abu.

Isa mengedarkan pandangan ke setiap sisi. Ternyata selama dua tahun ini, Jay mencarinya sambil menetap di tempat sempit seperti ini. Mana salah negara lagi. Malang sekali.

"Kursinya cuma satu Kak?"

"Ah iya. Maaf ya?! Sementara duduk aja di sini!" Jay menunjuk pahanya sendiri.

Isa menurut. Kakinya juga pegal seharian berjalan kaki sampai hampir semaput.

Jay cekikikan dalam hati. Gadisnya mudah sekali diakali.

Isa hati-hati sekali menyamankan posisi. Jay tidak akan keberatan tubuhnya, kan?

Kini wajah rupawan Jay tepat di depan mata. Isa bahkan bisa melihat bayangan wajahnya sendiri di netra jernih sang pria.

"Jadi inget waktu dulu memangku kamu sambil nyetir. Hehe." Jay terkekeh ringan. Seluruh momen indah dangan Isa di masa lalu masih tersimpan.

"Pas pulang konser itu? Itu bahaya banget tahu. Untung aja gak celaka. Lagian Kakak mau bawa aku kemana waktu itu?"

"Ke apartemen Kakak."

"Pasti mau mesum kan?" Isa sudah hafal tabiat Jay dulu seperti apa.

"Hehe. Tapi Kakak bersyukur hari itu gak jadi. Gantinya malah pas ulang tahunmu. Memorable banget sih dikasih hadiah keperawanan sama penggemar." Jay terus saja menggoda Isa. Gadis itu sudah memerah menahan malu.

"Tapi kamu gak nyesel kan?" Jay lebih dulu menyela. Semua tragedi hidup mereka berawal dari situ. Jay takut Isa tak nyaman dengan hal itu.

"Gak kok. Isa bahagia waktu itu. Sama bahagianya seperti sekarang." Bagi Isa, tak ada yang lebih penting daripada memiliki Jay seutuhnya.

Keduanya kompak melempar senyum termanis dan tulus yang mereka punya. Getaran bahagia terpancar di wajah mereka berdua.

"Kamu cantik banget sih. Lebih dewasa sekarang. Lebih matang dan menggairahkan." Jay sedikit memelankan suaranya di kata terakhir.

Reflek Isa memukul dada Jay pelan setelah mendengar kata terakhir.

"Apa sih?"

"Cantik banget serius. Anak siapa sih? Ah iya anak Kaisar." Awalnya Isa semakin bersemu. Tapi kalimat berikutnya membuatnya sedikit sendu. Jay peka kalau kalimatnya ada yang salah satu.

"Ah maaf. Kakak gak bermaksud."

"Gapapa. Udah biasa kok." Justru Isa mencoba menenangkan.

"Kita emang ditakdirkan berjodoh deh. Soalnya sama-sama pernah diusir dari rumah."

Sekalian saja Jay bercanda. Tak disangka Isa tertawa renyah sampai memamerkan deretan gigi putihnya. Sepertinya mereka berdua sepakat berdamai sama masa lalu. Segala tragedi biarlah berlalu.

Setelah tawa mereda, kedua manik mata kembali beradu pandang. Sorot cinta keduanya begitu terang.

"Kak Jay juga ganteng banget."

𝙼𝚈 𝙶𝚄𝙸𝚃𝙰𝚁𝙸𝚂𝚃 𝙱𝙾𝚈𝙵𝚁𝙸𝙴𝙽𝙳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang