Malam itu menjadi malam yang sangat meriah di ruang rekreasi Slytherin karena mereka menjadi tuan rumah pesta malam Halloween. Para asrama lain juga diundang ke pesta itu termasuk Gryffindor.
Kaia sudah mulai bosan melihat Pansy terus memandangi dirinya didepan cermin dengan kostum Mia Wallace nya dari film Pulp Fiction.
"Pans, ayolah, poni mangkukmu itu sudah mirip," gerutu Kaia berdiri dari tempat tidurnya, berjalan menuju pintu.
"Lebih baik poni mangkuk dari pada tidak berdandan sebagai apapun," ucap Pansy menyindir Kaia. Kaia terlalu malas untuk mencari kostum hanya untuk satu malam ini saja. Jika seseorang bertanya; "Kau jadi apa?" Dia akan menjawab; "Menjadi diriku sendiri."
Saat mereka meninggalkan asrama untuk pergi ke ruang rekreasi, mereka sangat terkejut melihat ruangan itu yang seketika diubah menjadi seperti pub. Alkohol dimana mana, lampu gemerlap dan musik berdentum keras ke sepenjuru ruangan. Pastinya mereka memasang mantra agar suara tidak keluar dan terdengar oleh para profesor.
"Mereka benar benar gila pesta," ujar Kaia pelan. Mereka mulai menyusuri lautan manusia yang memenuhi ruang rekreasi asrama mereka. Tapi Pansy memilih untuk berpisah saat Kaia ingin bergabung dengan para Slytherin lain–Draco dan teman temannya.
"Aku di sofa jika kau membutuhkanku," ucap Kaia berteriak agar Pansy bisa mendengar suaranya. Pansy mengangguk dan memisahkan diri dari Kaia.
Kaia berjalan menuju sofa melihat Theo bersama teman temannya namun Theo terlihat diam hanya menyimak pembicaraan teman temannya.
Theo memutar pandangannya dan saat dia menemukan Kaia, laki laki itu benar benar terkejut. Dia terkejut bukan karena berharap jika Kaia tidak akan datang, dia terkejut karena pakaian Kaia. Theo mengutuk dalam hatinya, matanya tak berpaling dari tubuh kecil itu.
"Roknya terlalu pendek, atasannya, fuck..." keluh Theo didalam batinnya. Rok Kaia benar benar pendek hingga jika gadis itu menunduk sedikit saja, pantatnya akan mengintip. Atasannya sangat ketat memeluk tubuhnya hingga membuat dadanya menyembul.
Untungnya Kaia menempatkan dirinya untuk duduk disamping Theo. Sontak Theo langsung meletakkan tangannya disandaran sofa, dibelakang pundak Kaia, menandai jika Kaia adalah teritorinya. Dia tahu pesta ini akan sangat kacau, banyak orang mabuk dan Theo tidak mau Kaia diganggu oleh anak asrama lain.
Theo memainkan jarinya, memuntir ujung rambut Kaia dengan pelan agar gadis itu tidak sadar. Theo yakin jika gadis itu mengeriting rambutnya sebelum keluar.
"Let's play spin the bottle," Mattheo menyarankan membuat semua orang disekitar meja itu bersorak setuju.
Theo melirik Kaia, memberi isyarat seperti; "Kau ikut?" Dan itu membuat Kaia mengangguk pelan.
"Peraturannya mudah, botol yang mendarat pada orang pertama akan memberikan tantangan dan orang kedua akan melakukan tantangan. Kalian bisa memilih lakukan tantangan atau minum. Jadi pastikan tantangan kalian sangat sangat menantang, dan orang terakhir yang paling mabuk akan mendapatkan hukuman membereskan kekacauan ruang rekreasi ini besok lagi," jelas Mattheo. Semua orang mengangguk paham. "Get them drunk, baby!" Mattheo bersorak, permainan pun dimulai.
Mattheo mulai memutar botol bekas minuman. Semua orang fokus melihat kapan botol itu akan berhenti berputar. Melihat semua orang senyap dibagian meja membuat Kaia tersadar jika seperti ini rasanya bergaul dengan banyak orang. Matanya berbinar melihat satu persatu wajah orang orang disekelilingnya hingga botol itu berhenti dan menunjuk pada Draco Malfoy.
Putaran kedua untuk orang yang diberikan tantangan. Mattheo memutar botol itu lagi dan berakhir menunjuk Blaise Zabini.
Draco Malfoy tertawa terbahak bahak seolah dia memiliki tantangan yang sangat menantang untuk Blaise.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melancholy || Theodore Nott
FanfictionSlytherin boys series #3 Mereka bersatu bagaikan badai yang berakhir. Kaia Newton seorang gadis Slytherin yang tak pernah berbaur dengan murid murid lain, tak pernah terlihat seolah mantra menutupinya, tak pernah dihiraukan seperti bayangan. Dan The...