Don't forget to like this part ⭐
absen dong biar aku bahagya dikit
~HAPPY READING~
Bumi gagal mencerna semuanya, ia tidak paham situasi macam apa yang kini ia hadapi.
“Ma jelasin aja, Bumi ga ngerti.” Arumi tersenyum.
“Iya Mama jelasin. Sini, Abang sama Adek pindah duduk sini.”
Mereka menurut, jadi posisinya si kembar diapit oleh kedua orangtuanya. Dan didepan mereka ada Dokter Jaya yang setia mendengarkan sesi bongkar rahasia itu.
“Adek,” panggil Rumi sambil singkirkan anak rambut yang menutupi mata bulat putra bungsunya.
“Mama Papa itu sayaaang bangeeet sama Adek, sama Abang, sama Kakak juga. Adek mungkin ga pernah ngerasain itu ya? Maafin Mama Papa ya dek,”
“Adek mau tau Regina 'kan?” Tanya Rumi yang dibalas anggukan oleh Bumi.
“Seperti yang Mama bilang, Regina itu anak tengah Mama. Adiknya Abang, dan Kakaknya Adek.”
“Sekarang Regina mana, Ma?” Sesuatu yang sejak tadi Bumi pendam akhirnya ia lontarkan.
“Regina? Ada, udah bahagia di surga.”
“Maksudnya?”
“Iya, Regina udah ga sakit lagi jadi dia dibawa sama Tuhan.”
“Dulu, saat kalian baru 5 tahun, kita satu keluarga mengalami kecelakaan pas mau ke rumah Oma. Adek bisa tebak apa yang terjadi 'kan?”
“Regina meninggal?”
“Betul sekali, Regina meninggal ditempat dan kamu.., koma 2 bulan.”
Bumi tidak dapat sembunyikan rasa terkejutnya, plot twist apalagi ini?
“Tapi Bumi ga inget apapun? Bumi juga ga inget siapa Regina Ma,”
“Iyaa Mama tau, kamu ga mungkin inget karna Mama Papa yang sengaja nutupin ini semua dari kamu.”
“Setelah dua bulan kamu koma, saat bangun kamu ga inget apapun. Siapa Abang, siapa Mama, siapa Papa, bahkan kamu menanyakan siapa diri kamu.”
“Mama Papa jelas terpukul saat itu, disaat kami kehilangan Regina, kami juga harus hadapi kenyataan bahwa kamu hilang ingatan juga terdeteksi lemah jantung. Mama Papa kecewa, bahkan sempat hampir menyerah. Tapi kembali lagi, Mama Papa ingat masih punya kalian, meskipun ga bohong kami tetap masih suka saling menyalahkan dan berakhir cari kesibukkan supaya ga kepikiran sama itu semua.”
“Mama rasa semuanya udah cukup ya? Ternyata kemungkinan Mama Papa kehilangan kamu itu sangat sedikit. harusnya kita bisa bangun rumah yang nyaman buat kalian, bukan malah kabur-kaburan ninggalin kalian. Maafin Mama Papa ya? Boleh?”
Bumi tatap binar sendu Mamanya, ternyata wanita itu menjelaskan sembari menahan tangis.
tidak dipungkiri, Bumi juga sakit mendengar kenyataan itu semua. Ia baru tau, bahwa bukan hanya dirinya yang tersakiti. Bahkan mungkin dirinya itu tidak ada apa-apanya, sebab tidak ingat apapun. Berbeda dengan Bima, juga kedua orangtuanya 'kan?
“Bim?” Bumi menoleh, menatap Bima yang sedang tersenyum padanya.
Yang lebih tua itu buka lebar kedua tangannya, dan langsung disambut pelukan erat yang lebih muda.
Bumi tenggelamkan wajahnya diceruk leher sang kakak, detik itu juga tangisnya pecah, emosi yang sejak tadi ia tahan tumpah bersamaan dengan buliran buliran air mata yang kian berlomba-lomba untuk dikeluarkan.
Agung dan Rumi juga tidak mau kalah, mereka mendekat dan memeluk kedua anaknya yang masih saling peluk itu.
Akhirnya hari ini datang, hari dimana semua yang terpendam dicurahkan. Semoga, hari-hari berikutnya mereka kembali diliputi kebahagiaan ya, mari doakan bersama.
°°°
“Dia cantik ya Bim?” Bumi yang kini tengah membolak-balik album foto dikamar Bima itu bertanya pada sosok kembarannya yang tengah duduk didepan meja belajar.“Kaya yang lo liat gimana,”
“Seneng ya lo bisa inget dia, gue jadi sedih karna gatau apa apa.”
Bima berbalik untuk menatap Bumi, “lo sebenernya bisa inget semuanya lagi, tapi kemungkinannya dikit banget, mau gue bantu?”
“Lo mau bantu?”
“Kenapa engga,”
Bima bangkit dan hampiri Bumi yang masih setia bolak-balik album foto lama itu, disana banyak sekali kenangan yang dirinya inginkan kembali terulang.
“Mau ketemu Egin?”
“Egin?” Bima mengangguk, “iya Regina,”
“Gue bakal ceritain tentang dia yang Mama Papa gatau, gimana?”
“Sekarang?”
“Besok lah, udah malem begini yakali gue ngajak lo uji nyali di kuburan,”
Bumi duduk menghadap Bima, ia pegang pundak kembarannya. “Bima, makasih ya udah jadi Abang yang baik buat gue sama Egin,”
“Apaan sih, biasa aja ah.” Bima melengos, menatap apapun asal jangan mata kembarannya itu.
“Gue tau ini alay banget, but.. gue juga sayaaang bangeeet sama lo. Sama kaya yang lo bilang ke Gemi tadi, lo sayang gue 'kan?”
Bima mengangguk, “iya, sorry ya kalo gue suka tiba-tiba ngeselin–”
“Lah, baru nyadar?”
“Berantem ajalah kita anjir!”
Bumi tertawa puas, memancing emosi Bima adalah suatu hal yang menyenangkan. Asal tidak berlebihan saja, soalnya Bima ini kaya macan kalo udah ngamuk.
Akhirnya malam itu mereka sudah dihampiri bahagianya, terimakasih semesta, kali ini kamu sudah berpihak pada mereka.
Tolong setelah ini bercanda sewajarnya saja ya?
hayoo ada yang bisa nebak plot twist ini gak sebelumnya????
Selasa, 7 November 23
9.28 PM
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA DAN CERITA [ End✓ ]
Fiksi Remaja⚠️ bukan lapak bxb⚠️ Ini bukan tentang alam semesta, ini tentang semesta dengan ceritanya masing-masing. Bumi, Bima, Gemintang, dan Giri. Penasaran? Come on, read right away! start : 29 Oktober 2023 end : 10 November 2023 ©aljaem__