17

25.8K 1.5K 32
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Masih ada yg nunggu gak ya wkwkwkwk😭😭🙏🙏









Malam hari di kediaman keluarga Ganendra begitu sepi. Hanya ada Elisa yang sedang duduk di ruang tamu. Membolak-balikkan majalah yang ia baca dengan raut muka bosan. Tangannya dengan lemas membalikkan setiap lembar majalah tersebut, terkesan tidak bersemangat. Mendengar suara langkah kaki yang sedang  menuruni tangga, membuat atensi Elisa teralihkan pada sumber suara tersebut.

Ada Refan di sana yang baru saja turun dari lantai atas dengan wajah dinginnya.

"Mau kemana Refan malam-malam begini?" tanya Elisa.

"Keluar, Refan berangkat," pamit Refan pada Elisa. Setelah mengucapkan itu, Refan langsung keluar dari mansion.

Elisa menghela napas beratnya. Ia benar-benar sendirian di rumah. Ketiga anaknya keluar, suaminya lembur di kantornya. Ia tidak tau kemana perginya ketiga anaknya itu. Apalagi Cakra yang biasanya langsung pulang setelah bekerja.

Mungkin suasana hati mereka sedang buruk, ia juga sebenarnya. Alasannya ialah karena Rafa. Saat ini Rafa diajak oleh orang tuanya untuk  pulang kampung. Dimana tempat itu adalah rumah kakek neneknya. Helia meminta izin untuk mengambil cuti selama  tiga hari karena  mereka akan pulang kampung.

Elisa bertanya pada Helia alasan mengapa keluarganya tiba-tiba  pulang kampung. Ternyata alasan mereka adalah ingin menghibur Rafa. Ingin membawa Rafa ke desa tersebut untuk membahagiakan Rafa terlepas kejadian yang menimpa Rafa kemarin. Mereka ingin Rafa melupakan kejadian tersebut, meskipun mustahil, setidaknya membuat Rafa melupakan kejadian itu untuk sebentar saja.

Elisa dengan berat hati mengizinkannya. Itu bearti ia tidak akan bertemu Rafa untuk tiga hari kedepannya. Ia pasti akan rindu berat. Anak kesayangannya akan jauh darinya. Tapi ia tidak boleh egois, Rafa memang butuh hiburan untuk saat ini.

Anaknya yang mendengar kabar ini tentu marah. Bukan marah sebenarnya, tapi hanya kesal. Seperti mereka tidak bisa jauh-jauh dari Rafa meskipun hanya satu hari. Mereka sudah terlalu biasa dengan kehadiran Rafa di keluarga ini. Bahkan jika tidak ada Rafa, keluarga ini seperti kurang lengkap.

Sedari pagi raut muka ketiga anaknya sangat muram. Sikap dingin mereka muncul kembali. Biasanya akan sedikit ada aura hangat dari mereka. Tapi sekarang tidak, yang ada hanya raut muka dingin. Mungkin gara-gara ini mereka tidak pulang. Mereka masing-masing menyibukkan diri sendiri karena tidak ada adik kesayangan mereka.

Dalam keheningan yang menyelimuti suasana ruangan ini, terdengar langkah kaki seseorang yang mendekat pada Elisa. Itu adalah James. Dengan jas yang tersampir di lengannya dan tas kerja yang ditenteng menggunakan tangan satunya, James baru saja pulang dari kantornya.

Elisa berdiri dan mengambil alih tas kerja suaminya, "Kenapa penampilanmu berantakan sekali, tidak seperti biasanya." Elisa mengomentari penampilan suaminya.

Rafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang