Chapter 15

35 3 0
                                    

Setelah itu mereka pergi berjalan-jalan dan saat itu mereka bertemu dengan teman sekolah mereka kecuali Revano yang tidak punya teman.

"Hey Crow" ucap seorang pria.

"Hey juga Reza" ucap Crow.

"Apa dia teman barumu" ucap Gabriel.

"Ya, ini namanya Reza dan wanita di sampingnya namanya Keira" ucap Crow memperkenalkan teman barunya.

"Perkenalkan nama wanita itu adalah Gabriel dan di sampingnya namanya Revano" ucap Crow memperkenalkan mereka ke teman barunya.

"Aku akan memperkenalkan temanku juga" ucap Gabriel.

Yang satu bernama Alvian dan yang satu bernama Yuni tapi sebenarnya ada satu orang yang ga datang yaitu Shara.

Revano ingin keluar dari suasana yang ramah dan nyaman itu plus berisik.

"Berisik" ucap Revano membuat keduanya diam.

Teman-teman kedua orang itu menatap situasi ketiganya yang sepertinya memang suasana yang agak gelap.

"Kami pergi dulu ya" ucap teman-teman mereka dan meninggalkan ketiga temannya.

"Jika kalian ingin memperkenalkan teman-teman kalian, kalian harus tanpa ada aku" ucap Revano.

"Baik" ucap keduanya murung.

Setelah itu mereka hanya bermain bertiga dan menurut mereka, mereka lebih senang hanya bertiga.

Mereka bermain sampai sore dan hanya dua orang yang bahagia untuk Revano itu cukup melelahkan tapi itu terbayar ketika kedua orang tersebut itu tersenyum.

"Kalau begitu kita berpisah dari sini" ucap Crow yang agak murung.

"Setelah selesai kita kembali ke sekolah itu, tapi itu kalau masalah selesai" ucap Revano.

Mereka senang dan berpisah.

"Kalian akan baik-baik saja Hari rabu adalah hari seleksi" ucap Revano.

Sedangkan di sebuah gedung.

"Aku menemukanmu Revano" ucap Fadlan.

Saat Revano memasuki apartemennya dia dapat dengan mudah berubah menjadi cupu karena bahkan semua orang yang ada di dalam apartemen tidak ada yang tahu tentang dirinya.

Saat lift terbuka Fadlan mencari keberadaan Revano tapi bukannya mendapati Revano malah sekumpulan orang dengan salah satu murid baru di sekolahnya.

'Utung saja aku berganti pakaian dengan cepat' ucap Revano.

(Sebenarnya Revano mengubah namanya menjadi Revan)

Fadlan menatap wajah murid baru itu tapi yang ia temukan kebanyakan perbedaan dengan Revano dan tidak ada kesamaan sama sekali.

Hari Senin

"Halo para penghuni dunia bawah, mari kita merayakan berdirinya dunia bawah kita" ucap seorang pria.

'Upacara hari senin tapi dibuat seperti ini' pikir seseorang.

"Katanya kita akan ada pelajaran bareng dengan kelas XII-A" ucap seseorang.

"Lalu kita juga akan membuat kelompok dengan kelas itu" ucap seseorang.

'Sial' pikir Revano.

"Hey cupu, lu mau ga jadi kelompok kita" ucap seorang wanita.

Revano hanya mengangguk karena dia tidak mungkin ada yang mau berkelompok dengannya ya meskipun.....

"Tapi kau harus bersujud" ucap pria itu.

Karena bayarnya harga diri, tapi dia tidak peduli karena dia akan membalasnya berkali-kali lipat.

Revano mengikuti apa yang dikatakan pria tersebut.

Skip intinya sudah mengikuti pelajaran tersebut.

Lalu Revano tidak dapat percaya karena dirinya sekelompok dengan Fadlan.

'Sial' pikir Revano.

Semua iri dengan hal tersebut.

"Hari ini kita akan membuat eksperimen yang soda, pakai baju ganti kalian" ucap sang guru.

'Sial' pikir Revano.

"Ayo kita ganti baju juga" ucap Fadlan sambil membawa Revano dan satu orang dari geng pembully.

'Gabriel Crow aku butuh sihir kalian' pikir Revano.

Revano hanya bisa bersabar dan ia berganti baju bersama kelompoknya.

Semua pembully terpesona oleh otot Fadlan berserat teman-temannya.

Sedangkan Fadlan dan teman-temannya melihat tubuh Revano yang putih seperti Aksa.

'His...... Gw kayanya bakal ketahuan' pikir Revano.

"Tubuh lu ke perempuan tapi wajahmu beda jangan-jangan lu lagi nyamar" ucap salah satu teman Fadlan.

Itu membuat Revano terkejut dan teman-teman Fadlan tahu akan hal itu.

"Ada air ini" ucap salah satu teman Revano.

Revano sebenarnya malu melakukan itu.

"S-saya sebenarnya tidak pernah mengurus wajah saya, kalau tubuh saya mandi dua kali sehari dan jarang keluar" ucap Revano sambil menggunakan nada imut.

'Suara imut dan tubuh juga imut yang kurang cuma wajahnya' pikir salah satu teman Fadlan.

"Bagaimana kalau kami memakaikan ini ke wajahmu" ucap Fadlan.

"Tidak, saya berterima kasih karena sudah menawarkan itu

Transmigrasi RevanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang