Chapter 13 - Pengendalian Yang Sulit

131 11 0
                                    

Aku sedang memikirkan bagaimana caranya mengendalikan sisi gelapku ini. Jika aku mau mengendalikan sihir cahaya? Sepertinya akan sulit, karena duniaku itu ada hubungannya dengan bayangan.

Dan bayangan ada keterkaitannya untuk kegelapan. Tubuhku akan menolak kekuatan kegelapan yang aku pelajari. Karena aku termasuk orang yang jarang menggunakan sihir cahaya.

"Ah, sepertinya ini tidak akan mudah." Ucapku.

Aku sedang berada dipenginapan bersama Reia. Dia bingung apa yang sedang kukatakan.

"Apa yang kau bicarakan Reon?" Ucapnya dengan nada penasaran.

"E-Eh, bukan sesuatu yang penting." Sangkalku.

"Kau berbohong, ayolah bicara saja padaku. Mungkin aku bisa sedikit membantu masalahmu." Ucapnya padaku.

"Apa kau sedang memikirkan tentang kejadian kemarin itu?" Tambahnya lagi.

Aku terkejut mendengar perkataannya. Dia seperti bisa mengetahui apa yang sedang kupikirkan. Aku sudah tidak bisa mengelak lagi dari pertanyaannya.

"Itu benar." Ucapku sambil menghela nafas panjang.

"Aku sedang memikirkan bagaimana caranya untuk mengendalikan diriku yang lain ini. Namun aku tak tau caranya." Jelasku.

"Apa kau tidak mencoba saja memancing kembali sisi gelapmu itu?" Katanya memberi saran.

"Bagaimana caranya?" Tanyaku yang sedang berpikir sangat keras terhadap perkataannya.

"Dengan menciptakan kondisi yang sama, seperti saat dimana kau kehilangan kesadaranmu. Pada saat itu, cobalah untuk mengendalikannya." Jelasnya padaku.

"Lalu, jika aku tak bisa dan menjadi seperti kemarin?"

"Kau pasti bisa. Jika memang gagal, aku akan mengeluarkan sihir cahaya untuk menenangkanmu." Jelasnya.

Memang, hanya itu cara satu"nya yang bisa menenangkanku. Tapi, cara seperti itu akan membuat seluruh tubuhku mati rasa selama satu menit. Itu yang paling tidak aku suka.

Tetapi, tidak ada cara selain itu yang bisa terpikirkan. Jika aku ingin mengendalikan diriku yang lain, aku harus bisa menerima konsekuensinya. Entah itu buruk dampaknya bagi diriku.

Namun aku tetap harus bisa, agar tidak ada orang lagi yang terluka.

"Baiklah jika hanya itu cara yang bisa dilakukan." Ucapku.

Aku dan Reon akhirnya memutuskan untuk berlatih dihutan. Karena suasana hutan sangat mendukung untuk latihanku kali ini. Kami sudah membawa perlengkapan guna untuk berlatih nanti.

Sesampainya disana, kami beristirahat disebuah pohon yang rindang untuk sejenak. Guna melepas lelah dalam perjalanan tadi. Karena jarak hutan dan kota yang lumayan jauh.

"Baiklah karena kita sudah sampai, mari kita mulai saja." Katanya padaku.

"Oke. Aku siap."

Dia mulai menaburkan serbuk bunga Setrani. Yang sedari tadi memang sudah disiapkan untukku. Serbuk bunga itu berguna untuk memancing monster kelas atas seperti golem dan lainnya. Reia menaburkannya disekitar tubuhku.

Setelah selesai, dia bersembunyi disalah satu pohon yang letaknya agak jauh dari tempatku. Karena untuk menunggu monster yang akan menyerangku. Setelah beberapa menit. Serbuk itu ternyata bereaksi. Golem ternyata muncul dari balik pepohonan yang ada didepanku.

Sepertinya dia mencium bau dari bunga ini. Pada akhirnya, dia langsung menyerangku. Aku tak melakukan apapun. Hanya bertahan tanpa membalas serangannya. Karena tujuanku bukan untuk mengalahkan mahluk satu ini.

Dungeon QuestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang