1. Tidak lagi sama

458 34 31
                                    

"Ayah adalah cinta pertamanya bagi anak perempuan nya. Tapi tidak dengan ku, ayah justru sumber patah hati terbesar ku, sumber dari semua rasa sakit ku."

♠♪♥


"ANAK Tidak tahu di untung! Dasar bodoh! Sia sia saja ayah membiayai sekolah kamu dengan sangat mahal, tapi apa yg kamu berikan untuk ayah? Memalukan, sangat memalukan. Kamu pikir nilai ulangan seperti ini bisa mengembalikan semua uang yang telah ayah keluar kan untuk kamu selama ini?" Deru napas lelaki paruh baya itu tidak beraturan karena emosi, ia menatap anak lelakinya dengan tatapan yang sangat tajam.

"Apa saja yang kamu lakukan selama ini, hoseok? Bergadang tiap malam tetapi hasilnya sangat jauh dari ekspetasi ayah. Kamu lupa saat ayah bilang nilai ulangan mu tidak boleh di bawah sembilan puluh persen?"

Pemuda dengan wajah pucat nya itu menahan napas saat sang ayah melangkah semakin mendekat dan hanya dalam hitungan detik tendangan keras di kepalanya ia rasakan. Tubuh hoseok terhempas beberapa meter ke belakang dari ruang keluarga, kepalanya membentur lantai dengan sangat keras.

"Anak sinting! Mendapatkan nilai sembilan puluh sembilan saja masih tidak becus. Lihat kakak mu, Jungkook, dia tidak pernah membuat ayah kecewa. Sedangkan kamu, jangan kan untuk menjadi manusia yang sempurna, mengerjakan soal seuprit saja kamu tidak becus."

Hoseok menutup matanya rapat rapat, air matanya lolos begitu saja tanpa permisi. Apa kata ayahnya? Soal seuprit? Bahkan semalam saja ia tidak memiliki istirahat sama sekali hanya karena mengerjakan tugas sekolah nya. Jangan kan membaringkan tubuhnya sebentar saja di atas kasur miliknya, meminta segelas air dan memakan sesendok nasi saja Chang Wook tidak mengizinkan nya dan pagi ini ayahnya marah marah hanya karena nilai dari hasil ulangan yang dia dapatkan dua hari yang lalu tidak memuaskan baginya.

Alih alih memberikan apresiasi kepada hoseok agar lebih bersemangat lagi dalam hal pelajaran, Chang Wook justru menyiksanya, menendang kepalanya dengan tak berperasaan seolah kepala hoseok adalah bola yang memang pantas untuk di tendang sekeras mungkin. Tidakkah Chang Wook memiliki perasaan dan rasa kasihan sedikit saja kepadanya? Luka bekas pukulan lelaki itu saja belum sembuh sepenuhnya dan sekarang Chang Wook kembali memberikan luka yang baru.

Hoseok beringsut pelan di bawah lantai, kaki nya bergetar saat merasakan dinginnya lantai marmer di ruang keluarga pagi ini. Setetes darah segar mengalir dari hidungnya namun cepat cepat hoseok mengusap nya dengan punggung tangan.

"Ma-maafin hoseok, ayah. Hoseok sudah berusaha untuk mendapatkan nilai yang bagus, tapi mungkin sekarang belum saatnya hoseok mendapatkan nya." Ucapan hoseok sedikit terbata bata yang semakin membuat Chang Wook naik pitam di buatnya.

"Bagaimana bisa kamu akan mendapatkannya, belajar mu saja tidak becus. Demi tuhan, ayah benar benar malu memiliki anak kandung yang tidak tahu diri seperti dirimu!" Suara Chang Wook semakin oktaf meninggi. Telunjuknya menunjuk kasar wajah hoseok sebelum akhirnya tangan nya itu bergerak mengambil vas bunga berukuran sedang di sampingnya lalu kemudian....

Prak!

Pecahan vas bunga itu jatuh berserakan di lantai saat sukses menghantam wajah hoseok dengan sangat keras. Hoseok merintih kesakitan saat sudut matanya berdenyut nyeri, ia merasakan perih yang sangat luar biasa.

"Ayah... Hiks! Ma-mataku sakit, ayah." Tubuh hoseok kembali luruh kelantai, kedua telapak tangan nya menutupi sudut matanya yang kini kulitnya seperti terkelupas dan basah. Mungkin itu darah, matanya terluka setelah mendapat lemparan vas bunga dari Chang Wook.

Chang Wook berdecih pelan." Cih! Segitu saja kamu sudah mengeluh. Ingat baik baik, bahkan suara tangisan dan air matamu saja tidak akan pernah bisa membayar semua uang pengeluaran yang ayah keluarkan untuk biaya sekolah kamu." Chang Wook membuang napasnya dengan kasar. "Belum lagi dengan biaya makan perempuan gila itu, bisa bisa ayah jatuh miskin hanya karena membiayai kehidupan manusia manusia sialan pembawa musibah seperti kalian!"

JUNG HOSEOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang