CHAPTER VII
LIBURAN
Sudah ditentukan, aku, Jendra dan Hayse akan pergi bersenang-senang hari ini. Meski hari ini saja, sangat berarti bagiku. Kami butuh tempat yang bisa menenangkan jiwa, dan banyak udara segar. Jadi aku menyarakan pada Jendra untuk pergi ke Taman Bunga Nusantara yang terletak di daerah Puncak.
Kami memutuskan untuk berangkat pagi guna menghindari macet dijalan. Aku terpaksa membangunkan Hayse pagi-pagi sekali, dan memandikannya dengan air hangat. Awalnya aku kasihan, namun setelah aku memberitahunya bahwa kita akan pergi jalan-jalan, dia jadi bersemangat dan wajahnya juga ceria.
Kami kompak, untuk memakai kemeja berwarna putih dan ada sedikit corak, dan untuk bawahannya kami pakai warna hitam.
aku hanya membawa sebuah tas jinjing yang cukup besar hanya untuk tempat pakaian ganti kami, takut sewaktu-waktu diperlukan. Dan Jendra hanya membawa tas punggung, untuk bekal makanan dan beberapa minuman.
Sebuah kursi roda sengaja kami bawa, karena Hayse memang tidak kuat jalan jauh. Setelah semua persiapan selesai, barulah kami berangkat menuju destinasi tujuan.
Kira-kira kami berangkat pukul setengah delapan pagi. Cuaca sangat bagus dan jalan tidak terlalu macet. Sepanjang perjalanan hanya Jendra saja yang terbangun karena dia yang mengemudikan mobil, sedangkan aku dan Hayse sudah terlelap tidur di kursi belakang.
"Nasira, bangun kita sudah sampai." Kata Jendra.
Dia membangunkanku dengan mengelus-elus lembut kepalaku dan menepuk pelan pipiku. Aku terbangun, begitupun dengan Hayse yang ikut tersadar. Kami turun dari mobil, dan merasakan sejuknya udara yang begitu menenangkan. Angin-angin sepoi-sepoi juga terasa dingin.
Jaket tebal langsung kukenakan ditubuh Hayse. kami mulai berjalan memasuki Taman yang dipenuhi bunga itu.
"wah," gumamku.
"wah, mama. banyak banget bunganya." Ucap Hayse degan senang, dia duduk tenang dikursi rodanya.
Berbagai warna dan macam bunga tersusun sangat rapih. Bau-bau alam begitu terasa dipenciumanku. Aku melirik ke arah Jendra. Dia tampak biasa saja, rambutnya berterbangan karena angin menerpa.
"capek? Mau istirahat dulu?" tanyaku padanya. Dia kelihatan lelah setelah mengendarai mobil.
"nanti saja, ayo kita jalan dulu." Ujarnya.
Seperti kebanyakan orang lainnya, kami hanya berjalan-jalan, menikmati keindahan alam yang jarang sekali dijumpai diperkotaan. Kami juga mengunjungi sebuah taman bertemakan berbagai negara, seperti Taman Jepang, Taman Eropa, dan Taman Prancis.
"Prancis, itu tempat lahir Hayse." ucap Hayse.
Saat kami mengunjungi taman itu dia begitu antusias dan sangat senang, sepertinya dia rindu kampung halamannya. Aku dan Jendra hanya tersenyum melihat tingkah laku imutnya itu.
"ayah, kapan kita ke Prancis?" tanya Hayse tiba-tiba.
Jendra terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa. kalaupun dia pergi ke perancis tidak mungkin mengaak Hayse kembali.
"nanti ya sayang, ayah lagi gak ada urusan disana." Tutur Jendra.
Untunglah Hayse bisa memaklumi, karena suasana hatinya sedang senang. kalau tidak mungkin bisa saja dia merengek seharian.
Kami sampai pada sebuah food court yang terletak terpisah dari taman-taman berisikan bunga. kami memutuskan untuk duduk sebentar, dan memesan makanan.
"Hayse mau makan apa?" tanyaku.
"aku mau itu, ma."
Jari Hayse menunjuk ke sebuah stan makanan bergambar donat warna-warni. Aku menoleh ke arah Jendra, namun kepala dia menggeleng. tandanya Hayse tidak boleh makan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Introvert Husband
Romance[END] Kisah tentang seorang gadis sederhana berusia 21 tahun bernama Nasira Humaira, dan pernikahannya yang tidak biasa dengan seorang pria hebat, Majendra putra. . Awalnya keduanya tidak saling mencintai, namun hanya karena Hayse, semuanya berubah...