Chapter 3

462 30 75
                                    

Krriiiingggg!
Bel istirahat telah berbunyi dan para murid langsung berlarian menuju ke kantin untuk mengisi perut mereka yang keroncongan.

Leo dan Faiz adalah salah satunya, mereka berdua sedang mengantri jajanan mereka berdua.

"Leorio, kamu mau makan apa?" Tanya Faiz.

"Emmm, aku maunya makan mie goreng saja." Jawab Leo, "Kamu? Mau makan apa?" Tanyanya.

"Aku mau makan mie kuah saja." Jawab Faiz.

Setelah membeli makanan yang diinginkan, mereka mencari-cari meja.

Leo melihat ada kedua kakaknya yang sedang makan juga di pojok kantin, segera Leo pergi ke sana dan disusul Faiz yang mengikuti dari belakang.

"Kakak!" Sapa Leo.

Ariz dan Arras yang mendengar sebutan yang tabu bagi mereka, langsung mencari sumber suara itu dan melihat ada adiknya, Leo dan temannya, Faiz. Yang menuju ke arah mereka.

Arras pergi duluan dari meja itu, ia muak dengan kehadiran Leo yang membuat mood sarapan paginya berantakan.

Ariz yang melihat perginya Arras hanya bisa mendengus kesal karena adiknya itu suka merusak suasana.

"Kenapa kak Arras pergi? Padahal kak Arras belum makan sarapan pagi." Ucap Leo.

"Tsk, karena keberadaanmu itu membuat dia tidak nafsu makan." Sindir Ariz.

"He! Kamu jangan mengejek Leo seperti itu, lagipula juga adikmu tidak memiliki salah dengan kalian berdua juga." Seru Faiz.

"Sudahlah Faiz."

"Tidak memiliki masalah kepada kami? Apa maksudmu?! Karena kehadirannya membuat orang tua kami pilih kasih dan dilihat dari wataknya ini, seperti seorang caper dan suka manja."

"Leo caper?! Perhatikan cara bicaramu itu! Ia anak yang baik-baik dan dia sering juga mengkhawatirkan kondisi kakak-kakaknya itu ketika belum sarapan pagi dan makan makam!"

"Aku mohon kalian berdua jangan bertengkar-"

"Lantas? Apa masalahnya? Bukankah dia seharusnya senang jika seluruh kasih sayang yang ia dapatkan hanyalah untuknya? Bukan untuk kami?!"

"Jangan menuduhnya seperti itu! Memangnya Leo itu orang yang manipulatif dan licik?!"

"HE! KALIAN BERDUA JIKA MASIH MEMBUAT KERIBUTAN DISINI, MAKA KELUARLAH! KALIAN MEMBUAT KEGADUHAN!" Teriak salah satu siswi yang rupanya ia adalah anggota osis.

Ariz segera pergi dari sana karena tidak ingin membuat masalah lebih jauh lagi.

Leo menenangkan emosi Faiz, Leo menaruh mangkok mie dirinya dan Faiz.

Leo beranjak pergi meninggalkan Faiz yang membutuhkan waktu untuk sendiri demi menenangkan amarahnya.

Leo berlari di koridor sekolah dan berusaha menggapai tangan Ariz.

"Kak! Mohon maaf kak Ariz jika Faiz marah-marah begitu, maaf ya? Dan kuharap kakak bisa menerima keberadaan ku, walaupun ibu dan ayah tidak memberikan kasih sayang kepada kak Ariz dan kak Arras." Jelas Leo.

"Diamlah, karena mu membuat mood ku rusak karena kehadiranmu dan untuk memperjelas lagi, aku tidak akan pernah menerima keberadaan mu, paham?" Ucap Ariz dengan nada arogan.

Leo hanya bisa diam tidak bergeming, ia tidak tau apa salahnya kepada kakak-kakaknya itu, padahal ia bukan orang yang manipulatif, licik maupun manja.

Leo hanya ingin diperhatikan dan ingin merasakan kasih sayang dari kakak-kakaknya juga, tapi orang tuanya seakan-akan pilih kasih dan menyebabkan kakak-kakaknya itu tidak suka akan keberadaannya.

Leo Carousel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang