Chapter 2 Kematian!

271 24 0
                                    

Seorang pria sedang berlari tidak tahu kemana ia pergi, dia hanya berlari di tengah hujan badai.

Hingga saat itu ia melihat lampu merah dan berhenti dan menangis di tempat itu.

Untung saja karena hujan badai tersebut semua pejalan kaki sudah tidak ada di tempat itu.

Semua damai tanpa gangguan, Revano mencari tempat berteduh dan membuka teleponnya.

Sayang

P

C

Lagi ngapain

Rebahan

Aksa kalau gue mati jangan berubah yah

He lu kenapa, jangan bilang lu mau bunuh diri
Awas aja kalau lu mati gue gak mau sendirian ya

Ya enggak lah masa gue bunuh diri
tapi entah kenapa rasanya beban gue terasa hilang sampe-sampe gue ngomong gitu

Udah, kamu sekarang lagi apa

Lagi main hujan-hujanan

Weh gak ngajak lu

Mau ikut sini gue ada di jalan****
Gue tunggu ya sayang

O

ke siap

Beberapa saat kemudian Revano melihat baju yang sangat ia kenali di antara sepuluh orang dan itu adalah baju sang kekasih di sebrang jalan dengan tangan yang melambai dan dibalas oleh Revano.

Ia bersyukur karena hujan darahnya gak ada lagi.

(Jangan pikirin itu anggap aja emang gitu, hujan berkah namanya)

Hingga sebuah suara mengalihkan perhatian mereka dan sebuah truk yang melaju kencang mengarah kepada sepuluh orang tapi sang sopir melihat itu membelokkan mobilnya ke arah lain tanpa tahu bahwa seseorang berada di tempat tersebut.

"Vano!!!!" Teriakkan Aska terdengar oleh semua orang yang berjarak sepuluh meter.

Bruk!!

"REVANO!!" Teriak Aksa sambil berlari ke arah tubuh sang kekasih yang terbaring di tepi jalan.

Dengan semua orang yang makin lama makin bertambah ada orang yang merekam hal itu dan satu orang yang menghubungi pihak rumah sakit.

"Jangan tinggalin gue, BUKANNYA LU JANJI NIKAHI GUE jangan mati dulu bangsat lu harus hidup hiks.... Hwaaaaaa" tangisan memilukan itu terdengar oleh semua orang hingga mereka merasa hal itu.

Setelah itu datanglah ambulans dan membawa Revano dengan Aksa ikut dengan mereka.

Aksa menelepon keluarganya dan mengabarkan kejadian itu dan meminta mereka menghubungi yang lain.

Beberapa saat sebelum kecelakaan

Setelah keributan tersebut dengan diakhiri Revano pergi dari rumah.

Sang Oma memukul putranya.

Plak

"Mommy kecewa sama kamu, Oma kecewa sama kalian semua hiks.... Sayang bagaimana jika terjadi sesuatu pada cucuku..... Hiks....... Jika terjadi sesuatu AKU TIDAK AKAN MEMAAFKAN KELUARGA INI..... Hiks Vano" ucap sang Oma kepada sang suami.

Plak

"Kenapa Kau mengatakan hal itu kepada anakmu, apa mamah pernah ngajarin kamu seperti itu hah! Gakkan, mamah sayang sama kamu sedangkan kamu hanya karena mamah tinggal keluarga negeri kamu bilang mamah gak sayang kamu. Kamu bahkan mengatakan kecewa karena melahirkan Revano, kami merasa REVANO SEHARUSNYA YANG MENYESAL KARENA DiLAHIRKAN DARI RAHIMMU. MULAI SEKARANG KALIAN SEMUA KECUALI REVANO BUKAN KELUARGAKU LAGI " Ucap sang ibu menekan semua ucapannya.

Transmigrasi RevanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang