Di ruang tamu keluarga Alarick.
Rafa sudah duduk bersama dengan keluarga Ganendra.
"Selamat datang di mansion kami," sambut Vania dengan senyum manisnya. Vania memang tau kedatangan teman nya, Elisa. Karena Elisa mengabarinya. Dan Vania tak memberi tau anak-anaknya. Alhasil raut muka empat anak anaknya benar-benar mendung.
Sangat berbanding terbalik dengan anak-anak Elisa yang menampilkan raut muka tenang.
"Mommy, maaf. Rafa repotin kalian ya?" ucap Rafa dengan rasa sungkan. Ia tak pulang-pulang sampai keluarga Ganendra yang menjemput nya ke sini.
"Engga, apa yang kamu bicarakan. Kami menjemputmu di sini, sekalian bertemu dengan teman mommy," balas Elisa menyanggah ucapan Rafa yang merendah. Rafa tak pernah merepotkan mereka sama sekali.
"Betul, mommy rindu sangat dengan teman mommy," timpal Vania ikut nimbrung atas percakapan Elisa dan Rafa. Tak ada perseteruan di antara mereka. Sebenarnya keadaan yang membuat mereka saling iri satu sama lain. Dan anak anak mereka yang semakin memanaskan keadaan.
Rafa menggaruk pipinya dengan canggung. Memang ia saja yang terlalu perasa.
"Kalian akan menjemput Rafa, benar?" tanya Dirga pada keluarga Ganendra. Tak perlu berpura-pura tidak tau untuk saat ini. Keluarga Alarick malas untuk berbasa basi saat ini.
"Ya, kentara sekali ya," timpal James dengan suara penuh wibawanya.
"Ingin pulang sekarang?" tanya Elisa pada Rafa. Siapa tau Rafa ingin cepat pulang dan malu ingin mengutarakannya. Biasanya Rafa seperti itu.
"Tunggu dulu, ada yang perlu kita bicarakan," sela Vania mengisyaratkan pada keluarga Ganendra untuk tak terburu-buru.
Elisa menganggukkan kepalanya. Ia bisa memprediksi apa yang akan dibicarakan oleh Vania. Tentu saja tentang Rafa. Apalagi.
"Apa yang akan kita bicarakan di sini." James mengambil alih situasi.
"Kami hanya butuh jawaban Rafa sendiri," timpal Dirga.
Rafa yang sedang memainkan kukunya sendiri kini mengalihkan pandangnya ke arah daddynya. Bukan hanya daddy nya saja, tapi semua orang.
Rafa sekarang menjadi pusat perhatian di sini.
Ia kena lagi?
"Ada apa dad?" tanya Rafa pada Dirga. Kali ini Rafa harus melakukan apa lagi.
Dirga melirik sang istri, mengisyaratkan untuk menjawab pertanyaan Rafa.
"Jadi seperti ini," ucap Vania sengaja memotong ucapannya.
Cakra hanya duduk terdiam dengan tatapan datar menatap ke depan. Sudah mengetahui arah pembicaraan ini akan mengarah ke mana. Kita hanya perlu menunggu respon Rafa. Apakah Rafa bisa menjinakkan kedua kubu keluarga ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafa
Fanfiction[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia dengan senang membantu pekerjaan orang tuanya. Ayahnya sebagai tukang kebun di kediaman ALARICK dan i...