25. Kim Junmyeon

207 25 14
                                    

"seekor singa tidak akan mengamuk jika mangsanya tidak melawan dan tetap tunduk pada tuannya."





Ps : Jangan lupa untuk votmen nya ya dan typo banyak bertebaran








KEDUA tangan seokjin terus melingkar di pinggang hoseok. Memeluknya dengan erat, tidak ingin melepaskannya barang sedetik saja.

"Hoseok.... Bangun...." Seokjin terus menepuk nepuk pelan kedua pipi hoseok yang kini di penuhi dengan darah.

"Bajingan!" Seokjin mengumpat kasar. Kedua bibir seokjin bergetar hebat, jari jarinya terus bergerak pelan mengusap darah yang terdapat di wajah hoseok.

Menahan rasa sakit di kepalanya yang terluka setelah mengalami benturan keras. Seokjin semakin menarik tubuh ringkih hoseok ke dalam pelukannya, melepas sabuk pengaman yang masih melingkar di pinggang hoseok lalu membawanya keluar dari dalam mobilnya yang sudah setengah hancur. Seokjin menidurkan tubuh hoseok di atas aspal. Ia melepas jaket kulit hitam nya, lalu menjadikannya sebagai bantalan di kepala hoseok.

"Hoseok.... Bangun.... Hoseok...." Seokjin berjongkok, ia menangkup kedua pipi hoseok menepuknya tanpa henti tetapi tidak ada tanda tanda jika hoseok akan terbangun.

Masih dengan posisi bersembunyi di belakang mobilnya, seokjin sesekali mengalihkan atensinya pada jejeran mobil berwarna merah yang sudah terparkir di depannya sekarang, menghadang jalannya setelah berhasil membuat mobil seokjin Kendarai berakhir mengenaskan di tengah gelapnya malam.

"Kalau hoseok sampai mati gara gara ulah sialan kalian...." Seokjin beralih menatap hoseok. Nafas seokjin naik turun menahan gejolak Amara di dalam sana. "Sebelum kalian bunuh gue, darah kalian yang bakal gue minum terlebih dahulu." Urat urat di sekitar lehernya terlihat jelas.

Seokjin beranjak berdiri, seokjin masuk ke dalam mobilnya. Tangan nya sibuk meraba raba bagian dalam dasbor mobil nya, mencari sesuatu di dalam sana. Dapat. Seokjin tersenyum puas saat pistol cadangan yang selalu ia simpan di mobilnya berhasil ia dapatkan.

Seokjin berbalik arah menatap kursi belakang pada mobilnya. Botol botol minuman beralkohol nya sudah pecah, berserakan di mana mana. Seokjin berdecih pelan sebelum akhirnya meninggalkan mobilnya dan melangkah kembali mendekat hoseok.

Sesekali, seokjin memijit kepalanya yang terus berdenyut nyeri. Rasa perih di kulit kepalanya kian menjadi jadi saat darah merah kental terus mengalir, menembus kain bandana yang terikat kuat di kepala seokjin.

"Hoseok...." Tatapan seokjin kian meredup. Ia mengangkat pelan kepala hoseok lalu menidurkan nya tepat di atas pangkuan nya.

Dor!

Seokjin tersentak kaget ketika suara tembakan peluru di lepas ke udara.

"Ayo bangun, hoseok...." Seokjin terus menepuk nepuk kedua pipi hoseok tanpa henti. Sekarang seokjin meletakkan kepalanya tepat di dada hoseok, memeriksa apakah jantung hoseok masih berdetak atau tidak dan teryata masih. Samar samar seokjin tersenyum tipis, sekarang ia mengubah posisi hoseok menjadi duduk. Menidurkan kepala hoseok di dadanya, lalu meniup pelan kedua mata hoseok hingga akhirnya kelopak mata hoseok bergerak pelan dan akhirnya kembali terbuka secara perlahan.

Hembusan nafas lembut hoseok terdengar. "Kak seokjin...."

"Lo masih hidup." Seokjin spontan menarik tubuh hoseok ke dalam pelukannya, bersamaan dengan itu suara tembakan peluru kembali di lepas ke udara.

JUNG HOSEOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang