04

4.5K 105 0
                                    

Chapter IV

Jendra dan Nasira

"Saudara Majendra Putra Eddison bin Edward Eddison saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Nasira Humaira binti Fajar Hardiyanto dengan mas kawinnya berupa uang tunai sebesar seratus juta duapuluh tiga ribu rupiah dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Nasira Humaira binti Fajar hardiyanto dengan mas kawinnya yang tersebut dibayar tunai." Ujar Jendra dengan suara yang lantang, matanya menatap lurus kearah penghulu.

"bagaimana saudara-saudara apakah sah?"

"sah."

"alhamdulillah. Selamat sekarang anda sudah menjadi suami istri yang sah, dipersilahkan untuk mencium kening istri anda."

Jendra menangkup leherku dan mencium lembut keningku, kami berdua hanya tersenyum. Hayse yang duduk disampingku langsung memelukku dengan wajah bahagianya.

Aku menyalami mama dan papa lalu memeluk keduanya dengan haru. Begitu juga dengan Clare yang sekarang sudah menjadi kakak iparku meski suaminya tidak bisa turut hadir dalam acara ini.

Malam harinya barulah pesta pernikahanku diadakan. Jendra memesan aula sebuah hotel berbintang untuk tempat pesta pernikahan kami. Awalnya aku sedikit mengira terlalu berlebihan tapi Clare bilang akan ada banyak orang penting yang datang, termasuk tamu-tamu Jendra

Kami tidak memakai adat apapun, hanya sepasang baju pengantin berwarna putih yang terkesan mewah dan mahal. Wajahku dirias sebegitu cantiknya sampai aku tidak percaya kalau yang didepan cermin itu adalah wajahku sendiri. Dan rambutku ditata sangat rapih dibiarkan memanjang kebelakang.

"ke-kenapa, aneh ya?" tanyaku pada Jendra.

Jendra terpaku menatapku saat aku bertemu dengannya untuk menyambut para tamu. Kupikir ada yag aneh dengan penampilanku, rasanya tidak percaya diri.

"tidak, kamu terlihat cantik." Katanya.

Astaga, hampir saja rasa kepercayaan diriku runtuh seketika. Dia membuat wajahku malu, padahal dia mengatakan itu dengan santai. Dan aku hanya mampu berterima kasih.

Aku melirik ke arah Jendra yang berdiri disampingku. Ya tuhan, dia benar-benar terlihat seperti malaikat, bagiku dia begitu sempurna. Jendra terus tersenyum kepada para tamu yang datang untuk memberi selamat kepada kami, akupun turut tersenyum.

Tak kusangka tamunya akan sangat banyak sekali, dan Clare benar banyak pengusaha kaya raya yang datang. jadi aku sangat menjaga imageku didepan umum, tapi kenapa Jendra terlihat begitu terbiasa melakukannya.

"kamu haus, sayang? Mau minum?" tanya Clare padaku, tapi aku hanya menggeleng.

"gak perlu kak, aku nggak haus kok."

saat itu, Kihara datang bersama dengan istri kesayangannya, namanya Sandy. Dia cantik dan berambut pendek. Mereka bergandengan tangan degan mesra sambil menghampiri aku dan Jendra.

"cie.. pengantin baru. Awas nanti malam jangan lupa pegangan." Ledek kihara didepan Jendra, sambil menepuk bahunya.

Aku hanya menutup mulutku saking terkejut mendengar omongan mereka.

"hah?-"gumam Jendra.

"Hayse, nanti minta adik yang banyak ke ayah ya?" Kata Sandy pada Hayse.

"kalian sudah gila ya?" ujar Jendra dengan senyuman. Tapi Kihara dan sandy malah tertawa lucu.

"benaran deh kalian berdua, dari dulu selalu aja ngeledekin Jendra mulu."

Aku dan Jendra saling menoleh lalu tersenyum saja. Entah apa yang terjadi nanti malam, aku sungguh tidak bisa memikirkannya. Itu membuatku malu dan sangat gugup. Dan aku tidak tahu harus berbuat apa.

Me & Introvert HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang