Pengenalan tokoh dan awal

2.2K 75 1
                                    

WARNING!!

1. Cerita ini menggunakan visual idol, jadi DITEGASKAN UNTUK TIDAK MENYANGKUT PAUTKAN CERITA DENGAN KEHIDUPAN ASLI IDOL!

2. Dilarang latah, apalagi menebar hal² tidak mengenakkan seperti KOMEN DI POSTINGAN IDOL DENGAN MEMBAWA BAWA CERITA INI!

3. Harap memberikan vote dan komentar jika menyukai cerita ini, jika tidak juga DIMOHON UNTUK TIDAK MENINGGALKAN KESAN BURUK DIKOMENTAR!

Terimakasih sudah berkenan mampir, semoga betah..

——

“Selamat pagi om Wira..” sapa Bumi pada Wiratama yang baru saja membukakan pintu untuk tiga orang tamu tak diundang nya itu.

Wiratama tersenyum kecut, “Ya, pagi.. Nyari apa kalian jam segini ke rumah saya?”

“Nyari perhatian orang lama, om.” Giri menyahut asal.

“Yeu, malah galau. Udah sana masuk” usirnya, menyuruh tiga antek-antek putra sulungnya untuk segera naik ke kamar atas.

Kini giliran Bima yang beraksi, dia segera menarik pergelangan tangan dua orang disampingnya supaya cepat berjalan. “Udah, buruan ah.”

“Sabar, woy.”

“Tau nih, sakit elah.”

“Dasar, terompet taun baru aja kalah sama suara mereka itu.” Wiratama tidak habis pikir, pun langkahnya dia bawa menuju kamar bungsunya.

Membiarkan tiga orang aneh yang sering merusuh di rumahnya itu melakukan kegiatan rutin mereka.

Brak.

“Anjir, selaw bor.” Giri mengingatkan, bisa-bisanya Bima mendorong paksa kamar tujuan mereka.

“Buru itu si Gemi masih turu.”

Bumi menghembuskan nafasnya pasrah, “langsung tarik aja, suruh duduk.”

“Pusing bego, kasian.”

Berbeda dengan percakapan Giri dan Bumi barusan, Bima sudah lebih dulu mengguncang tubuh bongsor Gemintang yang masih terlelap nyenyak di kasurnya.

“Gem, bangun!”

“Gem!”

Gemi ngawang, menyahut dengan deheman serak. Hal itu membuat jiwa lemah lembut Bima langsung hilang, dan berakhir di jambaknya rambut lebat dihadapannya itu.

“Akh. Sakit tolol!” Berhasil, si bongsor bangun dengan mood yang terguncang.

Kini bagian Giri dan Bumi tertawa, mereka yakin jambakan seorang Bima tidak mungkin tidak sakit.

Kemudian disusul decakan Bima sendiri, “makanya kalau dibangunin sekali, nyaut. Buru cuci muka.”

“Kenapa si?”

“Kenapa, kenapa. Gama kan ulangtahun.”

Gemi memincingkan matanya, “emang iya?” dia bertanya tidak yakin.

Setelah itu Giri dan Bumi hanya berdoa, semoga telinga mereka dan Gemi masih bisa berfungsi dengan benar seusai ini.


















Yipiee selamat datang di cerita baruku..
Aku langsung kasih visual mereka sesuai gambaran aku ya

Aku langsung kasih visual mereka sesuai gambaran aku ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senin, 30 Oktober 231

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senin, 30 Oktober 23
1.45 PM

SEMESTA DAN CERITA [ End✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang