Chapter 8 Asal usul Mata Merah

84 5 0
                                    

Beberapa ribu tahun yang lalu terdapat seorang anak laki-laki yang tengah melihat anak-anak lain sedang bermain.

"Ada apa" tanya seorang anak perempuan dengan rambut hitam panjang dan mata hitam dengan bintang sebagai hiasan di pupil matanya.

Anak laki-laki itu hanya diam dan menatap anak perempuan tersebut tanpa ekspresi.

"Apa kau ingin bermain denganku, aku tidak punya teman" ucap wanita tersebut sambil mengulurkan tangannya.

Anak laki-laki itu menatap anak perempuan tersebut dan menggapai tangan anak perempuan tersebut.

Anak perempuan tersebut membawa anak laki-laki tersebut ke sebuah hutan.

Anak laki-laki itu ketakutan karena itu adalah hutan terlarang bahkan suasana hutan tersebut mencekam.

Tapi ia tidak dapat melawan anak perempuan tersebut dan setelah itu anak laki-laki tersebut melihat sebuah cahaya dan mereka sampai di tujuan.

Bertapa indahnya pemandangan dihadapan dirinya, anak laki-laki itu tidak percaya ada pemandangan indah di hutan terlarang yang selalu diceritakan sangat menyeramkan.

"Apa kau tahu, bagaimana cara aku menemukan tempat ini" ucap wanita tersebut dengan senyum yang indah dengan mata yang memancarkan kesedihan.

Anak itu menggelengkan kepalanya.

Wanita itu tersenyum dan menatap ke arah langit dan diikuti oleh laki-laki tersebut, terdapat langit yang biru.

Terjadi keheningan sesaat.

"Aku adalah anak yang tidak diinginkan oleh orang tuaku. Awalnya aku dianggap tidak ada tapi setelah itu orang tuaku mengadopsi seorang anak perempuan. Anak itu awalnya baik dan manja terlihat imut" ucap wanita tersebut dengan senyum yang seakan-akan di paksakan.

Anak laki-laki tersebut menatap wajah perempuan tersebut yang kini melihat ke bawah dengan tatapan kosong.

"Tapi ternyata setelah beberapa bulan, aku tahu bahwa dirinya masih memiliki keluarga dan keluarganya itu....... Ingin memeras uang keluargaku" ucap wanita tersebut dengan air mata yang mulai mengalir.

Anak laki-laki itu panik dan memeluk anak perempuan tersebut dan mengusap punggung anak tersebut.

"Hiks...... Mereka tidak percaya dengan perkataan ku..... Hiks................. Mereka memukulku dan tidak memberi makan diriku...... Hiks hingga setelah keluar aku..... Aku makan dan pergi tengah malam agar tidak ada yang tahu bahwa aku pergi hiks ......... Mereka bahkan tidak mencari ku........ Huaaaaaa aku benci mereka....... Huaaaaa" itulah yang dikatakan anak perempuan tersebut sebelum tertidur dipangkuan anak laki-laki tersebut.

Anak laki-laki itu menyadari bahwa dirinya mungkin akan mengikuti anak perempuan yang ada dipangkunya tersebut.

"Aku juga ingin pergi dari neraka itu" ucap anak laki-laki tersebut.

Anak laki-laki tersebut menyusul gadis kecil tersebut.

Hingga terdapat sebuah bayangan yang lalu sebuah tangan wanita dengan warna putih dan lembut menggendong anak-anak tersebut.

Sebuah kehangatan menyelimuti kedua anak yang berbeda genre tersebut.

Di sebuah ruang dengan warna serba hitam terdapat dua anak kecil yang berbeda genre sedang tertidur hingga anak laki-laki terbangun dari tidurnya dan menemukan dirinya ditempat asing.

Hingga pintu terbuka.

"Ara.... Kau sudah bangun bocah" ucap selamat wanita dengan rambut putih dan mata hitam.

Anak laki-laki itu waspada dan melindungi gadis kecil di dekatnya.

"Tenanglah aku tidak akan menyakiti kalian" ucap wanita tersebut.

Transmigrasi RevanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang