Chapter 6 Sekolah

174 12 0
                                    

Lima anak sedang berada di mobil yang menuju sekolah dengan suasana yang dingin.

Setelah itu mereka memarkirkan mobil tersebut dan keluar dan membuat semua orang melihat ke arah mereka.

Anjir ganteng banget

Pemandangan yang indah di pagi hari

Ganteng gw

Hala lu maha cocok jadi uke

Wah fujo dia

Emang gw pikir

Kalau gw jadi uke siapa jadi seme-nya

Tentu saja bapak-bapak yang ada jalan itu yang suka ngobrol sendiri.

Anjing lu cewek babi

Plak

Sakit goblok

Bomat

Lalu keluar tiga orang lainnya dan kembalilah keributan tadi.

Gw mau kok jadi uke asal pasangannya cowok mata merah itu

Anjir ngaca babi

Kenapa temanku jahat seperti ini

Aku rasa kalian cocok kalau jadi pasangan

Hala bacot lu fujo

Seperti itukah keributannya.

Ketiga orang tersebut mencari ruang kepala sekolah dan masuk ke kelas, kelas mereka adalah kelas XII IPA 2.

Mereka masuk ke kelas terdapat guru didepan.

"Silahkan perkenalkan diri kalian" ucap sang guru yang bernama Novita.

"Halo namaku Gabriel kalian bisa memanggilku dengan sebutan briel" ucap Gabriel dengan nada imut.

Semua orang hanya berdehem dan bu guru tersenyum senang karena akhirnya dikelasnya terdapat seseorang yang bersemangat.

"Nama gw Crow" ucap Crow dengan nada malas.

Semua berdehem dan guru masih berfikir mungkin dia terlalu malas tidak seperti murid yang lain yaitu para tembok.

"Revano Arganta" ucap Revano dengan nada malas dan muka datar.

Semua berdehem dan guru menyadari dia bagian dari para tembok.

"Silahkan duduk di tempat kosong" ucap sang guru.

"Baik" ucap kedua lalu diangguki oleh Revano.

Mereka berjalan hingga Vano berdiri dan menatap seorang pria yang tengah duduk sendiri dan pria tersebut tahu dan mengangguk.

Akhirnya Revano duduk dengan pria tersebut sedang untuk dua curut mereka sedang berebutan tempat duduk.

Hingga ia harus turun tangan dengan dia menatap tajam keduanya dan mengeluarkan aura yang membuat satu kelas takut.

"Duduk" ucap Revano dengan nada menekan.

Mereka langsung duduk tanpa berebutan hingga Revano menatap lurus ke depan dan menghilangkan aura tersebut.

'Serem' batin semua orang (-Revano)

Revano hanya menatap ke depan dan bertanya-tanya kapan belajarnya.

Pembelajaranpun dimulai dengan Revano yang malas melihat guru menjelaskan pelajaran karena dirinya sudah pernah belajar.

Ting Ting

Transmigrasi RevanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang