Rafa tengah mempersiapkan diri di depan cermin. Menata penampilannya serapi mungkin. Seragam dan peralatan sekolahnya telah dibawakan oleh ayahnya langsung tadi pagi. Setelah Rafa dan keluarga Alarick sarapan bersama, kini Rafa tinggal mempersiapkan diri.
"Rafa, mommy masuk ya. " Vania masuk ke dalam kamar Rafa dengan menenteng tas dan sepatu yang sepertinya masih baru.
"Mommy. " Jawab Rafa menghampiri Vania.
Vania meletakkan tas itu di atas meja. "Masukkan buku-bukumu ke dalam tas ini, dan pakai sepatu ini. " Perintah Vania yang kini mendudukkan dirinya di sofa.
Rafa mengamati barang-barang yang telah dibawa Vania. Benarkah barang-barang ini untuknya? Tapi untuk apa, ia masih punya tas dan sepatu yang masih bisa dipakai.
"Untuk siapa mom? " Tanya Rafa memastikan.
Vania menyenderkan punggungnya ke sofa, lalu menatap Rafa dengan santai.
"Tentu saja untukmu sayang. Vano mana mau tas itu. Tas itu cocok untukmu. Lihat, lucu seperti mu. " Jelas Vania. Meskipun umur Vano dan Rafa seumuran, tapi selera mereka berbeda. Sangat berbeda.
Rafa menunjuk dirinya sendiri. "Untukku? Tapi kan- " Ucapan Rafa langsung dipotong oleh Vania.
"Jangan membantah, pakai semua ini. Mommy baru saja membelinya. Dan tentunya memakai uang daddymu. " Vania terus terang tanpa beban.
Saat ayahnya Rafa tadi membawakan beberapa peralatan termasuk tas dan sepatu Rafa, Vania tidak sengaja melihat tas itu yang terlihat berberapa bagian yang sudah emm rusak? Dan sepatu yang bisa dibilang tidak layak dipakai.
Vania langsung membicarakan hal ini ke suaminya. Tanpa banyak basa basi, Dirga langsung memberikan sejumlah uang yang nominalnya banyak ke bodyguard, menyuruhnya untuk membelikan tas dan sepatu baru dalam waktu singkat.
"Daddy tidak marah? " Rafa takut merepotkan keluarga ini. Ya meskipun bukan dia yang meminta untuk dibelikan ini semua. Tak munafik jika ia juga menyukai tas yang baru dibelikan oleh Vania, dan juga sepatunya.
Vania menggelengkan kepala dengan senyum yang terpatri. "Yang ada jika kamu tidak memakainya, daddymu akan marah. "
Mendengar hal itu, Rafa sontak menggelengkan kepalanya. Ia tidak mau dimarahi oleh daddynya.
Rafa tidak bisa menahan ekspresi senangnya. Ia senang. Sedari dulu ia juga ingin sekali membeli tas baru. Tapi Rafa selalu berpikir ulang untuk menggunakan uangnya. Masih banyak kebutuhan yang harus ia beli. Dengan uang yang tidak seberapa ini, Rafa harus memikirkannya ulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafa
أدب الهواة[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia dengan senang membantu pekerjaan orang tuanya. Ayahnya sebagai tukang kebun di kediaman ALARICK dan i...