☆8. Sean dan Rey☆

57 22 24
                                    

Jangan lupa vote dan komentar, ya!

"Mau jalan-jalan?" tawar Rey tiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau jalan-jalan?" tawar Rey tiba-tiba.

Sean mengernyit, mendongak menatap Rey yang berdiri seraya bersandar pada batang pohon. Saat ini, di sana hanya ada mereka. Keempat orang lainnya entah pergi ke mana, Julian bilang ada hal yang harus mereka bahas. Sebagai gantinya, Rey akan berada di sana untuk menemaninya agar tidak bosan.

Sayangnya, berada di dekat Rey justru malah membosankan. Pemuda SMA itu hampir mirip seperti Saga, dingin dan sulit berekspresi. Bedanya, Saga akan menjadi sosok yang hangat dan perhatian jika sedang bersama Sean, sementara Rey bahkan tidak pernah repot-repot mengajaknya bicara.

Bahkan tadi saat Sean mengira anak itu juga diculik sama sepertinya, Rey hanya mendengkus dan memutar bola matanya malas, tidak menanggapi lebih lanjut. Justru Julian'lah yang repot-repot menjelaskan kesalahpahamannya.

Agaknya Sean sedikit kaget karena Rey berinisiatif mengajaknya jalan-jalan, padahal sebelumnya terbilang dingin dan acuh pada kehadirannya.

"Mau jalan-jalan ke mana? Di sini cuma ada padang rumput doang," sahut Sean.

Tempat itu memang hanya ada sebuah padang rumput yang sangat luas, dengan satu pohon besar yang saat ini menjadi tempat Sean dan Rey berteduh. Maka dari itu, tanpa jalan-jalan pun mereka bisa melihat keadaan sekitar yang hanya dipenuhi rumput.

Rey mendudukkan dirinya di samping Sean yang sepertinya masih lemas. "Setelah padang rumput, ada danau di bawah bukit. Di sana juga ada banyak bunga yang tumbuh. Memangnya kau tidak ingin mencoba melihatnya?"

"Nggak." Sean menggeleng, menatap Rey dengan tatapan tidak minat. "Lagian aku cuma mau pulang. Kenapa kamu nggak antar aku ke rumah sakit aja? Ngapain repot-repot nyulik aku ke sini? Keluargaku nggak sekaya itu buat bisa kalian mintain tebusan," selorohnya terdengar sedikit kesal.

"Julian sendiri yang mengatakan bahwa kau tidak diculik, bukan? Jadi, kau memang tidak diculik dan tidak akan dijadikan bahan tebusan atau apapun itu."

"Terus kenapa kalian nggak ada yang kasih tahu ke aku alasan aku dibawa ke sini? Di sini juga nggak ada Ayah, Ibu, atau Saga. Harusnya mereka nggak ngasih kalian izin bawa aku ke mana-mana karena sekarang aku lagi sakit."

"Tapi kami memang tidak menculikmu," kata Rey yang keukuh bahwa membawa Sean ke sini bukanlah sebuah kejahatan seperti yang dipikirkan bocah SMP itu. "Sebentar lagi kau juga akan dikembalikan ke tempat semula. Tidak perlu ambil pusing tentang hal ini."

"Aku bukan barang yang bisa dipinjam atau dikembalikan sesuka hati." Kening Sean mengernyit tak suka.

Rey menghela napas berat. Berada di dekat Sean harus membuatnya banyak mengeluarkan suara, sehingga energinya cepat terkurang habis.

Sean and the Miracle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang