Bab. 2

1.8K 79 1
                                    

~Happy Reading Readers~

~Budayakan Vote and Komen plis.. ~

━━━━━━。゜✿ฺ✿ฺ゜。━━━━━━

"Mana ada cowo sama cewe temenan,
Kalo salah satunya ga nyimpan perasaan."
-Elvira Lena Scott-

D-diakan..

"Len, kenapa kamu blok nomor aku. Kamu juga mutusin aku tanpa sebab" ucap orang itu.

"Kita udah ga ada hubungan apa apa lagi ren, dan aku mutusin kamu juga karena kamu selingkuh. Jangan pikir aku ga tau apa yang udah kamu lakuin di belakang aku ya" balas Lena dengan tekanan di tiap katanya.

" T-tapi Len, dia itu temen aku" balas orang itu yang tak lain mantan Lena bernama Varen.

"Alah alasan, mana ada cowo sama cewe temenan kalo salah satunya ga nyimpan perasaan"

"Lena plis dengerin penjelasan aku dulu" ucap Varen dengan mimik memelas.

Lena yang melihat itu mengalihkan pandangannya, bukan karena kasihan tapi dia tak sanggup melihatnya karena jijik.

"Ga, jangan pernah kamu samperin aku lagi ya.
Ingat ini baik-baik ren, aku ga akan segan segan
ngadu ke Elina biar kamu dipermaluin. Kamu
ga lupa kan dia siapa" balas Lena sambil tersenyum meremehkan.

Dan jika kalian bertanya, Elina sahabat Lena bekerja apa. Jawabannya adalah jurnalis handal, dan bisa aja dia mengumpulkan informasi tentang Varen yang selingkuh pasti akan viral.

Sebab keluarga Varen bukan keluarga sembarangan, orang tua Varen adalah pengusaha ambisius yang sangat menjaga nama baiknya. Jika mereka melihat berita tentang anak semata wayang mereka yang menyelingkuhi pacarnya, maka nama baik mereka akan dipertaruhkan.

Varen yang mendengar itu wajahnya langsung pucat, jangan sampe berita itu akan menambah ketidakpedulian orang tuanya padanya.

"Sekarang mending kamu pergi" kata Lena lagi.

"Tapi Len-"

"Pergi!" Usir Lena lebih keras.

"Yaudah deh Len, sekali lagi maaf ya" ujar Varen terakhir kalinya, tapi tidak ditanggapi Lena.

Setelah itu Varen pun pergi dan hilang dari pandangan Lena. Lena pun bisa menghela nafas lega, dan keluar dari minimarket ini.

Saat Lena mau menyebrang, dia merasa diawasi. Tapi Lena mencoba mengabaikan nya, dia terus berjalan dengan hati yang was-was disertai jantung yang berdegup kencang.

Tak.. tak.. tak..

Bunyi hentakan sepatu nya bergema di gang gelap itu, tapi tak lama Lena mendengar bunyi tapak sepatu lain. Mencoba membuktikannya, Lena pun menghentikan langkahnya dan dia masih mendengar tapak kaki tersebut.

Saat Lena menengok kebelakang alangkah terkejutnya dia melihat cowok ber hoodie hitam itu yang tadi mengawasinya didepan minimarket, sedang mengikutinya dengan santai.

'Fiks ini pasti stalkernya' batin Lena disertai tubuhnya yang mulai bergetar dan mengeluarkan keringat dingin.

"M-mampus" tanpa berlama-lama Lena langsung berlari sekencang yang dia bisa, Lena mendengar tapak kaki cowok itu juga ikut berlari mengikutinya.

'Ya Tuhan tolong lah aku' Lena terus berkomat-kamit dalam hati, dengan kaki yang terus berlari.

Tak lama setelah itu Lena merasakan tangannya di cengkram dengan kuat lalu tubuh kecilnya didorong dengan kuat ke dinding, Lena hampir berteriak tapi mulutnya sudah dibekap dengan tangan besar stalker itu.

STALKER OBSESIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang