8. Taehyung dan jejaknya

191 21 5
                                    

"Tidak seharusnya ia menderita, tapi kenapa dunia begitu banyak memberinya luka"

Flashback!

"TUNGGU Sampai aku bilang buka matanya." Taehyung berbisik lembut di telinga hoseok, sementara kedua tangannya masih menutupi kedua mata sang kekasih.

"Kamu sebenarnya mau ngapain, sih, taehyung?"

"Coba tebak." Taehyung tersenyum lebar, ia terus melangkahkan kakinya menuju sisi pembatas rooftop.

"Kamu nggak punya niat buat culik aku, kan, taehyung?"

"Kalau memang aku punya niat untuk culik kamu, kenapa?" Taehyung menghentikan langkahnya saat keduanya sudah berdiri di sisi pembatas rooftop.

Hoseok menggeleng, "nggak boleh."

"Kenapa nggak boleh? Suka suka aku, lah." Taehyung masih enggan melepas tangannya yang menutupi mata hoseok.

"Kalau kamu culik aku, terus gimana sama ayah dan bunda aku? Mereka juga butuh aku, taehyung. Kamu nggak boleh egois."

"Oke, berarti sebelum aku culik kamu. Aku harus minta izin dulu sama ayah dan bunda kamu."

Hoseok berdecak sebal. "Memang bisa? Mana ada pencuri minta izin sebelum..."

"Ngomong sekali lagi, aku benaran culik kamu. Mau?" Taehyung tersenyum tersungging membuat hoseok langsung menggelengkan kepalanya. Dengan perlahan, taehyung melepas tangannya yang sejak tadi menutupi mata hoseok.

"Open your eyes, baby." Taehyung berbisik lembut di telinga hoseok.

Hoseok menarik nafasnya dalam dalam perlahan lahan ia mulai membuka matanya. Hoseok terpaku melihat pemandangan yang begitu jelas di depan matanya. Langit biru cerah tak berawan, burung burung berterbangan di atas udara, dan juga pohon pohon berdaun lebar yang berjejer rapi di bawah sana. Ini adalah pemandangan terindah yang pernah hoseok lihat untuk yang pertama kalinya.

"Did you like it, baby?" Taehyung melingkarkan tangannya ke pinggang hoseok, mendekapnya erat dan menghirup aroma parfum yang vanilla khas.

"Bahkan ini terlalu indah untuk aku lihat, taehyung. Aku belum pernah melihat pemandangan yang seperti ini sebelumnya." Senyum manis hoseok terus terukir, sementara angin yang berhembus menerbangkan beberapa helai rambut hoseok tersebut.

Kening taehyung mengerut dalam saat mendengar ucapan sang kekasih. "Belum pernah?"

"Iya. Belum pernah sama sekali."

Taehyung melepas pelukannya di pinggang hoseok. Ia memutar tubuh hoseok untuk menghadapnya.

"Jangan berbohong padaku. Apa kamu juga tidak tau tempat ini sebelumnya?"

"Tidak, taehyung. Mana mungkin aku berbohong," tutur hoseok.

"Bagaimana jika aku mengatakan ini adalah tempat andalan ku untuk membolos saat jam mata pelajaran?" Ucap taehyung.

"Jadi selama ini kamu suka membolos?" Hoseok berkacak pinggang, menatap taehyung sehoror mungkin.

"Bukan suka lagi. Tapi sering," jawab taehyung dengan santainya.

JUNG HOSEOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang