Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto sensei
NejiSaku's present
Setelah memastikan pintu terkunci, tubuh Sakura merosot dan bersandar pada pintu. Ia memeluk lututnya kembali mencerna apa yang baru saja terjadi. Air mata yang sejak tadi di tahannya kini menyeruak di iringi isakan kecil.
Jujur saja saat ini Sakura takut akan perasaannya sendiri. Mati-matian ia berusaha menghilangkan perasaan berdebar terhadap kakaknya sendiri, namun kali ini rasa itu kembali hadir lebih besar dari apa yang ia rasakan beberapa tahun terakhir. Sakura menyadari perasaan romantis yang ia rasakan terhadap Neji sejak pertama kali dirinya berkenalan dengan lelaki itu, pada saat Sakura berada di tahun pertama SMA , saat itu dirinya menjemput Sang kakak ke bandara karena Neji memutuskan menghabiskan libur kuliahnya di Konoha. Dan ketika Neji memeluknya dengan erat Sakura tau perasaan berdebar itu berkembang ke arah yang lebih romantis.
Sakura paham posisinya, ia tak mungkin bisa mengembangkan perasaan itu terhadap Neji, biar bagaimanapun mereka tetaplah saudara yang terikat secara hukum. Tapi kali ini Sakura sudah tak bisa lagi menahan gejolak itu, karena semakin ia menahannya semakin terasa sesak yang Sakura rasakan.
Mungkin Neji menciumnya hanya karena sedang mabuk dan terbawa suasana ,tapi bagi Sakura sesuatu seperti berciuman merupakan salah satu hal terpenting bagi hidupnya.
"Bu maafkan aku"
Kata itu terucap sebelum Sakura jatuh tertidur.
Pagi-pagi sekali Sakura bangun agar bisa menghindari Neji, ia belum siap menatap wajah kakaknya. Setidaknya ia membutuhkan waktu untuk menyiapkan hatinya terlebih dahulu.
Namun prediksi Sakura salah ketika mendapati Neji sudah duduk di meja makan dengan kedua matanya fokus pada koran yang di bacanya. Di meja terdapat dua cangkir berisikan kopi hitam untuk Neji dan susu untuk Sakura dan dua piring roti bakar yang mungkin telah di siapkan Neji beberapa waktu lalu.
Fokus Neji teralihkan ketika siluet Sakura melewati meja makan yang tak jauh dari kamar Gadis itu.
"Sakura kenapa terburu-buru sekali?"
Sial
Neji menyadarinya, padahal Sakura sudah berjalan sepelan mungkin. Gadis itu berhenti lalu memilih bergabung di meja makan bersama Neji. Jantung Sakura berdegup dengan kencang, semoga Neji tak dapat mendengarnya.
"Selamat pagi kak"
Neji hanya mengangguk tanpa menatap Sakura, "makanlah rotinya. Bukankah ini hari pertama kau magang?"
Sakura mengangguk lalu menggigit roti bakar berselai coklat favorinya. Dalam hatinya ia berharap Neji tak membahas kejadian semalam.
"Setelah selesai sarapan, nanti aku akan mengantarmu ke perusahaan linked" ucap Neji dengan mata yang masih terfokus ke koran.
"Tidak usah kak, aku akan naik bis saja"
"Aku tidak menerima penolakan "
Sakura mengangguk lalu kembali memakan sarapannya.
"Oh ya soal semalam---" ucapan Neji terhenti kali ini ia menatap Sakura, namun sepertinya gadis itu tak mendengar ucapannya karena fokusnya pada ponsel yang berada di genggamannya, sesekali Sakura tersenyum pada ponsel setelah mengirim balasan pada pesannya.
"Tadi kakak bilang apa?" Tanya Sakura memasukan kembali ponselnya pada tas slempang .
"Bukan apa-apa " Neji menandaskan kopi hitam kemudian meraih jas beserta tas kerjanya yang di letakan di kursi samping.

KAMU SEDANG MEMBACA
Together
RomanceAwalnya kehidupan Sakura terasa biasa-biasa saja, sampai ketika sang Ibu memperkenalkannya pada sosok Pria dewasa yang akan menjadi Ayah barunya. Kehidupan Sakura berubah ketika ia merasakan debaran pada jantungnya terhadap Sosok yang akan menjadi s...