part 1

776 31 3
                                    

Hari ini adalah hari pertama Aisyah fahira al jauhary masuk Pesantren, Pesantren yang akan ia tempati itu berada di Jawa Tengah. Selain karena kemauan nya sendiri orang tuanya pun menyetujui ia masuk pesantren tujuannya untuk memperdalam ilmu agama.

"Ya allah hari ini adalah hari keberangkatanku menuju pondok pesantren pilihanku sendiri bismillah ya allah". Batin aisyah

"Sayang, sudah siap? Ayo berangkat takut keburu siang, takut sampai kesananya kesorean" ucap Bunda yang tiba-tiba sudah berdiri depan pintu membuatku sedikit terkejut.

"Eh iya bund,ayo aisyah udah siap"

Sebelum berangkat aku berpamitan dan meminta do'a restu semoga aku betah di sana dengan seluruh kerabat terdekatku termasuk kakek dan nenek.

"Bismillah ya nak semoga lancar semuanya dan di mudahkan segalanya".Ucap nenek aisyah sambil Aisyah menyalimi tangan nenek nya.

****

Setelah perjalanan yang melelahkan akhirnya aisyah sampai di sana pukul 13.45 WIB.
"Alhamdulillah udah sampai ya bund,bund kok aku jadi deg deg an gini ya bund".Ucap aisyah.

"Bismillah aja nak semoga semuanya lancar,dan bunda selalu mendoakan kamu dari dekat maupun jauh,bunda percaya ko sama kamu nak". jawab bunda aisyah sambil tersenyum.

"Doain terus ya bund".

"Selalu nak,yaudah ayo ayah kamu sudah nungguin tuh di depan mobil kasian".ujar bunda aisyah.

Setelah turun dari mobil dan menurunkan barang-barang yang ia bawa, aisyah bergegas menghampiri kedua orang tuanya yang sudah ada di depan teras Ndalem. 'ya allah kok aku tambah deg degan ya, hufft bismillah aja lah.' Aisyah membatin.

Kemudian mereka masuk kedalam Ndalem setelah dipersilahkan masuk oleh abdi Ndalem. Mereka duduk di kursi ruang tamu sedang menunggu kedatangan Kyai Zaenal.

"Assalamu'alaikum Kyai zaenal." sapa Ayah Aisyah setelah melihat kedatangan beliau. Kyai Zaenal adalah sahabat Papa fatir alias ayah aisyah sewaktu SMA dulu, walaupun terlihat dekat dan akrab tapi Fatir merasa segan terhadap sahabatnya itu.

"Waalaikumsalam ustadz Fatir, silahkan duduk kembali."Mas zaki tolong ambilkan air!".perintah nya kepada mas zaki selaku abdi Ndalem.

Hampir setengah jam mereka berbincang-bincang, Ayah Fatir dan Bunda Salma akhirnya pamit untuk pulang. Sebelum pamit, Ayah Fatir memberikan beberapa nasihat kepada putrinya. Seperti halnya perpisahan pada umumnya, Aisyah menangis ia masih merasa belum siap ditinggalkan oleh orang tuannya di sini.

"Pak Kyai, saya titip Aisyah di sini. Nasihati Aisyah jika salah, dan jangan segan untuk menghukumnya." ucap Fatir.

"Kamu tenang saja, Fatir. Insyaallah Aisyah akan baik-baik saja di sini." jawab Kyai Zaenal

"Jangan nangis dong, Nak. Aisyah di sini mau cari ilmu, insyaallah di permudah. Jangan pikirin Ayah sama Bunda di rumah, nanti Bunda sama Ayah juga bakalan jenguk kamu kok." Bunda Salma membawa Aisyah kedalam pelukannya. Sebenarnya Salma masih belum yakin untuk meninggalkan Aisyah di sini, ia masih khawatir dengan putri sematawayangnya itu. Memang usia putrinya masih 17 tahun, tapi mau bagaimana lagi, ia juga selaku orang tua ingin anaknya belajar mandiri dan berpikir dewasa, yaitu dengan cara ini, memasukannya kedalam Pesantren.

****

"Ini kamar kamu,di kamar ini juga ada Farah dan Rifa mereka juga teman sekamar dengan kamu,nanti saja beresin baju siap siap dulu buat makan siang, kamu belum makan siang kan?kalau begitu mbak permisi dulu ya, kalau butuh apa apa panggil mbak ya". Aisyah hanya mengangguk mengerti.

"Maaf mbak". belum juga perempuan tadi keluar dari kamar Aisyah ia baru saja di panggil kembali oleh santri baru itu.

"Iya ada apa"?

"Hmm anu itu mbak, nama mbak siapa"?.
Tanya Aisyah.

"Eh iya lupa astagfirullah, perkenalkan nama mbak Hania,panggil aja mbak hani." Jawabnya

"Ouh iya mbak terimakasih."Ucap aisyah.

Karena tak ada kepentingan lagi Hani beranjak dari sana meninggalkan Aisyah seorang diri.

Setelah makan siang bersama dengan para santri lain, kini Aisyah sedang membereskan barang yang ia bawa dan memasukan baju-bajunya kedalam lemari pakaian.

"Assalamu'alaikum" ucap dua orang yang baru saja memasuki kamar.

"Wa'alaikumussalam". Aisyah menjawab.

"Mbak santri baru yang tadi, yang di bilang mbak Hani?" tanya santriwati yang sekamar dengan Aisyah. Oh iya siapa tadi namanya, Farah dan Rifa?

"Iya mbak, perkenalkan saya Aisyah." ucap Aisyah
seraya tersenyum kepada mereka.

"Salam kenal Aisyah, saya Rifa." sahut perempuan itu. Walaupun wajah Rifa terlihat judes tapi dia aslinya baik, Rifa lah yang paling dewasa diantara ia dan Farah. Farah itu sedikit bar-bar, petakilan dan gampang emosi. Farah memiliki wajah yang manis bermata sipit serta tubuh yang mungil. Sementara Rifa iya memiliki aura dewasa, tubuh yang tinggi, serta memiliki tatapan tajam.

"Salam kenal mbak Rifa."

"Aku Farah, bisa dipanggil ara cantik." ucap Farah percaya diri.

"Ck! Gk usah centil, Ra." ucap Rifa jengah.

Setelah sesi perkenalan, mereka lanjut siap-siap karena sebentar lagi para santri akan melaksanakan shalat ashar berjamaah.

*****

Bagaimana part 1 nya teman" ???
Maaf kalau perkataan nya ada yang tidak nyambung masih belajar. Tandai yang typo ya teman"😽😽

Jangan bosen sama alurnya ya ikuti terus
Part selanjut nya.

GUS KU TETANGGA KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang