Chapter 12 - Diriku Yang Lain

89 13 0
                                    

Pada saat itu, kami sudah kehabisan stamina. Sedangkan yang menyerang kami saat ini, lebih kuat dari para Orc tadi.

"Bagaimana ini?! Bagaimana kita akan melawannya?! Kita semua sudah kehabisan tenaga pada saat melawan Orc tadi." Ucapku pada mereka.

Mereka untuk sejenak terdiam mendengar perkataanku. Baru setelah beberapa saat Zandra bilang.

"Aku juga tidak tau. Yang jelas, monster yang sudah menyerang kita sejak tadi ingin kita segera mati." Katanya padaku.

Aku bingung. Tidak tau harus berbuat apa lagi. Jika kami menunggu kebetulan seperti kemarin", mungkin kali ini tidak akan ada.

Karena kami sudah agak jauh keluar dari kota tadi. Menunggu hanya akan memberi kesempatan bagi para mahluk itu untuk menghabisi kami.

Kami berusaha untuk bergerak sebisa mungkin, namun hasilnya nihil. Badan kami sama sekali tidak bisa digerakkan sedikitpun. Bahkan, Shania yang beperan sebagai Healer kami juga sudah hampir pingsan karena lelah dalam menyembuhkan staminaku.

Para mahluk itu sudah mendekati kami dan menyerang kami. Kami mencoba melawan namun sangat sulit dalam bergerak. Oh iya, mahluk yang aku katakan dari tadi adalah 2 Golem Batu.

Mahluk bertubuh besar itu sekarang sedang memukuli kami dengan tangannya yang sekeras batu. Atau tangannya memang terbuat dari bebatuan. Sakit yang amat sangat kami rasakan sejak tadi. Rasa sakitnya seperti dihantam batu berukuran raksasa secara berulang ulang dan sangat keras.

Aku melihat semua temanku terluka sangat parah ketika Golem itu menyerang mereka. Tiba" kepalaku menjadi sangat pusing, dan semuanya menjadi gelap. Didalam kegelapan itu muncul sebuah sinar.

Sinar itu lama kelamaan berubah wujud menjadi seseorang. Seseorang yang amat sangat kukenal... Diriku Sendiri. Aku bingung melihatnya, mengapa ada kembaran diriku disini. Dan terlebih, aku ini sekarang dimana?

Ditengah kebingunganku, diriku yang ada didepanku berkata. "Aku adalah kau dan kau adalah aku." Ucapnya.

"Aku tidak mengerti apa yang kau maksud." Balasku.

"Kita adalah satu, dan aku adalah sisi tergelap dalam dirimu."

"Apa ini yang dimaksud "Honramazu" sisi gelap yang mengendalikanku?" Pikirku.

"Itu benar sekali." Jawabnya.

Apa? Mengapa dia bisa membaca pikiranku? Apa diriku memang bisa melakukannya? Aku bingung.

"Itu karena kita adalah satu." Ucapnya kembali.

Cukup. Aku sekarang sudah bingung. Akan kutanyakan tujuannya muncul dihadapanku.

"Hei, mengapa kau menampakkan dirimu padaku?" Tanyaku kepadanya.

"Itu karena kau yang disana sedang terluka parah. Aku akan mengambil alih tubuhmu." Ucapnya.

Perkataannya membuatku sangat terkejut. Mengapa bisa sisi tergelapnya malah mengendalikan dirinya sendiri.

"Kau harus menerima keberadaanku didalam dirimu karena aku ini nyata adanya." Jelasnya padaku

Setelah itu, perlahan pemandangan didepanku mulai lenyap dan semua menjadi hitam kembali.

***********

Setelah aku bangun, aku berada disebuah ruangan. Aku sangat mengenal tempat ini. Ini adalah... Penginapan. Tapi bukannya tadi aku berada diperjalanan menuju kekota selanjutnya? Bagaimana bisa aku tiba" ada di penginapan?

Apa semua yang kualami tadi hanya mimpiku saja. Entahlah aku juga tak tau. Yang jelas, tadi iru terasa sangat nyata. Disampingku, sudah ada teman"ku. Mereka terlihat baik" saja tanpa ada goresan luka sedikitpun dibadan mereka. Hanya saja, wajah mereka terlihat agak memar.

Dungeon QuestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang