Chapter 8

311 24 10
                                    

Keesokan harinya.
Krrringgg!
Bel istirahat telah berbunyi menandakan para murid untuk beristirahat.

Termasuk Leo dan Faiz.
Leo dan Faiz sedang mengantri dikantin sekolah.

Setelah kejadian tumpahan mie kuah tersebut, banyak sepasang mata menatap Leo dan Faiz.

Alvaro adalah sekian banyaknya orang yang menatap tajam ke arah keduanya.

Alvaro datang ke sekolah walaupun dirinya di skors selama 2 minggu dan Arras pun sama.

Alvaro ingin sekali menghajar kedua makhluk itu yang telah membuat kehidupan sahabat terbaiknya hancur lebur.

Puk
Ada seseorang orang yang menepuk pundak Alvaro, dengan reflek Alvaro melihat kebelakang dan mendapati Mika, pacar Ariz.

"Lagi ngapain?" Tanya Alvaro.

"Hm? Masalah kah jika aku menyapamu, sepertinya tidak." Jawab Mika.

Alvaro merotasi matanya dengan malas, "Lantas, apa yang kau lakukan disini? Bukannya kau sedang main-main tuh ama siswi-siswi yang mirip ama tetangga-tetanggaku, sama-sama suka gosipin orang."

"He, aku bukan orang yang seperti itu, tidak baik."

"Ya ya ya ya, terserah kau lah betina dan berbuah semangka."

Mika berdecak kesal menghadapi sikap Alvaro yang seperti perlu disetel ulang mulutnya, "Ngomong-ngomong untuk apa kau datang kesini? Bukannya kau sedang di skors?"

"Skors tidak akan menghalangi rencanaku."

Mika memiringkan kepalanya karena tidak tau apa yang dimaksud dengan rencana Alvaro, "Hm, aku harap kau tidak berulah lagi dan....... Apa kau benar-benar yang mengganjal kaki Leo?"

Alvaro kesal sekali, dirinya dituduh.

Diwaktu bersamaan.
Leo dan Faiz yang sedang mencari meja untuk ditempati makan, malahan dicegat oleh beberapa remaja yang berpenampilan layaknya preman pinggir jalanan.

"Mau apa kalian kesini? Penampilan kalian tidak mencerminkan murid disiplin." Sindir Faiz.

"Tsk, plin plan plin plan, bacot kali kau dek, mending lu diem dan gw mau tau aja kalo emang rumor yang beredar barusan bilang kalau Leo caper ke ortu untuk mengabaikan kedua anaknya." Ujar murid itu.

Faiz terdiam beberapa saat, "Apa? Kapan rumor tidak berdasar itu beredar." Batinnya.

Faiz segera melihat sekeliling untuk mencari siapa pelakunya, netranya menangkap Alvaro dan Mika yang sedang beradu mulut.

Faiz yakin jika Alvaro pelakunya.

"Woi, emang bener itu rumor? Kalau iya, wahh benar-benar brengsek sih emang."

"Udah jelas, liat aja noh," Murid itu menunjuk Leo yang sedang menunduk kebawah, "Dia aja langsung menangis, cengeng bet dah." Lanjutnya.

Seisi kantin pun mulai ricuh perihal rumor yang entah darimana munculnya.

Alvaro tersenyum jahat ketika rencananya mulai berjalan dengan mulus, kecuali Mika yang melihatnya dengan tatapan menyelidik.

"Ini rencanamu untuk menjatuhkan Leo? Tidak beradab!" Seru Mika.

"Tidak beradab? Matamu! Leo harus mendapatkan ganjaran yang setimpal yang didapatkan sahabatku." Seru balik Alvaro.

Faiz langsung menaruh nampan miliknya dan Leo ke sembarang tempat, lalu keluar dari kantin yang melihat mereka dengan tatapan yang buruk.

Dilorong sekolah.
Ariz yang sedang ingin mencoba rokok malahan dikagetkan dengan sahabatnya, Faza.

"Apa?" Tanya Ariz yang mencoba menetralkan jantungnya.

Leo Carousel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang