Side Story 01. Perubahan

202 8 0
                                    


Kala itu, 15 tahun yang lalu,
hujan rintik-rintik juga sedang menghiasi langit indah sore hari.
Nasira selalu tersenyum disaat ia teringat kembali kenangan awal pernikahannya dengan suaminya, Jendra.

Dulu Jendra adalah laki-laki yang susah ditebak, kadang dia mudah marah, kadang dia baik, atau kadang dia bersikap malu-malu. Moodnya berubah-ubah, kalau mengingat jaman dulu Nasira ingin tertawa rasanya,

kenapa dulu aku begitu canggung sama Jendra ya, batinnya.

#

"Nas, liat kunci mobil yang kemarin aku bawa, gak? udah ditungguin orang di kantor," tanya Jendra yang tiba-tiba muncul dari atas tangga.

Nasira membalikkan badannya, menoleh ke arah suaminya, "emang dikamar gak ada?" tanya Nasira.

Jendra menggeleng, wajahnya terlihat frustasi sambil mencari-cari disekitar meja ruang tamu dan dapur.

Hanandra baru saja keluar dari ruang kamarnya yang berada di lantai satu, ia sedikit kebingungan melihat ayahnya yang kelihatan tergesa-gesa.

"ayah cari apa, ma?" tanya Hanan.

"Cari kunci mobil yang putih, kamu liat gak, sayang?" ujar Nasira sambil ikut mencari kunci itu di sudut-sudut sofa.

"Oh! mobil yang itu dibawa sama kakak bukan? tadi kakak pergi jam 10 an".

"Ha? anak itu bener-bener.." gumam Jendra kesal.

"loh, kenapa kakak gak izin dulu ke ayah? emang kakak pergi kemana?" tanya Nasira khawatir.

Hanan mengangkat kedua bahunya, ia tidak tahu kemana kakak laki-lakinya itu pergi pagi-pagi di hari minggu.

"Kayaknya sih main ma, ini kan weekend."

Jendra lalu mengambil ponsel dan berniat menelfon anak itu. Tapi, tak kunjung diangkat oleh Hayse.

sampai sudah beberapa panggilan terlewat, akhirnya ada jawaban.

"ya, ayah?"

"Kamu bawa mobil Ayah? kenapa gak bilang?" tanya jendra langsung saat akhirnya ada jawaban.

"oh.. aku kan udah bilang sama mama mau main,"

"iya bilang, tapi kamu gak bilang mau bawa mobil ayah ya, sayang!" ucap Nasira kesal.

Hayse, laki-laki itu tertawa. "iya ma maaf, aku izin pinjem mobilnya ya.." katanya.

"Hei, bukan gitu caranya. Pulang kamu, sekarang dimana? Ayah mau pergi!" ujar Jendra marah.

"aku masih lama, ayah..  pakai mobil yang lain saja ya?," jawab Hayse santai.

"ugh i swear, Hayse!," kata Jendra gregetan.

*Ugh sumpah deh, Hayse

Hanan yang mendengar jawaban cuek kakaknya itu ikut tertawa geli melihat keberanian Hayse. Jujur saja kalau itu dia, Hanan pasti langsung tancap gas pulang ke rumah karena takut dengan amarah ayahnya.

Nasira lumayan frustasi menghadapi putra sulungnya yang semakin beranjak dewasa itu, semasa hidupnya Hayse memang selalu dimanja, semua hal yang dia inginkan pasti terwujud. Semua itu sebenarnya salah Jendra juga yang terlalu sayang pada Hayse.

"Ayah, maaf. Hayse sedang mengemudi sekarang, Hayse tutup ya telfonnya?" ujar Hayse.

"Ha.. yaudah," Kata Jendra lelah, dia lantas mematikan telfon itu duluan dan membanting tubuhnya ke arah sofa.

"Menurutmu apa aku terlalu memanjakan dia sampai-sampai dia bersikap begitu?" tanya jendra sambil mengusap-usap wajah menahan amarah yang hampir meledak.

Me & Introvert HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang