7- Sisi Lain

110 20 4
                                    








Pulang dari sekolah, Jeongwoo dan Jihyun jalan kaki. Karena ini keinginan Jihyun sendiri, sementara motor Jeongwoo di bawa dan nanti akan di antarkan pulang oleh Haruto.

"Yang?" panggil Jeongwoo.

Jihyun menoleh, "apa?"

"Haus gak? Gue beli minum dulu deh ya," ujar Jeongwoo seraya melirik ke sebuah toserba. Jihyun mengikuti arah lihat Jeongwoo.

"Yaudah. Tapi, lo yang beli ya. Nih gue nitip," kata Jihyun. Lalu, memberikan uang pada Jeongwoo.

"Uangnya dari gue aja, punya lo simpen aja. Oke, bentar tunggu dulu disini ya. Gak lama kok." ucap Jeongwoo dan bergegas pergi ke toserba itu. Sementara Jihyun, dia duduk di sebuah bangku yang ada di halaman depan toserba itu.

Jihyun pun mengeluarkan buku dari dalam tas nya. Namun, Jihyun memicingkan matanya ketika dia melihat sebuah mobil yang terparkir di parkiran sana.

Jihyun langsung menatap ke arah toserba itu, Jeongwoo masih belum keluar juga dari sana. Jihyun langsung bangkit dari duduk nya hendak menyusul Jeongwoo.

Tapi.

"Tunggu dulu," orang itu lagi. Yoon Jaehyuk, bukan siapa-siapa lagi. Jaehyuk menahan tangan Jihyun.

Jihyun menghempaskan pegangan Jaehyuk. "Mau apa lagi lo?!" tanya Jihyun menatap bengis pada Jaehyuk.

"Ayo pulang," Jaehyuk to the poin.

Jihyun memutar bola mata malas, "masih belum ngerti sama ucapan gue waktu itu, gue bilang kan kalo lo mau pulang, ya pulang aja. Gue gak mau! Lagi gue udah nyaman sendirian," balas Jihyun sengit.

"Mama sakit, dia pengen ketemu sama lo," ujar Jaehyuk berusaha tenang.

Jihyun tertawa miris, "lagi sakit? Terus peduli gue apa sama dia, selama gue sakit, gue kenapa-napa. Emang nya mama pernah peduli sama gue? Enggak! Mama pilih kasih dan egois, lo anak kesayangan nya terus kenapa sekarang mama malah pengen ketemu sama gue. Pencitraan?"

"Gue mohon Yoon Jihyun, mau gimana pun juga dia mama lo. Mama kita." tukas Jaehyuk.

"Iya, dia mama gue. Tapi, apa pernah dia nganggap gue anaknya? Enggak sama sekali, yang ada di hidup nya cuman lo," ucap Jihyun.

Jaehyuk menghela nafas pelan, "gue mohon. Lo jangan kayak gini, ayo pulang." ucap lembut Jaehyuk.

Jihyun pun diam, jika permintaan cowok itu tidak di lakukan. Maka, dia tidak akan diam dan tetap akan memaksa nya pulang.

Jihyun menghela nafas berat, "yaudah. Tapi, gak lama." ucap pasrah Jihyun.

"Yang ini minuman nya," Jeongwoo baru datang dan langsung memberikan minuman nya satu pada Jihyun.

Jeongwoo kebingungan, dia juga sesekali melirik pada Jaehyuk.

Jihyun menatap Jeongwoo, "gue mau pulang ya, makasih minuman nya." hanya itu yang di ucapkan Jihyun. Jeongwoo cengo.

Jihyun langsung pergi dan masuk ke dalam mobil Jaehyuk tanpa menghiraukan Jeongwoo yang masih mematung disana.

Kini, giliran Jaehyuk yang menatap Jeongwoo.

"Lo pacar adek gue itu ya?" tanya Jaehyuk seraya menatap Jeongwoo dari bawah hingga atas.

Jeongwoo mengangguk ribut, "iya. Terus lo siapa nya?" Jeongwoo malah balik nanya.

"Abang nya lah, makanya gue manggil Jihyun adek. Lo bego banget sumpah." celetuk nya.

"Heh?! Kita baru ketemu ya, lo udah memulai peperangan aja lo. Punya dendam apa lo sama gue," ucap Jeongwoo karena tak terima dengan ucapan Jaehyuk sebelumnya.

Jaehyuk tidak lagi peduli pada Jeongwoo, dia langsung pergi dan membuat Jeongwoo kesal.










