" よるのちょうちょう "
『Yₒᵣᵤ ₙₒ Cₕₒᵤcₕₒᵤ』˜"*°•.˜"*°• ⁿⁱᵍʰᵗ ᵇᵘᵗᵗᵉʳᶠˡʸ •°*"˜.•°*"˜
Pagi hari yang sangat indah untuk seorang gadis menengah atas dikarenakan saat ini masih musim semi. Ia sedang berdiri di depan halte bus sambil mendengarkan sebuah lagu serta bersenandung mengikuti liriknya dengan a*rpods terpasang pada sepasang telinganya.
"Malam ini rahasia, ya. Kamu tak boleh bilang siapa-siapa! Datang kesini juga rahasia, terus sekarang mau apa?"
Sehelai daun dari pohon sakura terbang yang dibawa angin menjadi atensi pertamanya ketika membuka mata. Ia menarik kedua sudut bibirnya saat sehelai daun itu mendarat diatas telapak tangannya ketika ia menengadahkan tangan setelah jatuhnya sang daun.
"Kamu cantik, tapi sayangnya cantikku tidak suka melihatmu. Bukan tidak suka, tapi dia takut karena kamu mengingatkannya akan sang kakak yang ia sayangi." monolognya.
"Kamu tahu tidak, aku menyukai seseorang sudah dari kecil. Mungkin sejak kami masih di taman kanak-kanak. Hahaha ... Sudah lama bukan? Kamu tahu apa yang bikin aku ketawa sekaligus menangis? Jawabannya adalah ia tahu perasaanku, tapi dia sering mengelak." monolognya lagi.
Kini ia memilih untuk duduk di sana. Sepertinya ia lelah dikarenakan telah berdiri menunggu datangnya bus selama setengah jam. Sehelai daun itu masih berada dalam genggamannya.
"Kata dia kita tidak bisa. Ini semua salah, begitupun perasaanku padanya. Tidak seharusnya aku menaruh perasaan padanya, pada sahabat kecilku. Hehe ... Sakit, tapi mau gimana lagi? Mungkin memang seharusnya tidak begini. Mungkin kalau aku terlahir jadi pria dan bukan wanita, dia pasti bisa menerima perasaanku." sesalnya dengan senyum yang masih terukir.
"Benar bukan? Atau sama saja? Ia berlagak seperti pasangan. Dia manja, menangis, mencariku, kangen, ngambek, dan lainnya. Aku senang. Tentu saja senang banget lihat sikap dia yang seperti anak kecil, makanya aku selalu memanggilnya bocil. Tapi, aku bingung kenapa cintaku tertolak. Entah sudah berapa puluh kali dan jawabannya tetap sama. 'Irene, tidak sekarang! Beri gue waktu.' Hahahaha ... Kon-yol."
Ia meremuk daun itu lalu membuangnya pada tempat sampah yang tak jauh dari tempat ia duduk.
Setelah itu, ia mengeluarkan ponselnya pada saku almamater, kemudian mengirimkan pesan pada kontak seseorang yang ia beri nama "peri kecil ayah ✨". Pesan yang ia kirimkan sebelumnya belum dibalas apalagi dibaca.
Pesan saja tidak dibalas, apalagi perasaan. Eh?
Ia mengirimkannya dua bubble chat, lalu dibalas sang penerima dengan cepat. Tapi kita tidak sedang membicarakan pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yₒᵣᵤ ₙₒ Cₕₒᵤcₕₒᵤ
Fiksi Penggemar[ 𝚘 𝚗 𝚐 𝚘 𝚒 𝚗 𝚐 ] Yₒᵣᵤ ₙₒ Cₕₒᵤcₕₒᵤ 『よるのちょうちょう』 "Hai, sayang. Apa kabar? Bagaimana harimu tanpaku? Semoga dalam keadaan sehat selalu, ya. hehe ... Hai (again). Mungkin surat ini terkesan alay dan lebay, tapi aku hanya ingin...