Chapter 5 Rumah

173 10 0
                                    

"Uh!!! Pegal punggungku" ucap seorang wanita.

"Iya aku setuju untuk kali ini" ucap seorang pria.

"Sudah cukup ayo pergi" ucap seorang pria yang menghentikan keduanya.

Mereka adalah Gabriel, Crow dan Revano.

"Iya ayo jangan malah bertengkar" ucap sang Oma.

"Opa akan pergi sebentar, kalian bisa istirahat" ucap sang Opa.

"Baik" sahut mereka.

Mereka masuk ke rumah tanpa izin sang pemilik, sedang keluarga dari pemilik rumah berada di belakang mereka.

'Seharusnya gue ga bawa mereka' batin Revano merasa lelah dengan tingkah mereka.

"Kalian bersih-bersih lalu turun makan dan tidur, besok sekolah Oma sama Opa udah ngedaftarin kalian dan peralatan sudah kami siapkan di kamar kalian" ucap sang Oma.

Mereka mengangguk dan bersih-bersih lalu makan bersama dan tidur.

Di dalam mimpi Revano

"Jir gue di mana" ucap Revano yang bingung dengan apa yang terjadi padanya.

"Vano!?" Ucap seorang pria di belakang Revano.

Revano yang mendengar suara yang familiar itu menengok ke belakang dan melihat orang yang sangat ia kenal.

"Aksa?" Ucap Revano dengan wajah yang bingung.

"Hiks akhirnya lu datang ke mimpi gue Van, lu tau ga gue dari dulu nunggu lu muncul di mimpi gue hiks...... Huaaaa........ Lu tahu ga gue dah mati tapi bertransmigrasi ke novel yang kita baca" ucap Aksa.

Revano yang mendengar itu terdiam.

"Lu tahu gak novel itu ada lanjutannya, ceritanya tentang masa lalu dan kehidupan sehari-hari para tokoh. Lu tahu ga gw suka banget dengan karakter yang namanya sama ke lu, lu dan dia punya nasib sama tapi bedanya ada di penyakitnya. Ternyata mata merah itu bisa liat hantu, keren kan...... Kalau aja gue masuk ke dalam tubuh dia gue bakal seneng karena kalau begitu gw jadi bisa ngerasain yang lu rasain" ucap Aksa dengan air mata yang menetes.

"Cup.... Cup ...... Kalau begitu lu jadi apa di dunia itu" ucap Revano.

"Sialnya gw jadi teman antagonis yang sebenarnya suka sama antagonis itu loh yang cupu padahal cantik yang namanya Aksa Saputra, kalau ada Revano itu gw bakal pacarin dia. Tapi katanya Revano itu tinggal sama Oma nya jadi gw ga mungkin dapetin dia" ucap Aksa.

"Lu mau selingkuhin gw" ucap Revano dengan nada kesal, ya meskipun dirinya adalah orang yang ada di dalam tubuh tersebut.

"ITU SALAH LU SENDIRI hiks..... LU NINGGALIN GW VAN..... Hiks lu jahat.....GW BENCI SAMA LU hiks." Ucap Aksa.

"Lu benci gw" ucap Revano sambil melepaskan pelukannya.

Aksa yang terkejut ketika dirinya tidak di peluk lagi ia mulai menatap sang kekasih dan bertapa terkejutnya dia melihat wajah kesal sang kekasih.

"Van" ucap Aksa sambil mendekati Revano tapi Revano juga mundur.

"Hiks..... Liat lu aja ke gini..... Hiks...... Gw sayang sama lu gw juga cinta sama lu tapi gw benci lu yang ninggalin gw ke gini..... Pergi lu..... Bangsat...... Huaaaa" ucap Aksa.

Revano hanya diam dan menatap sang kekasih, ia memilih pergi meninggalkannya.

"KALAU TAU INI TERJADI, lebih baik gw mati...... Lu ga tahu yang gw rasain Hiks..... Seharusnya sejak awal gw berubah........ Seharusnya gw ga nurutin permintaan lu....... Gw benci sama lu....... Yang udah ngehancurin hidup gw...... Seharusnya gw ngelupain rasa sayang dan cinta itu" guma Aksa di akhir Dengan tatapan kosong ke arah rumput.

