48

5.9K 602 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






“Mau mampir ke suatu tempat?” tanya Refan pada Rafa yang berada di belakangnya. Saat ini ia sedang membonceng Rafa. Mereka baru saja pulang sekolah. Beberapa hari telah berlalu dan kini saatnya Rafa kembali tinggal di mansion Ganendra. Maka dari itu, Refan pulang bersama Rafa.

“Mmm Rafa mau beli buah,” ucap Rafa mengutarakan keinginannya. Sebelum ia sampai di mansion Ganendra, sudah sepantasnya Rafa membawa buah tangan untuk keluarga Ganendra. Rasanya tidak enak saja jika masuk ke sana tanpa membawa apa-apa. Apalagi mereka telah berjasa menjaga dirinya di kota besar ini yang ia sendiri sama sekali tidak memiliki sanak saudara. Rafa benar-benar sendiri di kota ini selama orang tuanya pulang kampung.

“Tumben beli,” sahut Refan di tengah-tengah ia menyetir sepeda motornya. Refan akan mengantarkan Rafa untuk membeli beberapa buah sesuai keinginan Rafa.

“Nanti Rafa mau makan bersama mommy,” balas Rafa mengatakan niatannya. Elisa menyukai buah strawberry. Ia akan membelikan mommy nya buah itu. Biasanya mommy nya akan bersedih ketika ia menemui mommy nya itu. Mengadu jika Elisa begitu merindukan Rafa sembari menampilkan ekspresi sedihnya. Rafa tak mau mommy nya bersedih, maka dari itu ia ingin membeli buah kesukaan mommy nya dan berniat memakannya bersama mommy nya. Harap-harap mommy nya itu tak bersedih.

Refan tak lagi menyahuti  ucapan Rafa. Refan fokus menyetir sepeda motornya. Sesuai keinginan Rafa, Refan akan mengantarkan Rafa ke tempat penjualan buah.







….







“Lihat ini abang, banyak,” seru Rafa memperlihatkan buah yang ia beli. Tak hanya strawberry saja. Ada anggur, apel dan juga melon. Tapi tak ayal Rafa membeli cukup banyak strawberry, dapat dibayangkan ekspresi mommy nya itu akan sangat senang.

“Tidak apa-apa membeli dengan uangmu sendiri? Sini biar abang ganti,” balas Refan dengan topik yang berbeda. Buah yang dibeli Rafa tidak sedikit. Tadi ia sudah inisiatif membayar semua belanjaan Rafa. Tapi Rafa  mencegahnya dan memilih membayar sendiri.

“Engga usah abang, uang Rafa banyak. Mommy daddy dan abang-abang Rafa memberi uang saku untuk Rafa. Mereka, keluarga Alarick. Entah kenapa mereka semua memberi Rafa uang saku, padahal kan cukup salah satu dari mereka saja kan ya bang. Rafa kan jadi kaya dadakan kalau seperti itu,” balas Rafa dengan enteng. Rafa yang membalas ucapan Refan dengan memandangi buah-buahnya mana tahu jika ucapan Rafa tadi membuat Refan jengkel.

Biasalah itu, merasa tersaingi. Dengan ekspresi malasnya, Refan mengikuti arah jalan Rafa. Mereka akan pulang setelah membeli buah-buah itu.

Kini mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang.




Selang beberapa menit, mereka berdua sudah sampai di halaman mansion Ganendra. Rafa berdiri di depan pintu mansion, menunggu kedatangan Refan yang tengah memarkirkan sepeda motornya di garasi.

Rafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang