Bab. 5

1.2K 55 0
                                    

~Happy Reading Readers~

~Budayakan Vote and Komen plis.. ~

Raymond menempatkan Lena pada kamar VVIP, sekaligus untuk menebus kesalahannya.

Dikamar itu hanya terdengar suara monitor jantung .
Serta seorang gadis yang terlihat begitu nyenyak tertidur, padahal dia sedang koma.

Cklek..
Bunyi pintu dibuka, terlihat lah Rosa dan Raymond dengan pakaian lebih rapi. Mereka sudah pulang, lalu kembali lagi. Begitupun dengan Elina yang sudah dijemput oleh bundanya yang super galak.

Lalu Rosa duduk di samping brankar putri nya, sedangkan Raymond di sofa yang tersedia disitu. Dia ingin memberi ruang agar Rosa bisa menyampaikan keluh kesahnya pada Lena putri mereka.

Rosa menggenggam tangan mungil yang terasa begitu dingin itu. Sambil meneteskan air mata dia mulai menyampaikan segala rasa menyesal dan bersalahnya didepan tubuh pulas Lena.

"Lena, kamu harus cepat sadar. Mommy sama Daddy minta maaf sudah mengabaikan kamu, mommy janji kalo kamu udah sadar, kamu boleh tinggal bareng kami lagi" ujar lirih Rosa sambil mencium tangan putri nya.

Raymond mengiyakan dalam hati, serta bertekad akan menjaga Lena semampunya. Dia sudah merasa gagal menjadi seorang ayah yang baik untuk putrinya.

Sedangkan di alam bawah sadar Lena..

Sejauh Lena memandang, hanya hamparan taman bunga lavender serta beberapa pepohonan.

Lena begitu menyukai wangi menenangkan ini, wangi yang begitu candu baginya.

"Lena" panggil seseorang dengan suara yang amat lembut.

Lena langsung mengalihkan pandangannya ke pemilik suara yang begitu dikenali nya.

"Kak Vanka!! Aaa Lena kangen" teriak antusias Lena sambil berlari dan masuk kedekapan hangat sang kakak yang begitu dirindukan nya.

Vanka pun memeluk Lena dengan begitu erat, serta mencium puncak kepalanya.

"Kakak juga kangen sama Lena, kakak beruntung masih dikasih kesempatan buat ketemu kamu lagi" ucap Vanka sambil perlahan membawa Lena duduk di samping nya.

Mereka pun memandang hamparan luas taman bunga lavender yang begitu mereka sukai. Lena dan Vanka, sepasang kakak adik yang dipisahkan oleh maut itupun bisa bertemu lagi.

Lena pun menyenderkan kepalanya ke pundak sang kakak, dan matanya yang memandang wajah cantik Vanka yang sekarang makin terlihat cantik.

"Kalo bisa, Lena mau sama kakak aja disini" cetus Lena dengan pandangan berharap.

Lalu Vanka menoleh ke Lena, sambil tersenyum dia mencoba menjelaskan.

"Lena, biar bagaimanapun ini belum waktunya. Kita bisa bertemu di alam bawah sadarnya aja udah cukup" ucap Vanka sambil menggenggam tangan adik tersayangnya.

"Lagipula, mommy sama daddy udah berubah. Mereka sebenarnya memang sayang sama kita, kalo kamu pergi juga sama kakak, nanti mereka udah ga punya anak lagi. Dan juga kamu ga mikirin perasaan Elina ditinggal sahabat satu-satunya hm? " jelas Vanka dengan suara yang amat lembut.

"Iyaa, tapi biar aja Lena bangunnya lama, biar mereka rasain apa yang udah kita rasain selama ini kak" ujar Lena lalu memeluk kembali sang kakak.

"Hehehe, iya iya adikku tersayang" kekeh Vanka sambil mengelus puncak kepala Lena.

Mereka menghabiskan waktu yang ada, mumpung diberi kesempatan untuk bertemu kembali. Lena dan Vanka akan menggunakan nya sebaik mungkin.

STALKER OBSESIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang