Chapter 3 Transmigrasi

302 22 0
                                    

Hari ini hari dimana Revano di kebumikan, Aksa yang paling tidak terima atas kematiannya.

Semua orang meninggalkan kuburan tersebut kecuali para keluarga.

"Aksa ini ada pesan dari Revano setelah lari dari rumah sialan itu" ucap sang Oma.

Cucu tersayang

Nek kalau misalnya Vano meninggal tolong jaga Aksa jangan biarkan dia berubah.

Eh bentar kenapa Aksa ngomong ke gini, tapi gak papa.

Maaf ya kalau Vano punya salah dan terima kasih atas semua.

Oma janji akan jaga Aksa
Nenek memaafkan kamu dan maaf
Jika Oma punya salah dan
Terimakasih telah lahir di keluarga Oma

"Hiks..... Vano!!" Ucap Aksa sambil memeluk Oma Vano.

"Jangan nangis terus kamu harus ikhlas agar Vano bisa tenang..... Hiks...... Aksa ga boleh sedih nanti Vano juga sedih....." Ucap sang Oma untuk menenangkan Aksa.

Aksa menangis dan setelah berhenti ia meminta yang lain pulang lebih dulu, dirinya ingin lebih lama dengan Revano.

"Aku janji gak akan berubah tapi itu sangat membutuhkan waktu untuk aku tenang" ucap Aksa kepada batu nisan tersebut.

.

.

.

.

Di sebuah ruang gelap dan kotor terdapat anak kecil yang memiliki rambut hitam legam dengan pupil mata merah, dia adalah Revano putra sulung dari keluarga Arganta keluarga nomor 1 di dunia.

"Hmm!? Ini dimana?, Aku lupa ayah mengurungku" Ucap anak itu.

Sebuah ingatan muncul di kepalanya.

"Apa itu?" Ucap anak tersebut.

Tes

Tes

"Uh!? Aku dilahirkan kembali? Aku masih hidup Oma Opa Vano masih hidup" ucap Vano.

(Kalian bertanya kenapa dia bisa berkata seperti itu? Karena ingatan yang ia terima bukan Revano pemilik tubuh asli itu tapi Revano tokoh utama kita)

'Bentar ini itu transmigrasi atau reinkarnasi' batin Vano.

"Cih bisa-bisanya gue bertransmigrasi ke kakak dari protagonis pria, mana endingnya mati lagi" ucap Vano sambil mengingat kematian Revano asli.

"Mana gue belum makan dari tiga hari yang lalu" ucap Revano.

Kitt

"Vano maaf ya, Oma sama Opa baru datang. Kamu mau gak tinggal sama kami" ucap sang Oma.

'Vano asli mirip dengan gue cuma beda penyakit, itu semua karena mata yang berwarna merah ini' batin Vano.

Revano mengangguk.

"Kalau begitu Ayo keluar" ucap sang Oma.

Sang Oma memegang tangan cucunya tersebut dan Revano hanya diam sambil mengikutinya tanpa perlawanan.

"Mulai sekarang Vano akan tinggal dengan Opa sama Oma dan untuk kalian, kalian dilarang masuk ke kediaman utama" ucap sang Opa.

"Vano ganti baju ya lalu makan bersama" ucap sang Oma.

Transmigrasi RevanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang