[ 𝚘 𝚗 𝚐 𝚘 𝚒 𝚗 𝚐 ]
Yₒᵣᵤ ₙₒ Cₕₒᵤcₕₒᵤ
『よるのちょうちょう』
"Hai, sayang. Apa kabar? Bagaimana harimu tanpaku? Semoga dalam keadaan sehat selalu, ya. hehe ... Hai (again). Mungkin surat ini terkesan alay dan lebay, tapi aku hanya ingin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Irene." panggil seseorang membuat Irene berbalik badan.
Irene menatap tubuh orang itu dari ujung rambut hingga kaki dengan raut wajah datar berlari ke arahnya.
Seorang perempuan berhenti tepat di depan Irene sembari membungkuk dengan deru nafas memburu serta peluh yang keluar dari kening disekanya pelan.
"Haduh, lo jalannya cepet banget." keluhnya sambil berkacak pinggang setelah mengambil nafas panjang lalu dibuang paksa.
"Apa?" tanya Irene.
"Udah lama nih gak jalan berdua bareng gue. Bagaimana kalau kita pergi main ke Timezone?" ajaknya dengan senyum merekah.
"Gak." tolak Irene.
Senyum perempuan itu menghilang perlahan dan diganti raut wajah bingung.
"Kenapa? Ayolah!" ajaknya sekali lagi. Ia berharap kali ini Irene mau ikut dengannya.
"Makasih, tapi gue mau pergi bareng cewek gue." tolak Irene sebelum ia pergi meninggalkannya.
Setelah ditinggalkan begitu saja, raut bingung yang sebelumnya kini kembali terganti menjadi tatapan tajam.
"Sial." ketusnya.
Kedua tangannya menyilang di depan dada melihat tubuh Irene yang semakin lama semakin memudar lalu menghilang di balik tembok.
"Ditolak juga tidak apa-apa~. Akan ku sembunyikan rencanaku yang sebenarnya~." senandung seseorang yang mengubah sebagian lirik berjalan di sampingnya. Ia seperti sedang diejek.
"Win, tunggu!" titah seseorang yang berlari dan menabrak bahunya.
"Anjing! Sini lo!" hardiknya tak terima ditabrak.
Seseorang yang berlari itu berhenti lalu berbalik menatapnya dengan wajah terkejut.
"Oh, Karina? Hahaha ... Sorry, sorry, gue gak lihat." sesal orang itu.
"Yeri anjing! Sini lo!" murka Karina.
Winter menarik tangan Yeri dan keduanya berjalan meninggalkan Karina yang mengamuk.
"Udah, biarin aja." sahut Winter.
"Kasihan, ya. Mana masih muda." cemooh Yeri.
"Dia kalau habis ditolak emang kayak gitu." sindir Winter membuat Yeri tertawa.