Aksa tidak tahu bahwa itu masih bisa di dengar oleh Revano.

Revano membalikkan tubuhnya dan melihat Aksa yang sejak awal sudah hancur.

Revano berlari lalu memeluk tubuh kekasihnya tapi itu tidak ada respon, Aksa menatap kosong lebih tepatnya ia tidak menatap ke manapun.

Revano mencium bibir Aksa berharap itu berhasil tapi nyata tidak, dia sakit melihat Aksa seperti ini hingga tanpa ia sadari air matanya menetes ke wajah sang kekasih.

Aksa mulai tersadar dan melihat kekasihnya itu menangis hanya karena dirinya.

Aksa menjadi lebih tenang dan membalas pelukan Revano, sedang Revano sudah sadar kalau kekasihnya sudah kembali.

Ha....

"Maaf" ucap Vano kepada Aksa.

Aksa memalingkan wajahnya dari Revano.

"Gw janji bakal nemuin lu, peluk lu dan jadiin lu milik gw lagi. Lu cuma tinggal tunggu sampe gw datang, ayo kita ketemu di dunia itu" ucap Vano sambil mengecup wajah Aksa sebagai permintaan maaf.

"Gw sayang sama lu, cinta sama lu sampe gw tolak semua yang pengen jadi pacar gw mau di dunia sebelumnya atau yang sekarang lu itu yang nyelamatin gw kalau ga gw ga tahu apa yang terjadi pada gw, karena itu jangan benci gw hiks..... Gw mohon jangan benci gw..... Hiks Aksa...... Gw cinta sama lu" ucap Revano.

"Gw.... Gw j-" ucap Aksa terpotong ketika angin besar memisahkan mereka.

"Van!!" Ucap Aksa.

"Tenang aja gw akan cari lu kok" ucap Revano.

"Gak jangan tinggalin gw lagi, Van" ucap Aksa.

"Vano!!!"

"Revano!!"

"Revano Arganta!!" Ucap sang Oma.

"Eh Oma?" Ucap Revano.

"Kamu tuh udah Oma bangunin, ayo cepat mandi lalu makan. Udah jam enam" ucap Oma.

"Iya Oma" ucap Revano.

Revano Bagun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi dengan malas.

Di sisi lain

"Revano!!" Teriak Aksa terbangun dari tidurnya.

Bruk

Aksa jatuh ketika seseorang menendang dirinya.

"Sakit anjing" ucap Aksa sambil menatap wajah si pelaku dengan tatapan mengancam.

"Dari pada lu yang teriak-teriak gak jelas dari tadi, mimpi apa sih adikku ini. kakakmu ini pengen tahu siapa Revano itu" ucap sang kakak dengan nada menggoda.

"Pacar Aksa" celetuk Aksa yang membuat sang kakak terdiam dengan rahangnya yang jatuh.

"Dahlah mending mandi, bye" ucap Aksa dengan nada sinis.

"Weh dek udah punya pacar dan lagi lu belok" ucap sang kakak yang tidak percaya dengan apa yang di katakan sang adik.

"Nye" -Aksa.

"MAH PAH, AKSA DAH PUNYA PACAR, MANA SATU GENRE LAGI. ANAKMU ITU BELOK MAH!!!" Teriak sang kakak yang mengundang para penghuni.

"Anjing lu ga sadar lu juga belok" umpat Aksa.

Plak

Brak

"Sakit anjing punya adik gini amat gampang ngambek" ucap sang kakak.

"Ada apa Adit, siapa pacar Aksa" ucap sang mom.

"Gak tahu tapi katanya namanya Revano" ucap adit.

"Kek kenal namanya" ucap sang mom.

Di sisi lain

"Pagi" ucap dua curut dan di balas deheman oleh Vano.

Sekarang hanya beberapa orang yang ada di tempat makan.

_____nenek____anak ke-3____anak ke-2

______________________________________

______vano_______Gabriel________crow

Mereka makan tanpa bicara dan hanya ada suara dentingan peralatan makan saja yang terdengar.

Transmigrasi RevanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang