BAB 14

557 45 1
                                    


"gazri sayang sini...biar mama gendong"

"gazri papah pulang"

"mhhppp anak papa udah gede, ganteng banget kaya papa"

"baaa..."

"gazri ayo katakan papa!"

"phapa"

"pintar"

....

tit tittt tittt

suara dekat cantung anfa yang melemah, karena panik dokter segera melakukan senagtan listrik di dada anfa.

titttt titttt

suara yang kembali berbunyi tanpa henti.

jakarta ( farul )

creekkk sreekk

suara piring yang jatuh dari tangan farul "sayang ada apa?" teriak Reza panik sambil menghampiri farul

"Reza..perasaan ku ngak enak, kira kira apakah anfa baik baik saja?" ucap farul khawatir

Reza memegang tangan farul untuk menenangkan nya "anfa kita pasti baik baik aja...ayo tidur mungkin kamu kecapean" ucap Reza yang langsung di jawab anggukan farul. lalu keduanya pergi ke kamar untuk istirahat

.....

beberapa bidan keluar dari ICU sambil berlari terburu buru "ada apa?" tanya Neul pada perawat tapi perawat malah tak memperdulikan pertanyaan Neul

"apa terjadi sesuatu sama anfa?" panik Neul sambil menatap ke arah ICU

"jangan berfikir yang aneh aneh dulu" ucap Viky mencoba menenangkan Neul

perawat yang berlari keluar kembali berlari masuk ke dalam ICU dengan menolak meja bedah beserta kantong darah.

"mending kita berdoa agar anfa baik baik aja" saran zaka

mereka ber 6 pun berdoa bersama sama untuk keselamatan anfa. beberapa menit kemudian sandi keluar dari ICU lalu di pindahkan ke ruang rawat.

"dok bagaimana dengan teman saya yang satunya?" tanya Sean khawatir

"kami sedang berusaha semaksimal mungkin, tolong tuan tuan bersabar" ucap dokter lalu masuk ke ICU

"maafin gue fa...gue gagal jadi saudara yang baik buat Lo" Neul.

sekarang sudah tepat 3 jam mereka menunggu di depan ICU. Neul juga sudah tertidur karena lelah.

Ting*

suara lampu ICU padam semua langsung menatap ke arah pintu ICU. Neul juga bangun karena mendengar suara punyi lampu ICU yang padam.

clek*

suara pintu kaca terbuka bersamaan dengan brangkar anfa yang di tolak keluar dari ICU.

kondisi anfa bisa di bilang tidak baik baik saja, wajahnya yang pucat di tambah perban dan beberapa plester yang menghiasi kepala hingga wajah nya serta gift yang di pasang di kaki kiri dan tangan kanan anfa.

seketika Neul kembali menangis sambil membantu dokter mendorong berangkar anfa ke ruang rawat.

***

anfa terbangun dan sadar bahwa dirinya ada di depan rumah yang tidak anfa ketahui sebelumnya. rumah nya tidak terlalu megah saat dirinya berapa di rumah Reza. tapi pemandangan di sekeliling rumah tersebut sangat indah dan menaruh kesan istimewa di hati anfa.

tak lama kemudian suara krincingan sepeda berbunyi bersamaan dengan pintu pagar yang di buka. menampakkan sosok anak kecil yang sedang memedal sepeda dengan bantuan roda duanya dan di kawal pria tinggi dan tampan. pria itu adalah Adrian dan anak kecil itu adalah Gaza waktu berusia 3 tahun.

transmigrasi Gaza BL ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang