AUTHOR POV
"Dimana Azella?"
Ares tersenyum mendapat pertanyaan itu melalui via telpon
"Kenapa? apakah kau merindukannya?"tanya Ares santai
"Bawa Azella pulang, sekarang"
"Azella adalah gadisku, dan hanya aku yang boleh membawanya pergi" Ares memutuskan sambungan telpon itu, dan melihat ke sekelilingnya, takut Azella mendengar pembicaraannya, dan ternyata Azella masih tertidur.
"Maafkan aku" batin Ares sambil melihat Azella.
Ares lalu pergi ke kantornya, tanpa meninggalkan surat apapun pada Azella. saat berada di perjalanan, Ares mendapatkan notifikasi pada ponselnya.
"Oke" gumam Ares sembari memutar arah mobilnya kembali ke rumah.
Sampai dirumah dia langsung mencari Azella, gadis itu terbangun saat Ares sedikit keras membuka pintu.
"Aa.. ada apa?" tanya Azella takut, jangan jangan lelaki ini akan meminta hal 'itu'lagi. Ohh tidak, tubuhnya masih sangat lemah.
"Buka" pinta Ares kasar
"Apanya?" tanya Azella bingung
"Buka selimutnya"
Azella menurunkan selimut yang menutupi tubuhnya, tak ingin Ares marah hanya karena hal sepele. Ares tersenyum, setelah memastikan semuanya aman.
Tanpa mengatakan apa apa lagi, Ares pergi meninggalkan kamar Azella.
**
Sebuah mobil Lamborghini terparkir dihalaman rumah yang luas, tepat rumah itu milik Ares, dia kedatangan tamu istimewa malam ini.
"Mana Azella?" tanyanya dengan penasaran"Sabar, kau tidak bisa ketemu Azella sesukamu, karena Azella sekarang adalah istri ku" sahut Ares
"Istri? kau bahkan tidak tau cara menghormati wanita, sekarang mana Azella, aku harus bertemu dengannya"
"Azella, kemarilah" panggil Ares
Beberapa saat kemudian Azella keluar, dan benar-benar kaget melihat siapa tamu Ares.
"William" Azella berlari, dan memeluk William,didepan Ares"Kau baik baik aja?" tanya William sambil mengakhiri pelukannya setelah beberapa saat, melihat adegan pelukan itu, Ares hanya diam.
"Akan kuberi hukuman kau setelah ini" batin Ares"Zell, ada apa dengan lehermu?" tanya William melihat banyak tanda merah dileher Azella
"Masuk kamar sekarang Azella" perintah Ares
"Ta... tapi" Azella menolak, karena dia masih ingin melihat William
"Masuk Azella!" kali ini Ares berteriak seraya mendorong Azella agar kembali ke kamarnya. setelah Azella pergi,
"Apa yang kau lakukan padanya?" teriak William"Dia istriku, aku berhak melakukan apapun padanya, dan jangan heran karena Azella juga membuatnya disini" Ares memperlihatkan bagian merah pada lehernya.
"Bangsat" maki William
"Sekarang pergi, kau sudah bertemu Azella kan" Ares dengan sengaja mengusir William, William pun pergi setelah Ares mengatakan kalimat itu.
Ares pergi menghampiri Azella, tapi saat hendak masuk Azella malah mengunci pintunya.
"Buka pintunya Azella, selagi aku masih bersikap baik" Ares berujar dari luar"Kau jahat, biarkan aku sendiri"
"Kau akan tau akibatnya jika kau membuat aku marah" Ares mulai kesal
Karena Azella tak kunjung membuka pintunya, Ares menendang pintu itu dengan keras.
Azella berteriak saat Ares berhasil masuk. Ares mendekati Azella, dengan kasar menampar nya.
"Kau senang bertemu dengan kekasihmu dalam beberapa menit? sampai kau melupakan aku? dan apa ini? apa aku mengizinkanmu menggunakan baju ini untuk bertemu dengan William?""Tapi aku merindukan William" teriak Azella
"Berhenti menyebut namanya dihadapanku!" Ares benar-benar marah "sekarang masuk kekamar mandi, kau harus membasuh tubuhmu, aku tak mau ada bau orang lain dalam kamarku"
Azella berlari kekamar mandi, untuk menghindari amukan dari Ares, didalam sana, dia merendam dalam sebuah bathtub. Sementara Ares pergi keruang kerjanya, dia duduk menunggu Azella sambil meneguk beberapa gelas wine , padahal dia sama sekali tak menyukai Azella, kenapa dia harus marah saat Azella memeluk William?
Setelah selesai, Azella menemui Ares diruang kerjanya, saat itu, Ares tampak mengantuk, bukan dia bukan mengantuk, dia hanya terlalu banyak meneguk wine, jadi pandangan matanya sedikit meredup.
"Ares.... berhenti"Teriakan Azella tak berpengaruh pada Ares, lelaki itu terus mengadahkan mulut botol itu ke mulutnya.
"Ares, tolong berhenti" pinta Azella untuk kedua kalinya.
Ares yang sadar akan kehadiran Azella, segera menurunkan botol itu dan meletaknya diatas meja, dengan langkah lunglai, Ares mendekati Azella. lelaki itu menarik leher Azella, dan mendekatkan bibirnya pada bibir Azella, membagi wine yang masih berada di mulutnya.
Azella memukul mukul dada Ares saat lelaki itu memaksanya mencicipi wine di mulutnya.
"Bibir kau sangat manis" Ares berujar setelah mengakhiri perbuatannya."Aku menginginkannya lagi" Ares menatap Azella dengan tatapan dingin
"Tidak bisa, kau dalam keadaan mabuk sekarang" Azella menjauh, tapi Ares lebih dulu menahan langkahnya.
"Tidak ada yang bisa menolah perintahku dirumah ini" Ares membawa Azella keatas sofa dan menindih tubuhnya disana"Ares, tolong jangan lakukan ini" rintih Azella
"Tubuhmu terlalu candu untuk dilewatkan" Ares kembali membuat tanda maroon dileher Azella.
Pasrah, Azella hanya bisa pasrah karena mau melawan pun tak ada gunanya, itu sama saja akan membuatnya lebih tersiksa, karena jika tak menurut, Ares tak segan segan untuk memukulnya.
Azella melepas sendiri baju yang dia kenakan, dan mulai membalas setiap kecupan yang diberikan Ares sembari menangis, dia meratapi nasib hidupnya yang harus berakhir ditangan lelaki ini.***
KAMU SEDANG MEMBACA
AMYGDALA
Teen FictionKarena kesalahan sepele yang dilakukan adiknya, gadis itu harus menjalani hukuman seumur hidup dengan menikahi lelaki yang usianya 8 tahun lebih tua darinya. lelaki yang penuh dengan nafsu, dan selalu bersikap kasar dan semaunya, apapun yang dia ing...