11

28.4K 1.9K 20
                                    

Tak pernah terlintas dibenak Rafa jika suatu  hal yang dari dulu ia tutupi akan terbongkar pada hari ini  juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak pernah terlintas dibenak Rafa jika suatu  hal yang dari dulu ia tutupi akan terbongkar pada hari ini  juga. Rafa merasa jika ia sanggup melewati masalah masalah yang menimpanya di sekolah. Mulai dari tindakan pembullyan terhadapnya, teman-temannya yang suka semena-mena padanya, bahkan guru-guru pun seakan-akan menganggap angin lalu ketika ia melaporkan kejadian ini.

Rafa sebenarnya juga ingin melawan tapi ia kalah saing. Toni jelas mempunyai beberapa teman dan keluarga di belakangnya. Jika dilihat dari faktor ekonomi dan kekuasaan keluarganya dengan keluarga Toni. Jelas lebih unggul keluarga Toni. Rafa tidak ingin membuat masalah dengan orang-orang seperti itu. Malah tambah runyam nanti.

Yang tidak diketahui Rafa, sebenarnya ia pun juga memiliki orang-orang yang berada di belakangnya. Selain ibu dan ayahnya, tentu saja ada keluarga Alarick dan keluarga Ganendra. Belum juga ketujuh abangnya yang sangat menyayanginya. Keluarganya Toni memang lebih berkuasa jika dihadapkan dengan keluarganya sendiri. Namun jika dihadapkan dengan keluarga dengan marga Alarick dan Ganendra, keluarga Toni sama sekali bukan tandingan mereka.

Rafa tidak memikirkan semua itu, dari dulu ia sudah berusaha menguatkan dirinya untuk tetap berada di sekolah itu sampai lulus, Rafa baru kelas 10. Dan semoga ia betah di tengah-tengah lingkungan yang jelas-jelas tidak berpihak padanya.

SMA PELITA, nama sekolah Rafa. Dan itu adalah sekolah pilihan orang tuanya. Tentu saja Rafa sebagai anak yang penurut, menuruti apa yang dikatakan oleh orang tuanya.

Dan pasti setelah orang tuanya mengetahui kabar ini, orang tuanya pasti menyalahkan diri mereka sendiri atas apa yang putra tunggal mereka alami akhir-akhir ini.

James melangkah mendekati putra-putranya, berdiri dengan sedikit berjarak dengan Rey. Sedangkan Rey sendiri berdiri tepat di samping Cakra.

"Katakan Rey." Suara tegas penuh wibawa keluar dari mulut James. Ia mulai paham dengan situasi saat ini, kedatangan Rey pasti akan melaporkan sesuatu.

Saat Rey menghadap langsung ke arah Cakra, ia sudah mengetahui itu jika Cakra lah yang menyuruh Rey. Sepertinya Cakra langsung bertindak tanpa berunding dulu dengan mereka. Dan James mengakui jika langkah yang ditempuh oleh Cakra benar-benar sangat berguna, ia menyetujui apa yang putra sulungnya lakukan.

Semua orang menitikkan fokus mereka ke Rey, kecuali Rafa. Melihat tidak ada satu pun tatapan yang mengarah padanya, tanpa pergerakan banyak dan meminimkan suara bising dari pergerakan yang saat ini ia lakukan yaitu menyembunyikan dirinya dari dalam selimut, menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut untuk kabur dari masalah ini. Rafa tidak sanggup jika harus melihat respon mereka jika sudah mengetahui kabar ini.

Sekarang beralih ke keluarga. Dirga melipatkan tangannya di depan dada, menunggu informasi dari Rey, bodyguard dari keluarga Ganendra. Sebenarnya untuk mencari informasi-informasi seperti ini tentu mudah bagi keluarganya, berhubung Ganendra sudah mengambil langkah ini terlebih dahulu, maka mereka tinggal menunggu informasi dari Rey. Sisanya biarkan keluarga Alarick yang menanggungnya. Jika memang ada masalah yang melibatkan Rafa, tak segan-segan Dirga membalas orang-orang yang mengganggu Rafa, seorang anak yang menjadi kesayangan semua orang.

Rafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang