8; besok ya

254 24 0
                                    

Don't forget to like this part ⭐

Absen sini ya sayangku

~HAPPY READING~

Sejak malam dimana Bumi meninggalkan meja makan begitu saja, kini perang dingin yang sebelumnya terjadi semakin memanas.

Bumi dengan sengaja akan tidak menghiraukan kehadiran anggota keluarganya, begitupun Bima.

Seperti sekarang ini, empat remaja yang tengah berkumpul dikelas mereka yang sedang jamkos itu tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Padahal duduknya berdekatan, Giri dengan Bumi sedangkan Bima dengan Gemi.

“Ngomong ngapa, Bum.” Giri berbisik sambil senggol pelan lengan teman sebangkunya. Yang hanya dibalas lirikan tak minat Bumi, ntahlah dirinya sedang malas berbicara.

“Aelah, ini kalian lagi kenapa deh? Biasa banyak bacot juga.”

“Rebutan warisan ya?” Tebak Gemi nyeleneh.

“Warisannya apa aja emang? Saham?”

“Percaya lagi lo. Tapi beneran saham?”

Giri tempeleng belakang kepala Gemi yang duduk persis didepannya, “serius dulu bego, ini lagi pada kenapa.”

“Ngomong dong, Bim, spik ap.” Gemi tatap Bima dari samping.

Suasana balik hening, buat Giri dan Gemi tatap tatapan. Si kembar anaknya Agung lagi kenapa si? Heran mereka.

“Tanya aja sama temen lo itu, dia duluan yang diemin gue.”

Akhirnya ada yang angkat bicara, meskipun Bima menjawab dengan ketus. Setidaknya ada sedikit titik terang.

Kini tatapan dua manusia kepo itu beralih pada Bumi yang tengah bersedekap dada, “Bum?” Giri ucapkan tanya.

Bumi hela nafasnya, “dia duluan main rahasia rahasiaan.”

“Rahasia? Apaan Bim?”

“Namanya juga rahasia, ya mana boleh dikasih tau dodol.” Gemi ingatkan Giri.

“Iya juga, rahasia Bum, ga boleh ada yang tau.”

“Dia ga percaya sama gue, makanya rahasia rahasiaan. — Bumi layangkan tawa — kaya di perut Nyokap ga rebutan tempat aja.”

“Eh iya, jangan gitu ego Bim. Kan kalian pernah berbagi tempat yang sekecil perut tante Rumi, masa rahasia rahasiaan.”

“Lo yang konsisten dong ngebelanya, Bumi ya Bumi, Bima ya Bima.” Ungkap Gemi pada Giri. Remaja itu seperti baru puber saja, labil.

“Gue ga bakal rahasiain ini kalo ga menyangkut nyawa lo, Bum. Inget itu,”

Gemi dan Giri saling berbagi tatap, mengerikan sekali pembahasan Bima kali ini. Namun berbeda lagi dengan Bumi, dia justru tambah ingin tau jika Bima bicara seperti itu. Se private apa si rahasia ini? Apa sebesar itu dampaknya sampai Bumi bisa saja mati?

“Lo ga lagi nyembunyiin penyakit gue 'kan?” Tanya Bumi, to the point.

Yang hanya dibalas diam oleh Bima, buat Bumi semakin yakin bahwa ini semua memang menyangkut nyawanya.

SEMESTA DAN CERITA [ End✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang