Pondok pesantren Mustafa Nurul Yaqin, sedang mengadakan acara yaitu acara kelulusan para santriwan-santriwati yang di mana para hafidz- hapidzah, mereka telah menyelesaikan satu Al Qur'an penuh. Dengan hasil jerit payah mereka masing masing.
Para santriwan-santriwati, sudah menunggu di hadapan panggung. Acara pun langsung di mulai.
"Seperti tahun tahun sebelum nya, pesantren Mustafa Nurul Yaqin, selalu memiliki santri-santri yang cerdas dan yang membanggakan di setiap tahun nya."
"Dari hasil peroleh banyak santri yang telah menyelesaikan satu mushaf penuh, Dan saya akan memanggilkan santriwan-santriwati membaganggakan tersebut untuk naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan."
" Pertama, Fauzia salsabila, Usia 19 tahun asal surabaya kategori 30 juz."
" kedua, Arkan pratama, Usia 21 tahun asal bogor kategori 30 juz."
"Ketiga, Fikri amarudin, Usia 20 tahun asal makasar kategori 30 juz."
"Keempat, Rifa zakiyah, Usia 19 tahun asal cianjur kategori 30 juz."
"Kelima, Aisyah fahira al jauhary, Usia 18 tahun asal jakarta kategori 30 juz."
"Dan yang terakhir Farah mahira, Usia 18 tahun asal balik papan kategori 30 juz."
"Silahkan untuk nama nama yang di sebutkan, untuk naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan dari pengasuh pondok pesantren Mustafa Nurul Yaqin."
Aisyah bangkit dari kursinya, dia berjalan menuju atas panggung, senyum nya terus merekah antara sedih atau bahagia, karena dia tidak menyangka, dia bisa secepat ini menyelesaikan satu mushaf penuh.
"Semua yang berada di atas panggung ini kalian semua hebat, tidak yang berada di panggung saja kalian semua hebat, kalian bisa menbanggakan kedua orang tua kalian dengan ini buktikan kepada orang tua kalian bahwa kalian bisa, terus berjuang memperkuat hapalan kalian,jangan berhenti untuk murojaah, karena mushaf ini bisa membawa 7 orang terdekat kamu menuju jalan surga." Ucap dan sekaligus nasehat dari Abah ya'i Zaenal.
Tak terasa semua tamu undangan meneteskan air mata, begitupun kedua orang tua aisyah yang menangis tak henti henti karena anak nya yang selama ini berjuang untuk menjadi seorang penghapal al qur'an.
"Yah, itu anak kita." Dan di angguki oleh ayah fatir sambil mengelus punggung bunda salma.
"Kita akan mendengarkan sepatah dua patah kata dari salah satu santri."
Aisyah terpilih untuk memberikan inovasi atau motivasi nya untuk semua orang.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, pertama-tama saya tak henti henti nya bersyukur kepada allah swt terima kasih, engkau telah memberi amanah kepada aisyah untuk menjadi seorang penghapal al qur'an, dan terima kasih untuk kedua orang tau saya dan umi abah, telah mendidik aisyah sampai seperti ini, karena tanpa kalian, dan didikan kalian, aisyah tidak bakal seperti ini, dan terus buat para penghapal lain nya, terus semangat untuk meraih apa yang kita ingin kan yang selanjutnya sukses terus." Ucap aisyah sambil menunjukan piala yang ia bawa dan berucap." Piala ini untuk kedua orang tua saya, ayah dan bunda. Ayah, bunda ini untuk kalian" Aisyah, menangis dan langsung turun untuk memeluk kedua orang tua nya.
"Bundaa ayah." Aisyah memeluk kedua orang tua nya sambil berjongkok karena orang tua nya sedang duduk.
"Kamu hebat nak, bunda ayah bangga sama kamu." Bunda salma mengelus Kepala aisyah dan tak henti henti nya mengecup kening aisyah.
"Kamu hebat sayang ayah bangga sama kamu." Aisyah tak henti henti nya menangis tidak bisa berkata-kata lagi.
Tak lupa juga ada Gus Faiq yang menyaksikan acara ini dia tersenyum kagum dan meneteskan air mata nya namun langsung di tepis oleh Gus Faiq, karena atas penghargaan yang di dapatkan oleh aisyah. Tak menyangka aisyah beberapa hari lagi aisyah akan menjadi istrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
GUS KU TETANGGA KU
Fiksi RemajaAisyah gadis yang memiliki paras yang cantik dan pandai, dan juga seorang tahpidz, karena dia ingin meneruskan hapalannya. Dia inisiatif dan kemauan nya sendiri, untuk masuk pondok pesantren sekalian memperdalam ilmu agama. Setelah itu aisyah di jod...