Jeongwoo pulang ke rumah dengan perasaan galau dan campur aduk, tadi itu Jeongwoo merasa ada yang berbeda dengan sikap Jihyun. Tidak biasanya Jihyun bersikap dingin padanya.

"Gak ngajak non Jihyun lagi kesini?" tanya seorang maid pada Jeongwoo. Yang memang maid di sana selalu cerewet dan kepo jika itu bersangkutan dengan seorang Park Jeongwoo.

Jeongwoo menggelengkan kepala nya pelan, "Jihyun pulang di jemput abang nya," jawab Jeongwoo demikian. Lalu, Jeongwoo pun pergi ke kamar nya.

Saat baru saja Jeongwoo duduk di pinggir kasur.

Ting!

Sebuah pesan masuk ke hp nya. Jeongwoo pun segera mengecek nya.

Buat beberapa hari ke depan, mungkin kita gak bisa ketemu dulu. Gue belajar di rumah soalnya, maafin gue buat yang tadi karena cuek sama lo. Maaf ya.

Itu pesan dari Jihyun, Jeongwoo langsung mengernyit heran setelah nya.
















"Udah aku tebak, pasti ini cuman permainan mama aja!" bentak Jihyun tak tertahan, "maksud mama kayak gini apa coba?" lanjut nya.

Eunha menatap tajam pada Jihyun, "mama cuman pengen yang terbaik buat kamu, apa menurut kamu baik perempuan tinggal sendiri di luaran sana. Nggak Jihyun! Harus nya kamu diem di rumah, gak bagus keliatan nya kamu keliaran di—"

"Emang nya aku ngerepotin mama? Aku tinggal di apartemen sendiri, pake uang sendiri yang aku tabung sebelah nya. Lagian aku juga gak keliaran seperti apa yang mama bilang. Aku pengen tinggal di rumah disini sama mama tapi aku capek ma, tiap saat mama selalu banding-bandingin aku sama abang. Yang semuanya benar di mata mama itu cuman bang Jaehyuk aja. Aku gak pernah dapat pujian apapun dari mama, mama gak adil, mama pilih kasih, mama egois!" pekik Jihyun dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Sekarang mama bohongin aku, mama pura-pura sakit dan pengen ketemu sama aku, padahal mama pengen ketemu aku. Karena mama udah lama gak siksa dan pukul aku, iyakan?!" lanjut Jihyun dengan nafas nya yang memburu.

"Jangan kurang ajar kamu sama orangtua ya, mama ngelakuin ini demi yang terbaik buat ka—"

"Terbaik buat bang Jaehyuk, bukan buat aku." potong Jihyun.

Sedetik kemudian, tamparan kuat langsung menghantam pipi Jihyun hingga memerah. Eunha menampar pipi Jihyun dengan kuat.

"Kurang ajar, mama gak ngajarin kamu buat motong setiap ucapan mama. Dasar tidak berguna!" bentak Eunha dengan emosi menggebu-gebu.

Jihyun memegang pipi nya yang terasa sangat panas akibat tamparan itu. Lalu, Jihyun tersenyum. "Oke, aku emang gak berguna karena mama gak pernah puas sama setiap apa yang aku lakuin buat mama." setelah itu, Jihyun pun melangkah kan kaki nya menuju kamar nya.

Perlu kalian tau di balik sikap galak dan cerewet nya seorang Yoon Jihyun itu. Jihyun hanya gadis yang kesepian dan tidak pernah di perlakukan layak dari mama nya.

Di rumah itu, hanya ada Mama nya, Jaehyuk dan Jihyun. Papa nya Jihyun pergi bersama wanita lain saat Jihyun berusia sepuluh tahun, makanya Jihyun sangat di benci mama nya karena menurutnya. Sang papa selingkuh gara-gara Jihyun.

Jihyun sering di banding-bandingkan dengan Jaehyuk, Jihyun di kekang dan selalu di paksa untuk selalu belajar agar tidak bertindak bodoh seperti papa nya dulu. Di mata mama nya, yang selalu benar itu Jaehyuk.

Meskipun mama nya pilih kasih. Tapi, Jaehyuk menyayangi Jihyun lebih dari apapun.

Di kamar nya, Jihyun langsung merebahkan tubuh nya dan langsung memejamkan matanya. Dia sudah lelah dengan semuanya. Jihyun butuh Jeongwoo sekarang.












TBC

My Favorite Boy's | Jeongwoo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang