" jealousy "

78 13 31
                                    

“ よるのちょうちょう ”
『Yₒᵣᵤ ₙₒ Cₕₒᵤcₕₒᵤ』

˜"*°•.˜"*°• ⁿⁱᵍʰᵗ ᵇᵘᵗᵗᵉʳᶠˡʸ •°*"˜.•°*"˜

Disaat orang-orang dengan setelan jas berlalu lalang di belakang tubuhnya, Jihyo tetap menelepon video sang kekasih seakan ia tak menghiraukan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disaat orang-orang dengan setelan jas berlalu lalang di belakang tubuhnya, Jihyo tetap menelepon video sang kekasih seakan ia tak menghiraukan mereka.

[["Bayi, kamu ngapain di kantor papa kamu?" tanya Irene.

Tiba-tiba Irene melihat dua tangan pria memegang pundak kekasihnya. Hampir saja ia memarahi pria itu sebelum mendengar suaranya.

"Hey, kamu mau bawa mana berkas itu?" tanya pria itu pada seorang wanita.

"Ah, ini diminta pak Kim untuk menaruhnya ke loker, Tuan." jawab wanita itu.

"Oh, kirain kemana. Ya, sudah, silahkan! Oh, iya, kamu sudah makan?" tanyanya lagi dengan nada khawatir.

"Belum, Tuan."

"Ck! Sudah saya bilang jangan telat makan. Guys!" panggil pria itu.

Para manusia yang berlalu lalang berhenti lalu menatapnya.

"Saya meminta maaf sudah menyulitkan kalian hari ini. Kalian bisa berisitirahat sekarang!" titah pria itu.

"Tapi, bagaimana dengan kerjaannya, Tuan?" tanya seseorang dengan tangan terangkat, lalu turun perlahan.

"Setelah kalian puas istirahatnya, kalian bisa melanjutkannya." jawab pria itu dan sorakan kesenangan terdengar menyeluruh.

"Sayang, kamu udah makan?" tanya pria itu sembari mengelus lembut pipi Jihyo.

"Udah, Pa." jawab Jihyo dengan mata terpejam menikmati elusan pada pipinya.

Ayah Jihyo sedikit membungkukkan badannya sehingga wajahnya bisa terlihat di kamera.

"Oh, Mina-san sedang pulang ke rumahnya karena ibunya sakit, jadi Jihyo ikut dengan saya." jawab ayah Jihyo atas pertanyaan yang Irene lontarkan sebelumnya.

[["Oh, gitu, ya." ucap Irene.

"Iya, Sayang." balas Jihyo. Kepalanya menengadah untuk melihat wajah ayahnya.

"Papa." panggilnya.

Ayah Jihyo menundukkan kepalanya, "Iya? Kenapa, Sayang?"

"Aku ke ruangan Om Kim dulu, ya." izin Jihyo yang diangguki pelan.

"Oh, tunggu." ucap ayahnya.

"Kim!" seru ayah Jihyo memanggil asistennya.

"YA?" sahut asisten ayah Jihyo.

"Pinjam ruanganmu dulu!" teriak ayah Jihyo.

"YA, PAKAI SAJA!" balas asistennya dengan suara yang tak kalah besar.

Yₒᵣᵤ ₙₒ CₕₒᵤcₕₒᵤTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang