Baca besok juga ga papa yah.
Tapi jangan lupa vote dan komennya..
❤❤❤.
.
.“heh kalian, Ayo bantu kita!”
Tiba-tiba Jisoo mengejutkan Irene Lisa dan Seulgi.
Entah kapan mereka bangun dari duduknya. Jennie dan Jisoo sudah berdiri mengambil ancang-ancang untuk mengangkat Jerigen, sepertinya sudah tidak ada ketakutan di wajah mereka.
Lisa dan Irene berusaha membantunya dengan ikut mengangkat Jerigen itu, sedangkan Seulgi masih menggendong jasad Chaeyoung.
“Berat banget ini Jen, ko kamu bisa angkat sih?” suara Irene tercekat saat berusaha mengangkat Jerigen itu.
“bener!” Lisa menambahkan “nggak kebayang ko bisa sih kalian sambil lari-larian bawa ni barang?”
Mereka akhirnya sampai di pinggir Sungai
“emang apaan sih isi nya?” tanya Seulgi ngikut di belakang bersama Rosie
“Minyak tanah” jawab Jennie singkat
Mereka tidak berani bertanya lagi, meskipun ada banyak pertanyaan yang ingin di tanyakan.
________
“Baringkan di sini Gi” arah Jisoo dengan tangan menepuk batu yang rata untuk pembaringan jasad Chaeyoung
Seulgi pun membaringkan jasad chaeyoung di atas batu tepi Sungai itu. Dua Jerigen sudah siap untuk di tuangkan ke badan anak kecil itu
Mereka yang melihatnya Tidak tega, apalagi Jennie saat ini, terlihat matanya terdapat air yang menggembung yang kapan saja bisa terjatuh membasahi pipinya.
“korek nya mana Ji?” tanya Jennie
memastikan agar setelah minyak menyiram tubuh adiknya, mereka bisa langsung membakarnya, ini semua juga demi kebaikan meski harus ada perasaan tidak rela.
“ada ko ini” balas Jisoo yang menggerakan tangannya untuk mengeluarkan korek api di dalam tas kecilnya.
Namun tiba-tiba hujan turun seketika begitu deras sangat deras, suasana berubah menjadi gelap, langit mendung berubah menjadi hitam.
Dengan sigap Jisoo memindahkan Jasad Chaeyoung segera, mereka semua lari untuk berteduh ke posisi sebelumnya sambil membawa dua jerigen yang belum sempat mereka buka.
“mengapa selalu seperti ini?” lirih Jennie yang di peluk Seulgi
Lisa tidak kalah sesak nya yang dia rasakan dia terduduk lemas dan melihat keadaan teman-temannya dia beralih menatap Rosie yang di genggam Irene, salah satu orang yang sangat berarti dalam hidup nya itu belum juga membuka mulut untuk berbicara.
Mereka semua diam dengan suasana mencekam itu, usapan pada lengan-lengan mereka seolah minta kehangatan terus saja di lakukan.
Ctar..!!!! Ctar…!!!
Hujan besar di sertai Kilat petir yang menyambar, sangat jelas di mata mereka kala Cahaya petir yang menyambar pohon-pohon sekitar.
Mereka semua menutup telinga karena kerasnya suara petir yang menggelegar, termasuk Jennie yang kini tengah meringkuk di pelukan Seulgi karena dia sangat takut dengan Petir.
Kecuali Rosie, seolah mata dan telinga nya tidak berfungsi, dia hanya diam, diam dan diam.
Namun pergerakan terjadi kala tangannya ia angkat untuk menyentuh dan menggenggam tangan Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Lain (Horor)☑️
TerrorDunia Lain.. Rencana Liburan 6 wanita Cantik di villa terhambat oleh seorang kakek yang meminta memberhentikan mobil mereka karena hari mulai gelap, namun Rosie dan Jisoo menentang dan memaksa untuk tetap melanjutkan. Pada akhirnya mereka tersesat d...