ARES POV
"Azella.... Azellaaaa"
Aku berteriak saat tiba dirumah, mencari gadis itu, semua orang menjadi panik, saat melihat kemarahanku yang tak mereka ketahui penyebabnya.
Aku terburu-buru pulang saat pikiranku tiba-tiba tertuju pada Azella, entah kenapa, saat aku mengingat kembali adegan antara aku dengannya kemarin,dan sekarang aku menginginkannya kembali.
"Mana Azella?" tanyan ku kepada seluruh karyawan dirumahnya, tapi tak ada yang menjawab.
"Dimana Azella?" kali ini aku berujar dengan suara tinggi, sambil melempar vas bunga di mejanya ke sembarang arah.
"Maaf tuan, kami tidak tau kemana nyonya Azella pergi" sahut salah satu dari mereka
"Dasar bodoh" aku pergi dan mencari sendiri, ternyata Azella hanya duduk di taman belakang rumah dekat dengan kamar birunya.
"Apa yang kau lakukan disini" tanya ku dingin, dia menoleh, dan aku menatap matanya yang sayu dan layu.
"Apa yang kau lakukan disini malam-malam!?" tanyaku
"Aa.. Aku hanya.... "
Aku tak mau mendengarkan apa yang akan diucapkannya , dan aku hanya membawanya masuk ke kamarnya.
"Apakah kau ingin lari dari rumah ini?" tanyaku, yang kupikirkan saat ini adalah jika dia ingin melarikan diri dari rumah ku.
Aku lalu duduk disofa dalam kamar itu, melonggatkan dasi yang seharian ini melilit di leherku.
"Kemarilah" aku memberi isyarat agar Azella duduk di pangkuanku, bukannya mendekat, Azella malah mengambil pisau yang sengaja dia taruh dibawah bantalnya.
"Aku akan membunuhmu, jika kau mendekatiku"
Aku hanya tersenyum melihat Azella dengan berani menodongkan pisau itu kearahku, ini benar-benar seperti sedang bergurau.
"Lakukan sesukamu honey, tapi.... "
Aku berdiri mendekatinya, dan dengan mudah dia merebut pisau itu dari tangannya lalu membuangnya, kupeluk tubuhnya lalu menjatuhkannya keatas kasur, ku pegang erat kedua tangannya dan mulai mencium nya sesuka ku. setelah beberapa saat, aku mendekatkan bibirku pada telinganya,lalu menahan kedua tangan Azella dengan tangan kekarnya, dia membiarkan Azella berteriak saat dia hendak mencium gadis itu.
"Ares" bisikku padanya
"Aku tidak mencintaimu, jadi berhenti melakukan hal itu padaku" dia kembali menangis
"Aku juga tidak pernah mengatakan kalau aku mencintaimu, aku hanya mencintai tubuhmu" aku kembali mencium bibir Azella saat dia lengah, melumatnya dengan lembut, setelah beberapa saat, aku berhenti dan membiarkan Azella mengambil napas.
Tanganku mulai menjamah tubuh Azella yang dia tutupi dibalik baju tipisnya, Azella meremas selimut sambil menggigit bibir nya, menahan rasa yang tidak biasa dia rasakan.
"Look, you even enjoy my touch," aku tersenyum saat melihatnya yang memejamkan matanya
"Can we start the game honey?"
Aku mulai membuka satu persatu kancing baju Azella, dan mulai mencumbui tubuh Azella yang baru sadar jika itu adalah sesuatu yang membuatku candu.
"I like it"
"Aku tak akan berhenti sebelum kau menyebut namaku dalam desahanmu"
Aku mencium bibirnya, sedangkan Azella sama sekali tak berani menatapku
Aku memiliki prinsip sendiri, apa yang aku miliki, maka akan aku gunakan dengan sebaiknya, begitupun dengan Azella, dia adalah milikku, tubuhnya, semuanya yang ada pada dirinya adalah milikku, dan aku berhak atas semuanya.
Aku memberinya kecupan pada lehernya, menggigit bahunya dengan lembut tapi dia sama sekali tak meresponku, hanya diam sembari menggigit bibirnya untuk menahan suaranya.
"Kita lihat, berapa lama kau akan menahannya" batinku
Permainan sudah berlangsung lama, kulihat keringat mengucur dari dahi Azella, terlihat kalau dia mulai lelah, tapi aku sama sekali tak akan berhenti, sebelum apa yang aku inginkan terwujud.
Azella meneteskan air matanya, sementara aku hanya tersenyum, dia begitu cantik saat menangis, dan aku menyukainya.
"Don't cry, honey nikmati saja"
Setelah beberapa saat, Azella akhirnya menyerah padaku, dan dia akhirnya mengeluarkan suaranya
Aku tersenyum puas, dan kembali bersemangat, tak peduli meski Azella telah lelah.
"Aa... Aress, bisakah kau berhenti, aku lelah" ucapnya lirih
"Aku tak akan berhenti, sebelum kau menyebutkan namaku dalam desahanmu"
"Tapi... aku benar-benar sudah lelah"
"Aku tak peduli"
"Mhhhhh" dan akhirnya aku mendengar desahan kecil itu keluar dari bibirnya
"Ares, tolong berhenti, aku mohon"
"No"
"Ughhhh... aressshhh, tolong berhenti" aku tersenyum puas untuk kesekian kalinya, dan mengakhiri semuanya.
Azella pingsan setelah mengatakan kalimat itu beberapa detik yang lalu, dia benar-benar kelelahan. aku lalu berbaring disamping tubuh Azella, menutupi tubuhnya dengan selimut, setelah itu aku menatap wajahnya dengan sangat lama.
"Karena kesalahan orang lain, kau yang harus menanggung akibatnya" tanpa aku sadari, kalimat itu terlontar begitu saja, disisi lain, aku mengasihaninya,tapi disisi lain aku juga merasa puas karena berhasil membalaskan dendam.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/355054368-288-k462708.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AMYGDALA
Teen FictionKarena kesalahan sepele yang dilakukan adiknya, gadis itu harus menjalani hukuman seumur hidup dengan menikahi lelaki yang usianya 8 tahun lebih tua darinya. lelaki yang penuh dengan nafsu, dan selalu bersikap kasar dan semaunya, apapun yang dia ing...