His nonna is everything to him. Theo yang sedari kecil tak pernah bertemu ibunya itu hanya memiliki nonna sebagai figur ibu dihidupnya dan sekarang kabar dari ayahnya jika nonna sakit cukup membuat harinya berantakan.
Laki laki itu sudah duduk di menara burung hantu sejak pukul empat tadi hingga sekarang belum juga beranjak. Entah berapa puntung rokok yang sudah dihabiskannya selama dia duduk disitu, membaca berkali kali surat yang ditulis oleh Faustus Nott, ayahnya.
Suratnya bertuliskan:
Dear Teddy,
Nenekmu berada di St. Mungo sekarang, jantungnya lemah dan tak sadarkan diri.
F.N
Pertama, Theo benci jika ayahnya memanggilnya dengan sebutan Teddy karena nama panggilan itu hanya digunakan oleh ibunya yang sudah lama tiada. Kedua, Faustus Nott adalah orang tua yang sangat buruk, bahkan ia tak peduli menanyakan kabar anaknya atau untuk memastikan lewat kata kata jika Theo tak perlu khawatir setelah membaca surat itu.
Disisi lain, gadis berambut pirang itu tengah berkeliling mencari satu satunya teman yang dia miliki untuk menunjukkan hasil ujian ulangnya dengan profesor Slughorn.
"Have you seen Nott?" tanyanya pada murid acak yang memakai dasi dan jubah hufflepuff dan anak itu menggelengkan kepalanya.
"Kau melihat Nott?" tanyanya lagi, kali ini pada seorang gadis Ravenclaw. Gadis itu memberikan respon yang sama seperti anak sebelumnya, yaitu gelengan kepala.
Kaia melihat gerombolan laki laki yang biasanya bersama Theo atau bisa juga disebut anak satu asramanya. Sebenarnya Kaia enggan menghampiri mereka, tapi dia sangat ingin menemui Theo jadi dia memutuskan untuk melakukannya.
"Kalian melihat Nott?" tanya Kaia dengan nada yang lembut dan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menyinggung mereka.
"Kenapa kau tidak meninggalkannya sendirian? Dia tidak perlu masalahmu disaat seperti ini, Newton," ucap Malfoy dengan nada yang sangat ketus dan menatap Kaia jijik seolah dirinya adalah makhluk paling rendah. Diikuti oleh Mattheo yang sedang menahan tawa seolah situasi ini lucu.
"Why can't you shut the fuck up for once, Malfoy?" sahut suara seseorang dari belakang Kaia.
"Rambut mangkok, sedang mencari penis lain?" balas Tom Riddle menyeringai. Kaia tahu siapa yang mereka maksud dengan "Rambut mangkok"
Kaia membalikkan badannya mendapati Pansy Parkinson dibelakangnya sedang membuat gestur vulgar pada Tom. Tangannya mengepal seolah menggenggam sesuatu dan digerakkan maju mundur didepan mulutnya yang membentuk "O" dan lidahnya yang mendorong dinding mulutnya hingga membuat tonjolan pada pipinya.
Parkinson membuat gestur blowjob, ujar Kaia didalam hatinya, hendak tertawa namun dia menahannya. Sudah menjadi rahasia umum bagi anak anak Slytherin jika Pansy Parkinson adalah gadis bermasalah seperti Kaia, bedanya Pansy berasal dari keluarga terhormat sedangkan Kaia dari keluarga pureblood biasa. Namun Pansy tak pernah tertangkap sedang menghisap Kokain dikelas kosong ditahun keempatnya seperti Kaia.
Tapi Pansy menjadi bahan olok olokan mereka karena Malfoy mempertontonkan fotonya yang sedang berlutut dihadapan Malfoy, yang wajahnya tepat didepan penis Malfoy.
"Nott ada di menara burung hantu, aku melihatnya tadi," kata Pansy mengalihkan pandangannya pada Kaia.
Kaia mengangguk sekali dan mengucapkan, "terima kasih." Lalu dia segera pergi ke menara burung hantu membawa hasil ujiannya.
***
Melihat gadis pirang yang familiar dimatanya menaiki tangga menara, Theo cepat cepat mematikan rokoknya, menginjaknya hingga padam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melancholy || Theodore Nott
FanfictionSlytherin boys series #3 Mereka bersatu bagaikan badai yang berakhir. Kaia Newton seorang gadis Slytherin yang tak pernah berbaur dengan murid murid lain, tak pernah terlihat seolah mantra menutupinya, tak pernah dihiraukan seperti bayangan. Dan The...