| 10 | Selamat hari Ayah, Abang

56 14 4
                                    

Suara klakson yang tak asing menyadarkan Akash yang sedari tadi melamun akibat memikirkan tugas yang entah kapan selesainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara klakson yang tak asing menyadarkan Akash yang sedari tadi melamun akibat memikirkan tugas yang entah kapan selesainya.

"Assalamualaikum!" Seru Paman Aben yang sudah berdiri di depan pintu.

"Waalaikumsalam!"

"Eh, Aben, kamu darimana?" Ibu yang baru saja membuka pintu langsung menyambut Paman Aben dengan sebuah pertanyaan.

"Aku baru dari bengkel, Mbak, beli aki motor, terus mampir kesini sebentar." Ibu manggut-manggut paham mendengar jawaban Paman Aben.

"Tunggu ya, Mbak akan buatkan kopi dulu."

Ibu bergegas pergi ke dapur, membuatkan kopi untuk Paman Aben. Setelah kurang lebih 3-4 menit berada di dapur, Ibu segera kembali keluar dengan nampan kecil yang sudah disinggahi secangkir kopi di atasnya.

"Yang di luar itu Paman Aben, Bu?" Akash yang sedang tengkurap di ruang tengah seketika melontarkan pertanyaan saat Ibu kembali masuk dengan nampan yang sudah kosong.

"Iya, Nak." Ibu menjawab sambil tersenyum.

Setelah mendapat kepastian jawaban dari Ibu, Akash segera membereskan buku serta pensilnya, lalu membawa keluar dimana Paman Aben berada.

"Paman,"

"Eh, Akash. Kemari, duduk di samping Paman." Paman Aben menepuk tempat kosong di sampingnya, bermaksud agar Akash duduk di tempat itu.

"Oh ya, dimana Adin?"

"Abang sedang pergi ke rumah Koh Aceng, katanya ada yang mau dibicarakan dengan temannya." Jawab Akash setelah mendudukkan bokongnya di samping Paman Aben.

"Teman? Sejak kapan Abangmu punya teman?" Paman Aben terkekeh membuat Akash melirik tajam.

"Akash juga tidak tahu, kalau tidak salah nama temannya... William."

Brusshh.

Akash bingung, kenapa tiba-tiba Paman Aben menyemburkan kopi yang sedang diseruputnya, bahkan cipratannya sedikit mengenai anak itu.

"Paman!" Akash berteriak.

"Maaf, Paman tidak sengaja." Paman Aben sontak langsung mengelap wajah Akash yang sedikit terkena cipratan kopi dengan tangan lebarnya.

"Lihat itu," Akash menunjuk noda-noda kopi pada lantai di depannya.

"Lantainya kotor karena Paman." Lanjut Akash.

"Iya-iya, nanti Paman yang membersihkannya." Akash tak merespon, lalu membuka bukunya dan berjuang lagi mengerjakan tugas.

"Akash sedang mengerjakan apa?" Tanya Paman Aben sambil menyalakan api pada sebatang rokok miliknya.

"Akash sedang mengerjakan tugas. Sebenarnya, Akash sudah mengerjakan tugas itu tadi siang dengan teman Akash, tapi Akash ragu, jadi Akash menghapusnya dan berniat mengerjakan ulang." Akash bercerita sambil menatapi lembaran kosong yang dipenuhi bekas pensil meskipun sudah dihapus.

Bunga Kertas Untuk "BAPAK"  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang