extra chap 2

351 13 0
                                    

terakhir nih, absen lah like bintang di bawah tuh

~HAPPY READING~

Semua orang disana menyoraki mental yupi Gemi yang tidak berani mengungkapkan perasaannya sendiri, tidak tau saja mereka dari tadi Gemi sudah mati-matian menahan malu. Terlebih pada gadis yang saat ini sedang duduk memangku Asta didepannya.

“Gimana nih Gem, udah hadep hadepan loh,” Giri menyenggol lengan sohibnya itu.

“Gue colok lo pake ini ya.” Ancam Gemi sembari menakuti Giri dengan tusuk sate ditangannya.

“Colok aja nih, biarin, Jehan kan gasuka man of criminal ya Je,”

Rajehan Gautami yang namanya sejak tadi dibawa bawa itu hanya tersenyum kecil, ia lebih memilih kembali menyuapi bocah yang berada di pangkuannya itu.

“Makanya jangan cemen, liat aja nanti Jehan sebar undangan sama ketua Divisi gue yang kata lo naksir sama Jehan itu.” Gemi mendelik ke arah Bima.

Jehan itu memang personal assisten Gemi, mereka berdua juga sering bolak balik ke kantor milik Bumi dan Bima jadi tidak heran jika salah satu ketua Divisi di perusahaan besar Abraham itu ada yang menyukai sosok cantik nan lembut macam Rajehan ini.

Tidak terkecuali Gemi sendiri, ia sebenarnya hanya masih ragu, apakah benar dirinya menyukai bahkan mencintai Jehan? Dirinya takut buat melangkah lebih maju.

“Emang Jehan deket sama Mas Gemi?” Thania bertanya pada Bumi, suaminya.

“Ya deket as personal assisten sama CEO aja si setauku, tapi kata Bima mereka sering keluar di luar jam kerja.”

“Emang tau, waktu itu juga ke Beijing bareng padahal ga ada urusan kantor.” Meysha ikut nimbrung, istri dari Bimasakti itu lebih sering berinteraksi dengan Jehan juga sebab apartemen mereka satu lantai. Jehan juga sering mengajak Asta putranya bermain.

“Kok kamu update banget si Mba?” Itu si Zelin, Ibu dua anak itu memang jadi yang paling tidak update sebab lebih banyak habiskan waktu dirumah untuk membuat pesanan pesanan kue.

Iya, Zelin dan Ningsih mertuanya itu sekarang sudah menjadi bos toko bakery. Jangan salah. Giri saja sampai mabok kue saking muaknya memakan hasil gagalan buatan istrinya itu.

“Jehan naksir Gemi tau, waktu itu dia bilang malu malu gitu,” Meysha kembali membuka ajang gosip.

Sedangkan para bapak-bapak kini sudah kembali menyibukkan diri untuk membakar semua bahan makanan yang ada. Sisanya, para anak-anak ditambah Jehan juga Gama sedang menyantap jagung bakar sembari menatap langit yang sudah muncul kembang api beberapa kali.

“Papi Papi, petasan punya Cecep dinyalain kapan?”

Bumi arahkan pandangannya pada putrinya yang bertanya itu, sambil terus mengipasi jagung setengah matang diatas panggangan Bumi menjawab. “Nanti jam 12, sabar aja disitu,”

“Jam berapa si sekarang?” Bima melirik jam tangannya.

“Baru jam sebelas,”

“Lo beneran ga tertarik sama Jehan, Gem?”

Gemi yang sedang membolak-balik jagung dan ikan itu tidak bergeming, bingung juga harus menjawab pertanyaan itu gimana.

SEMESTA DAN CERITA [ End✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang