"Mommy," panggil Refan mulai berjalan mendekat pada dua sosok manusia yang interaksinya sangat tidak dapat dipercaya. Rafa mengikuti jejak Refan. Dan sampailah mereka di depan Elisa dan Lea.
"Loh, udah pulang," ucap Elisa yang kini mengalihkan perhatiannya dari Lea ke anaknya.
"Bentar, mom beresin ini dulu," imbuh Elisa mulai fokus kembali dengan acara mengobati Lea. Hampir selesai, setelah itu Elisa tidak akan ada urusan lagi dengan Lea.
Mengetahui ada salah satu putra dari Ganendra, Lea mulai mencuri pandang ke Refan. Tapi saat tatapannya bertemu dengan tatapan Rafa, Lea menjadi sedikit sinis.
Lea masih ingat dengan apa yang ibunya katakan untuk bersikap biasa saja dengan Rafa meskipun Rafa adalah anak kesayangan keluarga ini. Untuk apa, lagi pula derajat ia dan Rafa sama kan. Sama sama anak maid. Rafa hanya beruntung saja, dan setelah ini ia yang akan beruntung juga.
Suara tapakan kaki menggema di dalam ruang tamu. Atensi semua orang teralihkan pada sumber suara. Suara itu berasal dari Dahlia yang sedang membawa segelas air. Berjalan melewati Refan dan Rafa.
Dahlia menekuk lututnya dan menumpukannya di lantai. Dengan hati-hati ia meletakkan gelas tersebut di atas meja.
"Atas permintaan anda nyonya," ucap Dahlia sembari menundukkan kepalanya.
"Ya, beri ke Lea," ucap Elisa yang tak mengalihkan fokusnya pada tangan Lea yang terluka.
Dahlia menurut. Diambillah gelas tersebut lalu diarahkan ke mulut Lea. Lea meminumnya sampai tandas. Sedangkan Dahlia memasang senyum puas melihat kejadian ini. Wow, di luar dugaan.
Sepertinya hanya Refan dan Rafa saja tidak paham dengan situasi seperti ini. Apalagi Rafa. Melihat mommy yang selalu memberi perhatian penuh padanya, kini harus berbagi dengan anak itu. Sebenarnya tidak apa apa, hanya saja rasa nyeri di lubuk hatinya tak terelakkan.
Rafa benci dengan pikirannya. Tapi, apakah masa nya di mansion ini sudah habis? Apakah orang lama akan tergantikan dengan orang baru?
"Nah sudah selesai. Dahlia, selalu periksa perkembangan tangan Lea yang terluka oke. Nah, kamu bisa tidur untuk sekarang. Terimakasih sebelumnya. Dahlia, bawa Lea," perintah Elisa pada Dahlia setelah menyelesaikan urusannya.
"Terimakasih nyonya Elisa," ucap Lea dengan suara selembut mungkin. Tak mempedulikan luka di tangannya, ia lebih memilih menampilkan muka polosnya pada Elisa.
"Seharusnya aku yang berterimakasih," sanggah Elisa sembari merapikan alat-alat yang telah ia pakai barusan.
"Tidak apa apa nyonya, Lea anak yang begitu baik. Hal seperti ini bukan masalah besar bagi kami," imbuh Dahlia seraya mengelus surai Lea. Memperlihatkan kasih sayang antara ia dan Lea pada Elisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafa
Fanfiction[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia dengan senang membantu pekerjaan orang tuanya. Ayahnya sebagai tukang kebun di kediaman ALARICK dan i...